Tengah malam menjemput sesosok laki-laki dalam keremangan. Ia yang berusaha mencari kejelasan. Ia yang berusaha melanjutkan tulisan demi si perempuan.
Tulisan yang dibuatnya sudah hampir mendekati kata sempurna. Karena cukup dengan mengirimnya ke kantor pos, maka semua ini berakhir.
Pukul dua belas dengan air mata yang mengalir deras, juga percikan air dalam gelas yang mencoba untuk keluar dari garis batas.
Diambilnya buku bacaan dengan maksud supaya tak lagi memikirkan tulisan untuk perempuannya. Namun, tak kunjung dibaca dan malah tergeletak dalam dekapannya.
Ia sudah mengerahkan segala kemampuannya. Menguatkan hati, pikiran, juga raga yang sejatinya begitu lemah akan cinta.
Ia terus menerus menatap sendu sampul surat berisikan tulisan yang dibuatnya itu. Benaknya dipenuhi rasa pilu, gundah, gerebah, dan kenyataan bahwa ia harus memulai hidup baru, juga beranjak dari masa yang kelabu.
Semoga surat itu sampai dengan baik. Semoga perempuan itu menerimanya.
Semoga ia dapat lega dan tertidur di banyaknya bisikan mendengkur dalam hati juga angan-angannya. Semoga perempuan itu berbahagia--tersenyum ria.Semoga ia dapat merasakan apa arti bahagia sesungguhnya. Yakni, lepas dari apa yang bukan lagi miliknya. Menjalani hari baru dengan angin lalu, untaian kalimat haru, dan rasa senang memahami keinginan diri sendiri.
Cukup sudah. Kini semua usai.
|Wyn
KAMU SEDANG MEMBACA
DIMNESS [✔]
Short StoryMencari kejelasan dalam keremangan. Tak dapat berkata langsung, membuatnya hanya bisa menulis dan menulis pada lembar kertas kosong yang kini penuh dengan kata rindu. Mulai: 24 April 2021 Selesai: 3 Juni 2021 ©lthyasi | 2021