YOU ARE MY LOVE STORY

763 83 6
                                    

You are my love story, and I write you into everything I do,

Everything I see, everything I touch and everything I dream,

You are the words that fill my pages.

-A. R. Asher-


Dinan memutuskan untuk pergi sendiri ke dealer mobil, memilih mobil yang akan dibelinya untuk Jingga, atau lebih tepatnya ia akan memberikannya pada Jingga sebagai kejutan.

Lama Dinan melamun diantara deretan mobil yang bisa dikatakan cukup mewah, ia ingin membelikan yang terbaik namun, ia kembali menimbang kemampuannya dan pada akhirnya pilihan Dinan jatuh pada mobil SUV Honda CR-V Prestige Turbo berwarna putih yang telah memiliki sensor membuka bagian pintu bagasi hanya dengan gerakan kaki tepat di bawah bumper belakang mobil. Dinan berpikir ini akan sangat memudahkan Jingga kalau ia membawa banyak barang atau lainnya. Setelah berdiskusi dengan sales marketing mengenai mobil pilihannya tersebut, Dinan kini mengurus beberapa keperluan surat dokumen lalu membayarnya secara tunai, tak lupa Dinan meminta kepada petugas pengiriman agar mengirimnya sore ini juga atau paling telat besok pagi ke alamat yang telah di berikannya dan meminta kepada petugas pengiriman agar mengabarinya jika sudah sampai di tempat tujuan.

Dinan terkejut ketika ia melihat jam ternyata sudah menunjukan pukul sebelas siang, dengan langkah tergesa ia segera memesan taksi online menuju Mal untuk membeli sebentuk cincin berlian dengan desain sederhana yang di rasa cocok untuk melamar Jingga hari ini lalu, setelahnya baru ia akan menjemput Jingga. Ini diluar dari perkiraannya ternyata sudah siang ditambah lagi jarak dari dealer menuju Mal serta hotel tempat Jingga menginap memakan waktu tidak kurang dari dua jam tiga puluh menit, dengan hati cemas akhirnya Dinan segera pergi.

***

"Jingga... sudah dong marahnya. Masa kamu cuekin aku terus, sih?" bujuk Dinan.

"Aku sebal! Kamu sudah janji hari ini mau mengantar aku ke dealer, terus tanpa kabar kamu nggak jadi datang siang malah sudah sore seperti ini. Lalu kamu bilang kalau harus pergi ke dealer akan memakan waktu yang tidak sebentar sehingga bisa-bisa kita tidak bisa melihat taman bunga ini karena hari sudah gelap." Cerocosnya tanpa henti meluapkan kekesalan yang sejak tadi ia simpan.

Dinan menangkupkan telapak tangan ke wajahnya, frustasi menghadapi Jingga yang seperti ini, hampir saja ia membocorkan rahasia kalau sebenarnya keterlambatannya tidak lain karena ia pergi ke dealer mobil itu sendiri untuk memilih mobil yang kira-kira sesuai dengan selera Jingga dan cocok juga dengan kantongnya, menurut informasi dari penjual, mobil itu bisa dikirimkan hari ini juga ke alamat kirim yang di sepakati sementara surat-surat lainnya dan plat nomer akan rampung dalam lima hari terhitung mulai dari hari senin, Dinan merogoh saku celana jeansnya, meraba kotak beludru berwarna biru dongker yang elegan dengan sebentuk cincin berlian sederhana seperti yang diinginkannya masih ada di sana. Dinan ragu-ragu apakah harus meminta Jingga saat ini juga ataukah nanti saja, melihat Jingga yang sedang marah padanya membuat Dinan kembali membiarkan cincin itu tetap di dalam sakunya.

Ketika Jingga berjalan melewati Dinan untuk menjauh darinya, Dinan menghentikan langkah Jingga dengan menggenggam pergelangan tangan Jingga.

"Jingga..." panggil Dinan lembut.

"Hmm..."

"Aku rasa sayang sekali kalau kita bertengkar karena hal kecil sebab banyak waktu kita yang terbuang karena peristiwa besar, kan?" bujuk Dinan kembali.

Jingga masih tetap membisu namun mengikuti langkah Dinan menuju gazebo berbentuk kubah putih yang indah terletak di atas bukit dari taman bunga ini. tempat yang indah sekaligus romantis. Dinan menuntun langkah Jingga sambil menautkan tangannya pada jemari Jingga.

In a Time (Let Me Call You Mine) [Sudah Diterbitkan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang