Bab VIII

124K 8.3K 165
                                    

Hello, makasih sudah membaca, mevote dan mengomen cerita ini. Maaf ga bisa balas komenannya, ga bisa cepat update dan kalau cerita di part ini gaje. Pokoknya thanks a lot for u all. Happy reading~
★*********************************************★

Adela membongkar tas-tas belanjaku begitu masuk ke kamar dan langsung menuju tempat tidur aku dan Rafael. Bukan hanya itu, dia Memakai pakaian yang dipilih Rafael. Rasa kesal dan ga suka meliputiku. Pengen rasanya berteriak jangan menyentuh barang-barang yang dibelikan suamiku.

”Gimana? gue cantik kan pakai ini?” Adela memamerkan gaun berwarna merah maron yang membuat Rafel terpesona padaku tadi. ”Ini cocok banget ama gue. Pas banget!” Adela menatap dirinya di kaca meja rias.

”Rafael baik banget ya sampe ngeluarin banyak uang beli gaun-gaun ini buat lo. Gue yakin pasti dia yang pilihin ini semua. selera lo kan ga setinggi ini” ejeknya sambil tertawa lalu kembali mengagumi dirinya.

Aku hanya bisa meremas kuat lenganku menahan emosi sebelum kata-kata kasar keluar dari mulutku. Bahkan menekan pikiran yang ingin sekali menarik paksa gaun yang ia pakai dan menyimpan semua gaun-gaun itu darinya.

”Adre” panggil Rafael yang masuk ke kamar tidur lalu terdiam lama menatap Adela. Wajahnya tak terbaca. Ingin rasanya aku menariknya keluar dan membawanya pergi dari kamar kami. Apalagi melihat wajah Adela yang senang dan tersenyum bangga seakan tidak ada pria manapun yang mengalahkan pesonanya.

”Gimana menurut lo? Gue cantik kan pakai ini?” tanya Adela ga tau malu. Itu gaunku! Ga seharusnya ia menanyakan hal itu pada suamiku!

”cantik” jawab Rafael yang menusuk hatiku.

Adela tersenyum senang lalu matanya seakan mengejekku. ”Jadi, boleh dong kalo semua gaun ini jadi milik aku?” Hey! Aku mengatup mulutku ingin menjerit dan menahan diriku ingin menyerbu gaun yang ada di atas ranjang. Dan kenapa sekarang ia pakai ’ aku’? kecuali.. ga mungkin! Dia cuman pakai kata ’aku-kamu’ kalau dia tertarik dengan orang itu.

”Adre ga cocok pakai ini semua. paling entar jadi pajangan aja. Buat aku ya?” Adela memasang wajah imut yang pasti meluluhkan semua pria.

Rafael hanya mengangguk ”Kamu benar. Gaun itu lebih cocok dengan kamu. Kamu bisa mengambil semuanya”

Aku lansung menoleh ke arah Rafael. Aku ga rela ia memberikan semuanya untuk Adela! Bahkan ia tau dari raut wajahku yang protes.

”Bisa kamu bawa pakaian ini semua ke kamarmu? Pelayan akan mengantarkan kamu” permintaan Rafael yang langsung di iyakan Adela dengan memasukan semua gaun-gaun yang berserakan di atas tempat tidur.

”makasih ya Raf” ia mendekati Rafael dengan membawa tas-tas itu. Kenapa ia terus jalan ke Rafael? Jangan-jangan Adela ingin memeluk Rafael?

”Hey!” teriakku spontan saat Adila mengangkat tangannya ingin memeluk Rafael. Ia berhenti dan menatap kesal ke arahku.

”Gue kan cuman mau berterima kasih!” ketusnya lalu menoleh ke Rafael dan tersenyum. ”Sekali lagi makasih ya. lain kali aku meluk kamu” ucapnya dengan nada menggoda lalu pergi dari kamar kami.

Aku melihat Rafel yang tersenyum lalu bersiul menuju kamar mandi. Dasar! Semua laki-laki sama aja! Selalu termakan pesona Adela! Duh, kenapa rasanya panas ya! aku mengipas-ngipas wajah terutama dadaku yang rasanya ingin meledak. Sepertinya aku butuh udara segar.

Aku berjalan ke arah balkon di kamar dan duduk di kursi menatap gedung-gedung tinggi lainnya. Kenapa aku jadi berpikir jahat sekali sih? Jadi jahat dengan saudara sendiri. Kalau Rafael pengen kasih gaun-gaun itu kan hak dia. Yang beli itu semua kan pakai uang dia juga.

AdreanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang