9

748 41 1
                                    


"Gue dari awal udah terima semua sikap kasar lo gue. Lo tampar gue berkali-kali gue gak peduli. Tapi kali ini, lo keterlaluan Pelangi."—Gafar Atmaja

.
.
.

HAPPY READING! GIVE YOUR VOMENT HERE!

🌈

Akhirnya jam pulang yang ditunggu-tunggu telah tiba, serentak siswa-siswi Trisakti berbondong-bondong keluar kelas.

"Rian, Rian!" Panggilan dari sosok guru piket, membuat langkah Andrian terhenti.

Cowok itu langsung menoleh, menghadap pada guru piket. "Saya Rean pak. Kebiasaan bapak nih. Salah terus manggil saya Rian," ujar anak itu dengan santainya.

"Oala. Maaf. Sampai sekarang saya tidak bisa membedakan kalian berdua."

"Tua sih!" Celetuk Rian membuat guru itu melotot.

"Heh, mulutnya! Ya udah sana pergi!" Usirnya, jengkel dengan sifat murid yang satu itu.

Kesempatan emas, Rian segera berlari menuju parkiran. "Maafin gue ya Rean. Make nama lo tadi. Bsjsjsjsjsk."

Sedangkan...

"Rian, Rian!" Panggil guru piket saat melihat sosok yang menurutnya kali ini benar.

Yang dipanggil membalikkan tubuhnya, bersamaan dengan tangan yang menunjukkan nam tag nya. "Andrean pak. Rean. Bukan. R. I. A. N," terang Rean setengah malas. Heran, kenapa masih tidak ada yang hafal dengan wajah keduanya.

Guru piket itu terdiam sejenak, mencerna apa yang terjadi. "Kalau kamu Rean, yang tadi itu....."

"Ya Rian lah, Pak!" Potong Rean cepat, seketika membuat amarah guru itu memuncak.

"RIAN! AWAS YA KAMU!"

"Abisnya sih, tua. Mau aja dikibulin sama si Rian," gumam Rean sambil geleng-geleng kepala dan segera menyusul kembarannya.

🌈

Kini, Pelangi dan Gafar berjalan beriringan menuju parkiran sekolah.

Gafar meraih jemari Pelangi, membuat cewek itu tersentak pelan. "Oh iya, luka lo yang kemaren, udah gakpapa kan?" Tanyanya menyelidiki jemari Pelangi.

Pelangi segera menepis tangan Gafar, "gakpapa. Makasih."

"Heran ya. Dulu Mama kamu ngidam apa? Punya anak sedingin ini."

Pelangi tak mengindahkan ucapan Gafar, ia segera mempercepat langkahnya. Setiba di parkiran, di sebelah motor Gafar, Pelangi terdiam. Sedangkan Gafar sudah naik namun masih menyalakan ponselnya.

Pelangi sudah menggerutu dalam hatinya.

Lama! Kek cewek.

"Assalamualaikum, Om." Pelangi mengernyit saat mendengar Gafar menyapa seseorang disambungan telfon.

"Waalaikumussalam, Gaf. Ada apa?"

"Saya mau izin bawa Pelangi ke rumah. Soalnya ada kerja kelompok. Kebetulan saya satu kelompok sama Pelangi. Gak masalah Om?"

Dasar, caper!

"Oh. Okey. Untung kamu izin ke saya. Kalau tidak, saya marahin kamu, Gaf."

Gafar terkekeh, "tenang Om. Jangan ragukan saya lagi buat jadi menantu Om."

Di seberang sana Awan tertawa kecil. "Anak jaman sekarang. Sudah, sudah. Cepat pulang. Jaga Pelangi. Awas kalau lecet, kamu saya sunat lagi!"

"Wah. Om kalau bercanda receh juga ya." Detik kemudian, Gafar memutuskan teleponnya, lalu menatap Pelangi.

Virginity [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang