Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Burung-burung hantu pun berkeliaran ke sana ke mari.
Namun, sesosok laki-laki masih berkutat dengan pensil, kertas, dan tumpahan kerinduannya pada pemilik hati.
Pensil itu menari-nari. Sesekali ia melakukan peregangan leher dan menyesap kopi susu yang selalu ia buat tiap malam.
Manik matanya cukup tenang, akan tetapi hatinya begitu gaduh. Belum lagi, pikirannya yang kini berjalan-jalan mengitari luasnya bumi.
Ia pendiam, bahkan tak banyak bicara. Selagi masih bisa diungkapkan melalui tulisan, mengapa harus merelakan membuka suara?
Malam-malam yang ia lalui sama. Sendirian di ruangan yang remang-remang bersama dengan untaian panjang dan seutas harapan.
|Wyn
KAMU SEDANG MEMBACA
DIMNESS [✔]
Cerita PendekMencari kejelasan dalam keremangan. Tak dapat berkata langsung, membuatnya hanya bisa menulis dan menulis pada lembar kertas kosong yang kini penuh dengan kata rindu. Mulai: 24 April 2021 Selesai: 3 Juni 2021 ©lthyasi | 2021