Tak Henti Rasa Syukur

4 0 0
                                    

Rasa syukur tak hentinya ku ucapkan kepada sang Khaliq Allah SWT, karena memberikanku begitu banyak kemudahan dan senantiasa menjagaku. Masih teringat saat mencari tempat untuk print out, disaat aku kesulitan untuk menyebrang, tiba-tiba seorang polisi membantuku menyebrangi jalan raya ibu kota yang ramai. Disana memang tidak terdapat jembatan penyebrangan. Ketika aku kebingungan mencari dimana tempat print, seorang Abang ojek membantu menunjukkan jalannya. Seandainya saja dia ingin berniat curang, maka mudah saja baginya karena aku orang pendatang dan memang tidak mengetahui kondisi daerah sekitar.

Waktu itu aku sudah hendak berangkat dengan ojek setelah beberapa toko di sekitar kutanyakan tidak ada jasa print out.

" Bang, bisa antarkan saya cari tempat print out ya?" Tanyaku pada seorang Abang ojek yang sedang mangkal.
" Kemana mbak?" Tanya Abang ojek
" Saya kurang tahu juga di mana tempatnya, kita coba saja cari sepanjang jalan ini," kataku lagi.
"Oh... Yalah mbak," kata Abang ojek sambil menyerahkan helm kepadaku.

Motor baru berjalan lebih kurang tiga meter, tiba-tiba Abang ojeknya berhenti.

"Mbak, itu sepertinya ada melayani jasa print out," kata abang ojek tersebut dan  langsung berhenti persis didepan toko yang dimaksud .

Toko itu memang tadinya tak terlihat olehku karena bangunannya agak menjorok ke dalam. Di depan toko terbentang spanduk dan salah satu tulisan di spanduk adalah menerima jasa print out.

"Coba mbak tanyakan dulu, barangkali ada, jadi ngak perlu jauh-jauh," ujarnya memberi saran

"Oh... Yalah bang, saya coba tanyakan dulu," aku ikuti sarannya.

Setelah kutanyakan kepada seorang ibu yang ada di Toko saat itu sepertinya pemilik toko, ternyata mesin print outnya sedang rusak dan ibu tersebut memberikan info tempat yang bisa menyelesaikan masalahku. Aku diberi tahu bahwa , bisa ngeprint di koperasi rumah sakit yang ada di seberang jalan persis depan toko. Aku kembali ke Abang ojek yang masih setia menunggu.

" Bang, katanya di rumah sakit itu bisa ngeprint di koperasinya," ujarku sambil menunjuk rumah sakit yang dimaksud.

"Oh yalah, silahkan mbak kesana, berarti tak jadi ojeknya," jawab Abang ojek.

Aku memberikan ongkos untuk tumpangan sebentar tadi, tapi Abang ojek menolak dengan alasan jasanya belum apa-apa. Aku paksakan pun dia tetap menolak. Aku hanya mendoakan semoga rezekinya berlimpah dan berkah. Dan masalah ku akhirnya dapat diatasi segera.

Waktu untukku menampilkan hasil naskah buku akhirnya tiba. Aku segera menuju ke depan sebagai tempat presentasi, sebelumnya aku serahkan dulu naskah buku yang baru ku print kepada juri. Ada sedikit perasaan gugup saat sampai di depan, melihat di hadapan adalah dewan juri dan guru-guru hebat yang matanya tertuju kepadaku. Kuawali presentasiku dengan sebuah pantun sebagai tanda khas orang Melayu.

" Tembilahan ibu kota Indragiri Hilir, Indragiri Hulu ibu kotanya Rengat, Sungguh berkesan bisa hadir, Bisa bertemu guru-guru Hebat," Tepuk tangan seketika bergemuruh menyambut pantunku.

Saat presentasi berlangsung, sesuatu yang aku khawatirkan terjadi, salah seorang juri menanyakan, dari sekian banyak banner yanh dipajang,  yang mana banner ku. Akupun menjawab sesuai apa adanya. Dan aku juga sudah menduga sebelumnya akan ditanyakan apa itu Diseminasi. Untunglah aku sudah membaca dan mencari tahu apa itu Diseminasi saat menerima undangan, sehingga aku dapat menjelaskannya. Presentasi saat itu kututup dengan pantun yang sama karena dewan juri yang bernama profesor Endang Komara memintaku membacakan kembali pantun itu.

Lega rasanya sudah bisa mempresentasikan naskah bukuku. Meskipun jika dibandingkan dengan karya guru lainnya, aku belum sebanding. Kalau di ibaratkan dalam soal karya, aku masih tingkat PAUD dan guru lainnya adalah tingkat Universitas. Tetapi aku senang rasanya bisa hadir diantara mereka dan merupakan pengalaman yang tak akan pernah terlupakan.

Kegiatan hari kedua Diseminasi khusus untuk presentasi hasil naskah buku seluruh peserta. Disela acara presentasi dapat dimanfaatkan untuk melihat-lihat buku yang sudah di hasilkan oleh para peserta yang di pajang di tempat kegiatan. Selain buku, banner para peserta juga masih terpajang di sekitar tempat kegiatan.

Aku manfaatkan waktu untuk berfoto dengan peserta yang punya banner tersebut. Aku bertemu dengan bu Emi Sudarwati yang merupakan sumber inspirasi dan motivasi ku hingga sampai ke Diseminasi ini, dan kesempatan itu langsung menjadi salah satu Moment fotoku. Selain Bu Emi Sudarwati, aku juga berkesempatan mengambil moment foto dengan pak Kurnia Hadinata yang berasal dari Sumatera Barat

Beliau adalah Finalis Gupres tahun sebelumnya. Beliau juga sudah menerbitkan buku, dan aku membeli buku karyanya. Saat ini beliau sukses merintis rumah baca atau taman bacaan bertajuk Rumah Lentera. Sebuah konsep taman bacaan yang dikreasikan dengan tempat mangkal anak muda ala kafe. Sepertinya kebiasaan anak muda yang hobi nongkrong di buat jadi positif dengan adanya beraneka buku bacaan. Aku sempat mengajukan keinginanku agar suatu saat nanti dapat berkunjung di tempatnya tersebut.

Setelah kegiatan presentasi selesai semua, maka tinggal menunggu dewan juri melakukan penilaian untuk menentukan peserta terbaik dan akan diumumkan saat malam penutupan. Karena tidak ada kegiatan lagi hari itu, aku bersama kak Nila dan Alus memutuskan untuk jalan-jalan ke mall yang ada di sekitar hotel pelaksanaan sambil mencari cemilan.

Jejak Literasi KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang