01

19 2 0
                                    

Kringgg

Dering nyaring alarm terdengar di dalam sebuah kamar yang bernuansa warna biru laut. Suaranya mengusik pendengaran seorang gadis yang berbaring di ranjang tidurnya. Ia yang ketika tidur itu sensitif dengan suara apapun lantas menggeliat lalu membuka kedua matanya. Tak lupa ia matikan pula alarm yang baru saja membangunkannya.

Sejenak ia terdiam guna mengumpulkan kesadarannya. Dirasa sudah cukup, ia langsung berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri lalu bersiap-siap untuk pergi kuliah mengingat satu jam lagi menuju pukul 7 pagi yang artinya jadwal kelas pertamanya di hari Senin.

Perkenalkan, gadis itu bernama Kim Haneul. Gadis yang nampak dingin dari luar, tetapi memiliki hati selembut awan, seperti namanya. Gadis yang kini menginjak semester 2 perkuliahan itu tinggal bersama  kedua orang tua beserta satu adik laki-laki bernama Kim Yohan yang usianya terpaut tiga tahun di bawahnya.

Haneul keluar dari kamar bersama tas yang ia sampirkan di pundak kanan dan tangan yang menenteng sepasang sepatu berwarna putih gading. Ia menuruni anak tangga ditemani keheningan. Tungkainya berjalan menuju meja makan dan mendapati segelas susu serta selembar sticky notes di sampingnya.

"Minum susumu, Haneul. Ibu dan ayah harus pergi ke Busan hari ini. Kami tidak bisa pulang dalam waktu dekat. Maaf, ibu dan ayah pergi dengan hanya meninggalkan selembar kertas ini. Jangan lupa sarapan, sayang. Jaga dirimu dan adikmu, yaa. Ibu dan ayah menyayangi kalian."

Haneul lantas meremas kertas itu lalu membuangnya ke tong sampah. Ia teguk habis susu itu. Tindakannya itu bukanlah tanpa alasan. Ia hanya merasa lelah dan sedih karena sikap kedua orang tuanya yang lebih mementingkan pekerjaan dibandingkan kedua anaknya.

Tanpa sarapan, Haneul bergegas pergi menuju halte bus tanpa memedulikan Yohan. Adiknya itu memang tidak sedang berada di rumah, melainkan menginap di rumah temannya. Haneul biasa pergi kuliah menaiki bus yang memakan 25 menit perjalanan.

"Kim Haneul!" Sebuah panggilan menyapa Haneul yang baru saja turun dari bus. Haneul menoleh ke belakang dan mendapati gadis manis yang tengah berlari kecil ke arahnya.

"Apa?" tanya Haneul. Gadis manis itu tersenyum dan menggeleng pelan.

"Tidak. Ayo ke kelas bersama!" Setelahnya, Yura menggaet tangan kiri Haneul. Haneul pun pasrah dibuatnya.

Ruang kelas bahasa Inggris - A, ruang kelas Haneul dan Yura. Setibanya di ruang bercat putih itu, Haneul dan Yura lantas menghampiri kursinya masing-masing. Haneul di sisi kiri
baris ketiga dari depan, sementara Yura berada tepat di samping kanannya. Dari tempat duduk Haneul, gadis bersurai hitam itu dapat secara langsung melihat ke luar melalui jendela di sisi kirinya. Seperti yang langsung Haneul lakukan sekarang.

Pandangannya menatap lurus
ke luar hingga tanpa sadar ia melamun dengan tangan yang menyangga kepalanya.

"Haneul-ah," panggil Yura.

Sebab tak mendapat jawaban, Yura kembali memanggil Haneul dengan sedikit colekan di tangan Haneul. "Yak, Kim Haneul!" Suaranya pun agak sedikit mengeras, tetapi itu semua tidak membuat Haneul tersadar dari lamunannya.

Alhasil, Yura pun menggebrak meja temannya itu cukup keras hingga seluruh teman sekelasnya yang memang sudah cukup banyak dan sibuk dengan urusannya masing-masing itu terperanjat. Puluhan mata pun tampak siap membunuh Yura yang kini salah tingkah.

"Hehe, maaf maaf. Silahkan lanjutkan kegiatan kalian." Mereka pun kembali terlarut dalam kesibukannya.

"Ada apa, Yura-ya?" tanya Haneul tanpa mengalihkan pandangannya dari luar.

"Kau... dari tadi kupanggil tidak menjawab. Sampai aku memukul mejamu pun kau tidak
menoleh. Apakah telingamu baik-baik saja?" celoteh Yura kemudian tangannya menyentuh telinga Haneul, hendak mengeceknya. Haneul pun menepis tangan Yura sembari menoleh.

Late LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang