Chapter Three

362 29 0
                                    

Allegra POV

Lelaki keriting itu. Dia mengikutiku.

"Dari pada bosan-bosan, mending ke balkon."kataku lalu berjalan menuju balkon kamarku.

Aku melihat ada gitar di dekat meja riasku. Itu gitarku. Aku melupakannya. Mengambil gitar itu, jari-jari tanganku memetik satu persatu senar gitarku. Allegra, itu nama yang tertulis di gitarku.

I was a liar
I gave into the fire
I know I should've fought it
At least I'm being honest
Feel like a failure
'Cause I know that I failed you
I should've done you better
'Cause you don't want a liar (come on)

And I know, and I know, and I know
She gives you everything but, boy, I couldn't give it to you
And I know, and I know, and I know
That you got everything
But I got nothing here without you

Ya, aku menyayikan lagu One Last Time - Ariana Grande.

So one last time
I need to be the one who takes you home
One more time
I promise after that, I'll let you go
Baby, I don't care if you got her in your heart
All I really care is you wake up in my arms
One last time
I need to be the one who takes you home

"Suaramu, bagus juga."aku tersentak kaget. Aku hanya sendirian di apartemenku. Dab sekarang ada yang berbicara denganku? Astaga.

Seberapa banyakkah dosa hambamu ini ya tuhan. Aku mengangkat kedua tanganku, ya aku berdoa. Jauhkan lah setan yang ter-

"Hey! Kau pikir aku makhluk gaib?"protesnya. Sepertinya itu suara manusia yang ada di...dekatku. Glekk.

Menengok ke sumber suara. "AAAAAAAAAAA"astaga keseimbanganku. "Aku akan terjatuh, aku terjatuh. Someone help me!"

Orang itu memegang tanganku. "Kau itu hanya terpeleset, tidak usah lebay."astaga, hampir saja. "Tetap saja aku akan terjatuh nantinya. Dan aku akan mati mengenaskan disana dan arwahku akan bergentayangan di dekatmu."

Orang itu memutar kedua bola matanya. "Berlebihan. Aku baru saja menolongmu agar tidak terjatuh."

Tunggu. Dia, lelaki keriting itu. Ada dibalkonku. Menolongku. Dan memuji suara ku.

"KAU ADA DI BALKONKU!! MAU MENGINTIP YAAA?!"lelaki itu tersentak kaget. "Astaga, suaramu. Mengintip? Bisa jadi."

Dengan cepat aku memukulnya keras. "Aw! Sakit."aku menjulurkan lidahku kepadanya.

"Kau galak sekali, padahal kau kurus dan cantik. Sedikit menggoda nafsuku."katanya. Tau apa yang dimaksud kalimatnya tadi, aku memukulny lagi. Kali ini lebih keras.

Lelaki ini memegang tanganku, menyuruhku untuk diam. "Diam, atau aku akan menciummu."

Aku memberontak. "Berani menciumku, aku teriak."lelaki itu memutar kedua bola matanya. "Aku hanya mau berkenalan. Sensitive sekali."

Kali ini aku yang memutar kedua bola mataku. "Kalau mau berkenalan, tidak usah modus pegang-pegang."aku melepaskan genggamannya dari tanganku.

Lelaki itu tertawa. Apa yang lucu?. "Kau tahu saja, jadi namamu siapa?"tanyanya. Typical Bad Boy.

"Kau mau tahu namaku?"tanyaku. "Tentu, saja. Aku sudah bertanya sebelumnya."

Merasa tidak ada respons. Lelaki itu membuka mulutnya lagi. "Aku Harry. Giliranmu."katanya.

Aku berdeham. "Hmm, baiklah. Namaku Allegra Magnolia Scout."dia mengerutkan alisnya. "Allegra Magcon?"

Aku menjitak kepalanya. "Bukan, bodoh. Allegra Magnolia Scout. Itu tidak susah."

"Yasudahlah, Magcon. Sampai jumpa!!"lalu dia memanjat untuk menyebrang ke balkon sebelah. Balkon kamarnya.

"See ya, Magcon!!"

HarryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang