Sepertinya lolos sebagai Finalis OGN menjadi awal kebangkitan munculnya kesempatan emas lainnya yang bisa ku ikuti. Tak lama berselang dari kegiatan OGN, aku mendapat kesempatan untuk mengikuti seleksi guru berprestasi. Salah seorang pejabat bagian Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) di diknas pendidikan tempat ku bertugas menelepon. Saat itu beliau menanyakan apakah aku berminat mengikuti seleksi Gupres untuk tingkat propinsi. Beliau juga mengatakan jika berminat, agar melengkapi bahan-bahan porto polio untuk seleksi administrasi. Waktu yang diberikan untuk mempersiapkan semua berkas yang diperlukan adalah selama dua Minggu.
Awalnya aku ragu untuk mencoba karena aku merasakan persiapanku kurang. Tetapi setelah ku cermati lagi lebih seksama kriteria penilaiannya, akhirnya aku beranikan dan kuyakinkan diri untuk mencoba. Kesempatan tidak akan datang dua kali, jika aku tidak mencobanya maka tidak akan ada lagi kesempatan berikutnya. Waktu dua Minggu yang diberikan aku manfaatkan dengan sebaik mungkin untuk melengkapi semua persyaratan.
Semua sertifikat yang pernah aku dapat dari setiap kegiatan yang diikuti sudah terkumpul semua, lumayan cukup banyak juga. Begitu juga karya tulis yang pernah ku buat berupa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan makalah ilmiah lainnya. Setelah semua terkumpul dan disusun beserta kelengkapan lainnya, diantarlah bahan tersebut ke Diknas kabupaten. Aku akan mengikuti seleksi untuk tingkat SMP. Dan Alhamdulillah aku lolos seleksi administrasi dan harus mempersiapkan diri untuk kompetisi Gupres selanjutnya.
Dalam rentang waktu mempersiapkan diri aku bertemu dengan calon peserta Gupres untuk tingkat SD. Beliau bernama Yarni yang pada hari selanjutnya ku panggil dengan sebutan kak Aya. Sosoknya yang ramah dan suka bercerita membuat kami cepat akrab. Dan aku tahu bahwa dia adalah sosok guru yang sangat berdedikasi tinggi. Yang aku suka darinya, orangnya suka membantu dan tidak pelit berbagi apa yang diketahuinya. Selain kami berdua, satu lagi yang juga ikut seleksi dari tingkat TK dan kebetulan beliau berasal dari kecamatan yang sama denganku. Dia adalah Desiska Safarina yang merupakan guru anakku saat sekolah TK. Sama-sama kami saling bantu mempersiapkan segala sesuatunya untuk persiapan seleksi Gupres tingkat Propinsi.
Akhirnya datang masanya berangkat menuju ibu kota propinsi untuk mengikuti kompetisi Gupres. Waktu pelaksanaan ini sempat mengalami pengunduran dari jadwal sebelumnya. Aku berangkat bersama dengan kak Aya, sedangkan Siska sudah berangkat duluan karena ada urusan lain di Propinsi. Berbagai macam pikiran berkecamuk dalam diri ini, membayangkan seperti apa nantinya pelaksanaan kompetisi Gupres ini.
Sesampai di Hotel tempat pelaksanaan Gupres, aku dan kak Aya segera melapor ke panitia pelaksana. Tempat daftar peserta tingkat SD berbeda dengan tingkat SMP. Disaat melapor ini aku berkenalan dengan seorang peserta dari kategori kepala sekolah dan seorang guru IPA yang berasal dari kota Dumai yang saat itu juga sama-sama melapor. Saat itu aku juga bertemu dengan temanku Wan Yusna Sulila, teman satu angkatan saat kuliah. Usi biasa kami memanggilnya, merupakan utusan dari kabupaten Bengkalis. Pertemuanku dengan Usi adalah kali kedua bertemu di ajang kompetisi. Sebelumnya kami sama-sama berkompetisi diseleksi OGN tingkat propinsi.
Saat aku sedang mengisi formulir pendaftaran, tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundakku. Saat aku menoleh ternyata Usi.
"Usi dah nebak, pasti Susi ikut ni," kata Usi sesaat aku menoleh dan kamipun saling berpelukkan.
" Kok bisa nebak gitu si?" , Tanyaku
"Kan kemaren Susi lolos OGN, pastilah diutus ke Gupres," jawab Usi.
" Baru nyampe ya Susi?, Usi dah daftar tadi, ini ngantarkan foto tadi belum ada," kata Usi lagi.
"Iya , baru sampai si."
"Ya sudah, lanjutkan lah dulu daftarnya nanti kita cerita lagi, Usi mau balek ke kamar dulu," kata Usi sambil berlalu dari ruang pendaftaran.Setelah menyerahkan beberapa administrasi yang di minta, kemudian aku melapor ke bagian resepsionis untuk mendapatkan kamar. Kak Aya sekamar dengan Desiska sedangkan aku sekamar dengan peserta dari kabupaten Indragiri hulu yang merupakan peserta tingkat SMA. Ada satu hal yang membuatku terkesan dengan teman sekamarku yang baru aku kenal. Mulai dari awal dia datang ke hotel sudah menarik perhatian. Dengan diantar oleh seseorang aku melihat dia membawa begitu banyak kotak yang kelihatan berat dan belakangan aku ketahui ternyata itu adalah bahan-bahan portofolionya. Belum lagi pakaiannya yang lengkap dengan hanger dan di balut plastik. Saat itu aku mengira dia adalah seorang kepala sekolah. Namanya adalah ibu Erni yang merupakan seorang guru kimia disalah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di kabupaten Indragiri Hulu (Inhu)
Hari pertama adalah khusus untuk cek in dan pendaftaran peserta. Dilanjutkan malam harinya acara pembukaan. Pada saat acara pembukaan aku berjumpa dengan guruku saat SMA dulu. Ternyata beliau sudah pindah tugas ke fungsional dan dikegiatan Gupres ini bertindak sebagai tim penilai dan penguji. Saat aku tegur, Alhamdulillah beliau masih mengingat ku. Beliau merupakan guru Geografi ku saat sekolah dulu.
Ada beberapa tahap seleksi yang aku ikuti di Gupres. Hari kedua kami mengikuti tes tertulis yang dibagi dalam beberapa kategori tes. Mulai dari tes tertulis materi umum dan tes tertulis psikologi sampai tes skolastik. Kami mengikuti tes dalam satu ruangan dan hanya dibedakan tempat duduk berdasarkan jenjang seleksi tingkat satuan pendidikan. Yang menarik bagiku pada saat tes psikologi, kami hanya diberi waktu beberapa menit untuk setiap pertanyaan dan berlangsung tanpa Jedah. Jika soal pertama terlewatkan, maka soal itu tak akan terjawab lagi. Disini mengajarkan kita untuk fokus, cepat tanggap dan konsisten.
Tes tahap pertama telah dilewati, tinggal lagi menunggu esok untuk tes presentasi keesokan harinya. Kami mengisi kegiatan untuk persiapan esok agar bisa tampil maksimal lagi. Tak lupa sebelum bubar kekamar masing-masing kami para peserta berfoto ria menikmati sudut-sudut hotel yang bagus untuk dijadikan tempat berfoto. Teman-teman bilang aku raja foto, dengan motto dimana bumi dipijak disitu kita berkodak. Bagiku momen berfoto sangat penting, karena itulah yang akan jadi kenangan nantinya.
Akhirnya sampai juga hari tes tahap akhir dari seleksi Gupres. Setiap peserta akan mempresentasikan hasil karya yang telah dibuat. Baik karya berupa karya tulis ataupun berupa karya Inovasi dalam pembelajaran. Untuk tingkat SMP kami terdiri dari 11 peserta yang merupakan utusan dari masing-masing kabupaten di Propinsiku. Untuk menentukan siapa yang tampil berdasarkan nomor undi yang sudah di cabut. Aku mendapatkan undian nomor 3, artinya aku tampil yang ketiga. Setiap peserta diberikan waktu presentasi selama 30 menit dalam sebuah ruangan dan tidak disaksikan peserta lain. Selama menunggu giliran,seluruh peserta menunggu di luar ruang presentasi.
Saat menunggu, ku perhatikan ada beberapa peserta membawa begitu banyak bahan yang akan di presentasikan. Ada beberapa tentengan yang dibawa, sepertinya media belajar dan alat peraga. Sementara aku hanya berbekal karya tulis berupa PTK saja. Itu membuat hatiku langsung ciut. Aku bisa menebak siapa yang akan jadi juara. Salah satunya pak Azahan guru IPA dari Dumai. Dia peserta yang kukenal pertama kali saat mendaftar sebelumnya. Saat dia akan tampil untuk presentasi, banyak bahan yang akan dipresentasikannya.
Aku akui persiapanku memang sangat minim. Dan satu lagi kekuranganku pada saat itu, aku kurang mencari info seperti apa pelaksanaan Gupres sehingga banyak hal yang tidak disiapkan secara maksimal. Sampai untuk masalah tampil saat presentasi, aku juga tidak menyiapkan pointer untuk memudahkan saat tampil. Untunglah teman-teman peserta lainnya mau meminjamkan.
Akhirnya tibalah giliran ku untuk tampil. Aku masuk kedalam ruangan hanya membawa laptop dan karya tulis berupa PTK. Didalam ruangan ternyata ada tiga orang penguji yang akan menguji peserta dan dua orang dari penguji tersebut aku kenal. Satunya guruku saat SMA dan yang satu lagi Abang tingkat satu almamater. Begitu sampai di ruangan aku langsung menyambungkan laptopku ke proyektor yang sudah standby di ruangan tersebut. Tapi nasibku kurang beruntung, laptopku tidak bisa konek dengan proyektor tersebut. Seorang teknisi yang bertugas membantu di sanapun tidak bisa mengatasinya. Akhirnya aku harus berganti laptop dengan meminjam laptop peserta lain.
Aku sedikit kesulitan beradaptasi dengan laptop yang ku pinjam. Hal ini juga berpengaruh dengan performa ku saat tampil. Waktu yang disediakan selama 30 menit untuk presenntasi terasa lama. Tak banyak yang ditanyakan penguji karena tak banyak yang aku presentasikan. Meskipun ada sedikit rasa tidak puas karena penampilan kurang maksimal, tetapi hatiku terasa plong karena semua tahap sudah diselesaikan.
+++STR+++