03

11 1 0
                                    

Author POV
Bel tanda kelas selesai berbunyi. Untungnya, hari ini Haneul dan Yura hanya ada satu kelas. Jadi, mereka bisa langsung pulang sekarang. Seperti biasa, kedua gadis itu pulang bersama berhubung rumah keduanya saling berhadapan.

Tapi di perjalanan pulang, Yura diam saja, tidak berbuat atau berkata apapun. Seperti sedang memikirkan sesuatu.

"Yura!" panggil Haneul. Senyum miring seketika muncul di wajahnya.

"Yura, itu Taehyung!" teriaknya sambil menunjuk ke depan.

"Mana?" Yura celingukan. Haneul pun tertawa dibuatnya. Ah, jarang sekali gadis itu bisa tertawa lepas.

"Yak, kau membohongiku!"

"Ah, aku tau. Ternyata dari tadi kau melamun lalu senyum-senyum tidak jelas seperti orang gila itu karena memikirkan Taehyung ‘kan?" Yura sudah lama menyukai Taehyung, sahabat Jimin. Dulu, Jimin sering membawa sahabatnya itu ke rumah.

Yura menyukai Taehyung sejak pandangan pertama. Sejak saat itu, gadis pemilik senyum manis itu mulai merasakan lagi apa yang namanya cinta. Baik, tampan, konyol. Tiga kata yang mendefinisikan seorang Taehyung bagi Yura. Pun cukup lama keduanya saling bertukar pesan. PDKT lebih tepatnya.

Yura menjawab hanya dengan anggukan kepala. Pipinya memerah.

"Semalam, Taehyung menyatakan perasaannya padaku, Haneul-ah," sambungnya dengan malu-malu.

"Kau menerimanya ‘kan?" tanya Haneul cukup antusias.

"Masa iya, aku menolak pernyataan cinta dari seseorang yang sudah lama aku cintai."

"Ciee.. pasangan baru nih," goda Haneul. Bahagia sekali ketika melihat sahabat sejatinya bahagia.

"Tapi jangan beritahu siapapun kalau aku berpacaran dengan Taehyung ya?" pinta Yura.

"Memangnya kenapa?"

"Tidak apa-apa sih."

"Emmm yasudah." Kami pun melanjutkan perjalanan pulang kami.

Haneul cukup iri dengan Yura. Orang yang ia suka selama ini ternyata menyukai dirinya juga. Sementara, Haneul.. ia bahkan tak tahu bahwa perasaan yang masih membayang-
bayanginya tak kunjung hilang. Membuatnya merasa tak mengerti dengan hatinya sendiri. Namun, keadaan saat ini pun sudah cukup menahannya untuk sekadar memastikan perasaannya sendiri.

Ya, karena lelakinya dulu, kini sudah bersama wanita lain.

"Haneul-ah, apa kau masih ada rasa dengan Jimin? Bukannya apa-apa, tapi kurasa kau masih menyukai Jimin." Baru saja dipikirkan, sahabatnya itu melayangkan pertanyaan yang membuatnya bingung.

"Emmm... entah. Aku pun tidak tau bagaimana isi hatiku sekarang. Memangnya kenapa?" Semenjak mereka putus, hatinya belum terisi oleh orang baru. Yang ada di hatinya hanyalah Jimin. Haneul cukup menyadari itu.

"Tidak apa-apa, aku hanya ingin tahu saja. Kalau dilihat-lihat, kau ini masih menyukai Jimin. Selama ini kau belum menyukai siapapun ‘kan selain Jimin? Berarti hatimu dan dirimu menolak untuk menerima orang lain. Jadi sudah dipastikan, kau itu masih suka dengan Jimin," tebak Yura. Benar juga apa yang dikatakan oleh sahabatnya.

"Mungkin. Itu rumahku dan rumahmu sudah terlihat. Selamat berjumpa besok!"


~*~


"Halo?" Si penelepon tersenyum tipis mendengarnya.

"Jimin-ah."

"Ada apa kau menghubungiku malam-malam begini? Tidak bisa tidur gara-gara memikirkanku ya?"

Late LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang