Selamat Membaca...
.
.
.Shion dan Kiba menatap sendu pada bangku kosong di samping Shion. Bangku Hinata. Sudah lima hari ini, gadis Hyuga itu tidak masuk sekolah tanpa keterangan. Berkali-kali, Shion menghubungi Hinata namun, tetap saja tidak ada jawaban dari seberang. Kiba pun sudah mendatangi Apato milik Hinata namun, hanya Hanabi yang berada disana. Kiba bertambah khawatir saat Hanabi ditanya oleh Kiba tentang keberadaan Hinata yang hanya dijawab diam oleh Hanabi.
"Apa aku harus menyuruh anak buah Ayahku untuk mencari Hinata?" Ujar Kiba dengan lemah. Rasanya ada yang hilang saat Hinata tidak berada di sekolah. Kiba, adalah anak dari seorang polisi, pangkat Ayahnya tidak tinggi namun tetap disegani.
Mengapa Shion tak berfikir kesana? "Kau tidak bisa melakukan itu Kiba, Ayahmu seorang polisi. Jika kau meminta anak buah Ayahmu mencari Hinata itu akan terkesan aneh. Hinata bukan diculik." Kiba membenarkan ucapan Shion dalam hati. "Biar anak buahku saja yang aku tugaskan mencari Hinata." Lanjut Shion yang diangguki Kiba.
"Aku berharap padamu, Shion. Dan semoga Hinata baik-baik saja." Kiba berujar dengan mata yang berkaca.
Semoga, ini semua tidak ada hubungannya dengan Paman Minato. Batin Shion.
Naruto menyadari ada yang berbeda, sudah beberapa hari belakangan ini ia tidak melihat wanitanya. Akhirnya ia mengunjungi kelas Hinata. Tentu bukan secara blak-blakan ia mencari Hinata namun, ia akan beralasan mencari Shion.
Shion merasa aneh saat tiba-tiba kelasnya yang tadi riuh kini senyap. Matanya menatap pintu yang kini ia tau mengapa semuanya terdiam. Disana, Naruto sedang berdiri dengan wajah kelewat datar. Melihat itu, Shion segera menghampiri Naruto, ia tau tujuan lelaki itu kesini bukan untuk dirinya namun, Naruto pasti mencari intensitas Hinata. Mungkin saatnya Naruto tau semua rencana Ayahnya dan dirinya dulu.
"Mencariku?" Tanya Shion dengan wajah datar juga. Naruto menjawab dengan tatapan tajamnya.
"Tidak? Baiklah." Shion berbalik, ia ingin Naruto yang terlihat membutuhkannya. Naruto menarik tangan Shion, sehingga gadis itu mengurungkan niatnya. "Apa?"
"Ikut aku." Naruto berbalik diikuti Shion.
Di atap, Naruto membawa Shion bersamanya. Pria kumis kucing itu masih terdiam, begitu juga dengan Shion. Mereka hanyut dalam fikiran masing-masing.
"Kau ingin bertanya tentang Hinata?" Naruto bergeming, sudah dia duga jika Shion tau tujuannya.
"Apa yang direncanakan Ayah?" Tanya Naruto langsung. Shion menghembuskan nafas diikuti dengan memejamkan matanya.
"Kau tau?"
"Aku tidak bodoh dan aku tau bagaimana Ayahku."
"Hah, kau tau jika aku mempunyai misi dari Paman Minato?"
"Hn"
"Naruto, sungguh aku tidak melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Paman Minato."
"Aku tau."
"Kau tau? Bagaimana bisa?"
"Aku tau sifatmu Shion. Dan Hinata adalah orang yang bisa membuat siapapun nyaman berada didekatnya. Apalagi sifatmu dan sifatku tidaklah jauh berbeda." Shion menatap Naruto dari samping. Ia bisa merasakan cinta Naruto yang besar pada Hinata.
"Kau...pasti sangat mencintai Hinata kan, Naru?" Naruto menghunus tatapan tajamnya pada Shion. Ia paling tidak suka urusannya dicampuri. "Cukup jawab pertanyaanku."
Shion terkikik, Naruto tetaplah Naruto. Sepertinya Shion harus bisa menjaga dirinya agar tidak terkena amukan sang bungsu Namikaze. "Kalau cintamu sebesar itu, mengapa kau menjadikannya sebagai pelacurmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE DESTINY
FanfictionTidak tau mengapa, Naruto Namikaze tertarik pada gadis biasa macam Hyuga Hinata. Yang mana sama sekali tidak sepadan dengan seorang pria sekaya Namikaze Naruto. Apa sebenarnya yang menarik dari Hyuga Hinata bagi Naruto Namikaze? Mari ikuti kisahnya...