02

9 2 0
                                    

Haneul POV
Jam istirahat tengah berlangsung, aku hanya terdiam dikelas. Jika sedang malas kemana-mana, aku hanya menulis sesuatu yang sedang aku rasakan atau bisa disebut menulis diary.

Buku diaryku penuh dengan cerita tentang seseorang yang pernah aku sakiti sekaligus menyakitiku. Ya, aku sangat menyesal mengapa dulu aku menyakitinya, padahal aku tahu rasanya tersakiti.

Bodohnya aku yang menyakiti dirinya yang bahkan sudah aku ketahui bahwa dia itu tulus mencintaiku. Bahkan dia rela melakukan apapun yang dia rasa itu bisa membuatku jatuh hati padanya. Alhasil, perjuangannya tidak sia-sia. Aku pun menyukainya.

Kami menjalin hubungan istimewa yang hanya berjalan kurang lebih tiga bulan dan satu kesalahanku yang membuat kami mengakhiri hubungan. Aku tahu pasti dia sangat kecewa dengan apa yang aku lakukan padanya sampai-sampai dia memutuskan untuk mengakhiri hubungan kami secara sepihak.

Aku selalu berpikir, mengapa waktu itu aku melakukan hal itu? Huft, bagaimana pun itu sudah menjadi bagian dari masa laluku yang takkan bisa kuubah dan kuperbaiki.

"Hei, Haneul-ah!" Ck, lagi-lagi Yura mengejutkanku.

"Bisa tidak sih, kau diam dan tidak mengangguku sehariii saja?!" Aku sangat kesal bila ada yang mengangguku disaat aku sedang ingin sendiri.

"Hehe maaf." Dengan wajah tak berdosanya dia pergi begitu saja. Huhh.. berilah aku kesabaran, Tuhan.
Haneul POV end

Author POV
Jimin mengerjapkan matanya, mencoba menetralkan pandangannya dengan sekitar. Dia cukup bingung, mengapa dia sampai berada di ruang UKS.

Lelaki bermata minimalis itu mencoba mengingat kejadian sebelumnya.

"Jim, kau sudah sadar?" Taehyung yang menyadari Jimin sadar dari pingsannya langsung mendekati sahabatnya itu.

"Terima kasih karena kau membawaku kesini."

"Tidak usah sungkan begitu, kita 'kan sahabat."

"Berapa lama aku pingsan?" tanyaku penasaran.

"Kau pingsan cukup lama dan aku menunggumu sendirian disini. Betapa lelahnya aku menunggumu sementara kelas sudah bubar satu jam yang lalu. Aku lapar sekarang, tapi Jungkook melarangku untuk meninggalkanmu," jelas Taehyung dengan wajah yang kini dibuat sedih.

"Jangan-jangan kau tidak ikhlas membantuku. Maaf, karena aku
membuatmu harus menunggu disini sendiri." Matanya memicing. Dengan malasnya, Jimin berpura-pura sedih di depan sahabatnya yang justru mengomelinya di saat ia baru saja sadar.

"Tidak tidak, aku hanya bercanda, hehe. Aku ikhlas membantumu, Jim. Kalau tadi aku dan Jungkook tidak menyusulmu ke lapangan, bagaimana jadinya kalau kau bermalam di sekolah. Seharusnya kau berterima kasih padaku dan Jungkook!" ujar Taehyung membanggakan diri, membuat Jimin lagi-lagi merasa sebal dengan perilaku sahabat aliennya itu.

"Sekarang, Jungkook kemana?" tanya Jimin ketika tak mendapati sahabat kelincinya.

"Sudah pulang, apalagi jika bukan mau berpacaran." Jimin terkekeh setelahnya mendapati wajah muram Taehyung. Memang sahabatnya yang satu itu seringkali cemburu padahal 'kan mereka sama-sama lelaki.

~*~

Jimin POV
Setelah kejadian pingsan kemarin, aku jadi tidak bisa kuliah hari ini karena sakit. Eomma memarahiku karena sikapku ini yang tidak berubah sejak sekolah dasar. Apa lagi jika bukan ketiduran di kelas. Alhasil, aku selalu mendapat hukuman yang bisa membuatku kelelahan.

Late LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang