Sekarang pukul delapan malam. Di mana matahari sudah terbenam, beberapa orang mulai terpejam, dan awan telah menghitam.
Ia membuang napas pelan. Raganya terasa sangat lenguh. Hatinya kian bergemuruh. Tangannya tak bisa diam, bahkan terus-terusan mengetuk-ngetuk meja.
Sebenarnya ia lelah. Hampir saja kehilangan arah, akan tetapi kembali ke tujuan awal akan bagaimana ia berjanji pada dirinya sendiri untuk menyelesaikan tulisan itu.
Sudah cukup banyak buku yang dibacanya. Sudah banyak yang terlintas dan singgah di benaknya, tetapi mengapa ia merasa ada yang kurang?
Agaknya ini perihal pemikiran yang tak sejalan dengan hati.Letih dan pedih menjadi satu. Luka dan duka pun mengganda. Bahkan tangis dapat lenyap karena adanya egoistis.
Ia hanya harus merelakan. Hanya harus melepaskan. Hanya harus menjadikan semua ini sebagai hal terakhir tentang si perempuan.
|Wyn
KAMU SEDANG MEMBACA
DIMNESS [✔]
Short StoryMencari kejelasan dalam keremangan. Tak dapat berkata langsung, membuatnya hanya bisa menulis dan menulis pada lembar kertas kosong yang kini penuh dengan kata rindu. Mulai: 24 April 2021 Selesai: 3 Juni 2021 ©lthyasi | 2021