Hari-hari terus berganti dan tak terasa hampir dua bulan sudah berlalu sejak hari terakhir workshop literasi di Allium Batam. Selama itu pula aku jalan di tempat dalam menyelesaikan naskah bukuku. Kebuntuan kata-kata adalah masalah pokok yang menyebabkan sulitnya menyelesaikan naskah buku tersebut. Terkadang yang hendak dituliskan itu sudah diujung lidah, tetapi akhirnya saat hendak ditulis tangan terasa kaku dan kesulitan merangkainya menjadi kata-kata. Akibatnya naskah buku tidak mengalami perkembangan. Hingga akhirnya sebuah pesan chat di WA grup literasi Allium, yang mengabarkan tentang Diseminasi menyadarkan agar aku segera bergerak jangan hanya ditempat saja.
Sebelumnya, saat penutupan kegiatan workshop , memang sudah diinformasikan bahwa hasil workshop yang telah dibuat para peserta akan di Diseminasikan. Aku yang tidak paham apa-apa saat itu hanya menanggapi biasa saja. Informasi WA grup mengatakan agar peserta membuka web Kesharlindung Dikdas karena disana infonya lebih jelas. Akupun membuka web tersebut dan mencari info tentang kegiatan Diseminasi. Aku tak mengerti apa itu Diseminasi, akhirnya aku cari tahu di Google.
Ternyata Kesharlindung Dikdas membuka kegiatan Diseminasi tersebut untuk seluruh guru di Indonesia jenjang Dikdas, dan bagi peserta workshop literasi yang diadakan Kesharlindung Dikdas mendapatkan prioritas utama. Meskipun demikian, tetap harus memenuhi syarat dan ketentuan lain yang sudah ditentukan. Aku mulai serius menggarap naskah bukuku yang sebelumnya hanya terbiarkan saja. Calon peserta Diseminasi harus Apply kegiatan dan melengkapi persyaratan yang diminta. Salah satunya adalah mengirim naskah buku yang telah dibuat.
Suatu ketika jaringan di tempatku mengalami masalah, aku kesulitan untuk melihat apakah aku sudah memenuhi semua kelengkapan persyaratan yang diminta. Sempat kebingungan dikarenakan waktu untuk memenuhi persyaratan sudah di ambang batas. Akhirnya aku minta tolong dengan salah seorang teman sesama peserta workshop Literasi Allium Batam. Namanya pak Agus Dwianto, meskipun kami tidak akrab saat kegiatan namun aku bisa menilai beliau adalah orang yang mempunyai kepedulian dan rasa menolong yang tinggi. Terbukti, dia mau membantu kesulitanku.
Aku lega karena semua kelengkapan yang diminta sudah dipenuhi dan tinggal menunggu hasil selanjutnya. Jika memenuhi kriteria, maka aku akan diundang dalam kegiatan Diseminasi. Naskah buku yang menjadi syarat utamanya sudah kuselesaikan dengan batas halaman minimal yang telah ditentukan. Semangat untuk bisa mengikuti Diseminasi membuatku mengerahkan semua kemampuanku, dan tak lupa bertanya kepada Bu Emi Sudarwati saat kesulitan menuliskan naskah buku.
Usai mengunggah semua persyaratan yang telah ditentukan di web Kesharlindung Dikdas, maka tinggal menunggu informasi apakah lolos atau tidak. Terus terang , aku berharap diberi kesempatan untuk bisa mengikuti kegiatan Diseminasi. Meskipun karya yang aku buat tidak sehebat karya orang lain, tetapi rasa penasaranku tentang bagaimana suatu forum Diseminasi membuatku ingin sekali lolos dalam penjaringan peserta. Selain itu ada alasan lain yaitu jika lolos, berarti akan dapat tiket gratis dan jalan-jalan lagi tentunya.
Biasanya aku jarang membuka web Kesharlindung Dikdas, tapi sejak hari itu aku jadi rajin melihat infonya. Hingga suatu hari saat seorang teman memposting undangan Diseminasi di WA Grup Literasi Allium Batam, aku langsung melihat siapa saja nama-nama yang diundang. Alhamdulillah aku akhirnya mendapatkan kesempatan ikut Diseminasi dengan tertulisnya namaku dalam deretan nama peserta lainnya.
Aku melihat siapa saja peserta yang berasal dari Riau tempat ku. Ada lima orang yang mendapatkan kesempatan untuk mengikutinya. Netra mataku, terhenti pada sebuah nama yang cukup kukenal dan setelah kulihat asal sekolahnya aku langsung yakin bahwa nama yang kubaca itu adalah orang yang sama saat kegiatan Gupres sebelumnya.
Orang tersebut adalah Alus Musyar Laili yang berasal dari kabupaten tetangga Indragiri Hilir yakni kabupaten Indragiri Hulu. Aku segera menghubungi temanku itu. Awalnya Alus belum tahu jika dia lolos sebagai peserta karena belum ada menerima email dari Kesharlindung Dikdas. Akupun mengatakan bahwa info itu kudapat dari WAG, kemudian info itu aku share ke WA Alus. Akupun belum menerima email , aku baru menerima email dua hari berikutnya. Setelah masing- masing menerima email, kamipun berjanji untuk pergi bersama-sama ke Jakarta tempat pelaksanaan kegiatan.
Aku tanyakan apakah Alus ada kenal dengan peserta lainnya yang dari Riau, ternyata ada seorang peserta lagi yang berasal dari kabupaten yang berdekatan dengan kabupaten Alus yang dia kenal. Beberapa hari setelah telponan dengan Alus, ada seseorang nenelponku dan mengatakan bahwa mendapatkan nomorku dari Alus. Saat menjawab salamnya, aku bersikap seperti biasa saja seperti halnya bicara dengan orang yang baru kita kenal.
" Assalamualaikum," suara diponselku saat panggilan telpon itu ku angkat.
"Walaikumsalam, maaf ini dengan siapa?" Tanyaku
" Ini Dodi kak, aku dapat nomor kakak dari Alus," jawabnya
"Ooo, Dodi yang dari Pelalawan ya?" Tanyaku lagi menyebutkan nama sebuah kabupaten.
" Iya kak, ini Aku Dodi, kakak tak kenal aku lagi ya?"
"Kita pernah sama-sama pelatihan Ujian Nasional (UN), di Mutiara Hotel dulu," suara ditelpon membantu tuk mengingatkanku.Setelah bercerita, akhirnya aku ingat bahwa kami memang pernah sama-sama pelatihan untuk mata pelajaran UN. Dodi adalah guru bahasa Inggris dan ternyata dia masih ingat dengan ku. Kamipun saling berkomunikasi untuk rencana selanjutnya menuju Diseminasi Jakarta.