Selamat Membaca...
.
.
.Sudah hampir satu bulan Naruto tidak menegur Hinata atau menyuruh Hinata datang ke Apartemen atau ruangan pribadinya. Hinata berfikir mungkin saja Naruto sudah bosan padanya, sejujurnya ada sedikit rasa sedih disudut hatinya tapi, Hinata sadar itu harus segera dihilangkan sebelum membesar. Dan Hinata sedang mengusahakan hal itu, ia fokus dengan belajarnya.
Hinata merasa ada yang aneh pada dirinya. Akhir-akhir ini ia sering mengingat-ingat seperti ada yang terlupa namun semakin Hinata berusaha mengingatnya semakin ia tidak ingat.
Saat ini Hinata sedang duduk di bangku ditemani buku pelajaran sejarah Konoha.
"Hanabi-chan..." Gumam Kiba dengan nada memuja, tentu Hinata dengar karena Kiba duduk tepat didepan Hinata. Kakak dari gadis yang dipuja Kiba pun terkekeh, ia tau seberapa besar Kiba mencintai adiknya.
"Hati-hati, Hinata. Adikmu bisa saja hanya diperalat untuk mengurus Akamaru."
"Sembarangan...! Mana mungkin Hanabi-chanku yang cantik itu aku suruh mengurus Akamaru."
"Bisa saja kan? Kau hanya memanfaatkan Hanabi."
"Aku tidak seperti kebanyakan siswa disini yang suka menggunakan nama besar orang tua mereka untuk menindas siswa lain...!" Shion terkekeh mendengar itu, Shion suka sekali membuat Kiba marah karena ia merasa terhibur dengan raut wajah kiba yang menurutnya langka.
"Ya ya ya, aku tau."
"Sialan kau Shion, suka sekali kau membuatku marah." Ujar Kiba dengan tangan bersedekap sembari menyandarkan tubuhnya ke tembok.
"Wajahmu mengalihkan duniaku saat kau marah kiba."
"Urusai...!!" Dan Shion kembali terkekeh lucu.
"Awas jatuh cinta..."
"Cih..."
Sejak pertama ia masuk di KHS dan bertemu dengan Hinata dibelakang sekolah, Shion merasa cocok dengan Hinata. Pembawaan Hinata yang tenang dan tidak banyak bicara menurut Shion, menjadikannya betah berteman dengan Hinata.
"Shion, benarkah kalau kau itu tunangan dari Naruto Namikaze?" Tanya Kiba, Hinata yang mendengar itu hanya bisa menunggu jawaban Shion. Sebenarnya pertanyaan itu juga sangat mengganggu Hinata namun, ia tidak berani bertanya secara langsung pada Shion, ia takut jika Shion akan tersinggung karena itu merupakan hal pribadi.
"Sepertinya begitu." Jawab Shion tak pasti. Membuat Hinata semakin gatal untuk bertanya tapi tetap ia tahan. Tentu saja ia tidak mau semua siswa KHS tau siapa dirinya bagi Naruto. Itu memalukan.
"Apa maksudmu? Kau selalu datang dan pulang bersamanya."
"Kalau aku bilang dia sopir pribadiku, kau percaya?"
"Gila...!"
Mendengar jawaban Kiba Shion tertawa kecil. Mengapa semua orang selalu penasaran dengan hubungannya bersama Naruto. Kalau boleh jujur, Shion ingin berangkat dan pulang sekolah naik sepeda seperti Hinata atau naik angkutan umum. Tetapi pengasuhnya tidak mengizinkan Shion melakukan itu. Shion tidak bisa membantah perintah pengasuhnya karena memang dialah yang diberi hak wewenang oleh kedua orang tuanya. Sebagai pengganti orang tuanya untuk mendidik Shion sampai Shion mampu berdiri dengan kakinya sendiri saat mengelola perusahaan.
"Hey...jawab...!" Kiba masih penasaran dengan jawaban Shion.
"Aku dan Naruto itu tidak ada hubungan apapun, mereka yang melihat kami bersama saja yang mencetuskan serta menerka jika kami memiliki hubungan spesial. Lagi pula, mana mau aku dengan pria dingin seperti itu, rasanya tiap hari melihat freezer." Kiba mengangguk-angguk mendengar penjelasan Shion.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE DESTINY
FanfictionTidak tau mengapa, Naruto Namikaze tertarik pada gadis biasa macam Hyuga Hinata. Yang mana sama sekali tidak sepadan dengan seorang pria sekaya Namikaze Naruto. Apa sebenarnya yang menarik dari Hyuga Hinata bagi Naruto Namikaze? Mari ikuti kisahnya...