Wattpad Original
Ada 4 bab gratis lagi

Ingatan tentang Daska

36.5K 2.8K 149
                                    

Kita tidak pernah bermula dan tidak pernah menemui selesai. Apakah, di kemudian hari nanti ... kita bisa menciptakan kisah baru yang memiliki titik mulai, dan menemui garis usai?

"Miss Kirby ... emh, ini tentang Raya."

Kirby mengerutkan dahinya, ia lalu mendekat pada Sukma yang sedang fokus pada ponsel berwarna hitam miliknya. Perempuan berambut sebahu itu tampak menghela napas berat. Kirby sibuk bertanya ... membuat ulah apalagi seorang anak perempuan bernama Raya Andreana Kim itu?

"Kenapa, Miss Sukma?"

"Raya sudah lima hari nggak masuk sekolah, dan ... aku dapat kiriman video soal Raya yang emh ... sedang mabuk-mabukan, dan foto ciumannya dengan seorang anak laki-laki di sebuah kelab malam."

Sukma menyodorkan ponselnya pada Kirby yang diterima perempuan itu dengan cepat. Raya Kim adalah seorang murid kelas sebelas yang sudah bolak-balik berurusan dengan Kirby, karena selain banyak kasus pelanggaran, Kirby merasa bahwa Raya itu butuh penanganan yang serius dari ahli kejiwaan. Seharusnya Raya memang sudah dikeluarkan dari sekolah, namun karena kedua orang tuanya adalah penyumbang dana di yayasan, pihak sekolah tidak bisa berbuat banyak. Yah, bukan rahasia umum lagi, jika banyak lembaga di negeri ini, dari segala jenis dan lini, selalu dibatasi tentang jabatan, termasuk uang pelicin. Apalagi sekolah tempat Kirby bekerja adalah sebuah sekolah swasta yang dimiliki oleh perseorangan.

"Sudah hubungi walinya?"

"Orang tuanya ada di luar negeri dan nggak bisa dihubungi, Miss. Aku udah coba buat hubungi Raya. Lalu, tiap kali aku telepon ke rumahnya, pasti pembantu Raya yang mengangkat." Sukma memberi penjelasan, membuat Kirby mengurut dahinya berat. Tipikal kehidupan orang kaya, walau tidak semuanya, tapi banyak yang seperti ini.

"Miss Sukma, coba cari data keluarga Raya, masa nggak ada yang di Indonesia?"

Sukma mengangguk.

"Bentar, ya, Miss. Aku buka masterdoc-nya dulu."

Kirby kembali mengangguk, lalu menarik kursi di depan meja Sukma dan menunggu perempuan itu untuk menemukan data otobiografi Raya. Kirby Areta sudah tujuh tahun ini berprofesi sebagai School Counselor di sebuah sekolah swasta elit di kawasan Surabaya. Tahun ini, usia Kirby menginjak dua puluh sembilan tahun, dan dia masih single, belum memiliki pandangan soal pernikahan. Meskipun, ibu sudah sibuk mendesaknya untuk segera menikah dan meski di lingkungan tempat ibunya tinggal, ia sudah pasti dicap sebagai perawan tua. Tapi, bagi Kirby, semua itu bukan urusannya. Toh, mereka tidak akan menanggung derita Kirby apabila Kirby salah memilih suami. Lagian, pernikahan bukan semudah itu, banyak pertimbangan yang harus Kirby lakukan untuk melangkah ke kehidupan itu.

"Ah, ketemu! Raya punya satu kakak laki-laki, Miss. Sepertinya tinggal di Indonesia."

"Great. Kalau gitu, kita home visit aja, Miss. Aku juga khawatir soal Raya, dan karena nggak ada yang bisa dihubungi, pembantunya juga nggak banyak tahu, jadi ... kalau home visit sepertinya lebih gampang. Semisal kita udah di sana dan kakaknya tidak ada, ya, kita minta pembantunya buat hubungi. Bagaimana?"

"Ide bagus sih, Miss. Kalau gitu, kapan mau ke sana?"

"Besok gimana? Nanti urusan di sini biar Andrew yang handle dulu."

Sukma mengangguk setuju. "Kita ajak wali kelasnya?"

"Hm, harus, sih, kalau itu. Coba hubungi Miss Angel."

"Oke, Miss. Nanti, aku hubungi Miss Angel dulu."

Kirby mengacungkan kedua jempolnya lalu kembali duduk di meja kerjanya, sembari mengamati layar laptop yang berisi angket sosiometri milik kelas 10 A. Sebenarnya, masalah muridnya di sini memang tidak terlalu banyak, setidaknya tidak sebanyak kasus di sekolah-sekolah pinggiran, hanya saja ... sekali ada kasus, ya, begini, bisa membuat Kirby pusing tidak keruan. Apalagi gadis bernama Raya Kim itu, sudah berulang kali Kirby memberi konseling untuk gadis berusia enam belas tahun keturunan Korea itu, namun ... tidak membuahkan hasil.

Repihan Rasa (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang