Bab 1

587 39 4
                                    

A/n :

ATTENTION!

INI SEMUA FIKSI. TIDAK ADA SANGKUT PAUTNYA DENGAN KEHIDUPAN NYATA. MURNI DARI PIKIRAN AUTHOR.

Cerita ini mengandung adegan kekerasan, mohon dengan sangat untuk tidak ditiru. Serta jika tidak kuat dengan pembunuhan, harap tidak membaca work ini. Terima kasih.

---Rambutaru.

---

Happy Reading!

"If you want to live. Silent!"

Author POV

"Eh! Kita main ke hutan sana yuk!" Ajak seorang perempuan berumur 16 tahun yang bernama Eliza pada teman-temannya. 

Mata Reina membulat ketika mendengar ajakan Eliza. Dengan semangat ia mengangguk. "Yuk! Aku penasaran banget kenapa kita dilarang kesana!" Seru Reina si sahabat Eliza. Dia termasuk golongan orang-orang kepo tingkat dewa. 

Eliza tersenyum cerah melihat respon baik dari sahabatnya. Sebentar lagi, dia akan mengetahui apa didalam hutan desanya itu yang membuat para orang tua melarang anaknya kesana.

"Eh tapi... kata Mamaku kalo kita kesana, ga boleh berisik. Ngomong aja ga boleh. Apalagi kalo kita ada di gedung tua disana, ga boleh berisik banget." Ucap Lisa pada teman-temannya itu. Netranya melirik takut kearah hutan desanya yang berada agak jauh darinya. 

Hawanya mendadak dingin. Bulu kuduknya tiba-tiba berdiri. Lisa merinding mengingat cerita Mama-nya. 

Akan tetapi, Eliza tidak peduli. Dia bangkit dari ayunan kayu miliknya. Menatap kearah hutan desanya lamat-lamat. "Yuk." Ajak Eliza. Tekadnya sudah bulat. Ia akan kesana. 

Reina ikut berdiri dari ayunan samping Eliza. Kemudian ia sudah berjalan menuju hutan desanya, diikuti Eliza yang hanya berbekal ponsel iP miliknya. 

"Woi! Jangan eh! Serius dah!" Seru Lisa ngeri. Matanya menatap punggung teman-temannya takut. Khawatir. 

Reyna si kembaran Reina yang sejak tadi diam saja menghela napas melihat kelakuan kembarannya yang bebal itu. 

Sifat mereka sangat bertolak belakang. Reina yang over active, kepo, dan cerewet. Sedangkan Reyna yang pendiam, hening, serta bijaksana, membuat mereka bagaikan kutub utara dengan matahari. Sangat berbeda. Hanya saja wajah, bentuk tubuh, dan rambut mereka benar-benar sama. Body goals

"Ayo, Sa. Kita ikut aja." Ucap Reyna datar. Lisa melirik Reyna takut, kemudian mengangguk pelan. "Tapi kita diem aja ya, Rey. Aku takut kalo cerita Mamaku itu bener."

---

"UWAAH!! MAMAH!! SEREM BANGET!!!" Teriak Eliza didalam hutan desanya itu. Membuat hutan itu terdengar sangat berisik. Tubuh Eliza gemetar hebat melihat ular besar didepannya. Tangannya mencengkeram lengan baju Reina yang juga ketakutan. 

Sudah banyak hewan aneh serta menyeramkan yang mereka temukan didalam hutan ini. Dan ular besar berwarna hitam ini salah satu contohnya. 

"IIHIH!! ULER!!! AAAAAKK!! LARIIII!!!" Teriak Reina dengan suara macam toa masjid, atau mungkin lebih nyaring daripada toa masjid?

"Ssst, sumpah. Jangan berisik." gumam Lisa yang ketakutan melihat dua temannya berteriak-teriak. Walau Lisa takut dan ingin teriak melihat ular besar didepannya, tetapi ia lebih memilih diam. Benar-benar mengingat nasihat Mama-nya agar ia tidak berisik jika berada didalam dihutan itu.

S I L E N T ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang