Bagian 3

434 61 4
                                    

Mobil Kelvin sudah terparkir di parkiran sekolah. Kelvin, Alika dan Ketiga anaknya turun dari mobil, larat! Alika malah ditahan dulu di dalam mobil. Dia melihat perdebatan anaknya yang mempermasalahkan siapa yang membuka pintu untuknya.

Darren tidak ikut nimbrung dan langsung membuka pintu mobil, Alika tersenyum melihat bagaimana kelakuan anaknya. Yang bertengkar siapa yang membukakan pintu akhirnya Darren juga yang tanpa harus bertengkar. Kelvin juga sibuk melerai mereka berdua.

Alika berjalan sembari menggandeng tangan Darren meninggalkan suami dan juga kedua anaknya yang bertengkar.

Semua pasang mata saling terkejut saat melihat Darren si cuek berjalan sembari menggandeng seorang perempuan. Mungkin mereka berpikiran bahwa Alika itu pacarnya Darren.

"Gila, tuh cewek siapa sih? Kok bisa gandengan tangan sama Darren, mana udah tante-tante lagi," ujarnya seraya melirik Alika tidak suka. Darren menatap tajam perempuan itu saat membicarakan sang ibu.

"Ihhh, tuh tante-tante genit amat yah. Udah tua kok gak nyadar diri sih," cibirnya yang membuat Alika mendelik tidak suka.

"Momy, kok ninggalin Revan sih," gerutu Revan saat dia tahu bahwa Alika sudah berjalan duluan dengan Darren. Mendengar teriakkan Revan yang cukup kencang cukup terdengar oleh siswi-siswi perempuan yang mengatainya tadi. Jangan ditanya bagaimana muka mereka, muka mereka terlihat merah padam karena malu.

"Ja-jadi dia mamanya mereka, gawat! Sekarang gak akan ada kesempatan buat deketin mereka lagi deh."

Alika terkekeh geli yang melihat bagaimana ekspresi Revan yang tahu bahwa Darren yang malah terlebih dahulu bersama Alika.

"Kalian sih, terus berdebat. Udah, ayok masuk nanti kita kesiangan," ujar Alika dan langsung menarik anak-anaknya masuk ke aula yang telah disiapkan.

Alika duduk di tengah, dia dilingkup oleh anak dan juga sang suami. Keposesivan mereka terlalu mendunia, bayangkan saja, dirinya berbicara dengan lawan jenis selain mereka saja tidak boleh.

"Halo, selamat pagi. Terimakasih kepada orang tua murid yang sudah datang pada acara kelulusan hari ini. Mungkin saya tidak akan banyak bicara dan kita langsung saja mulai acaranya," kata sang MC dan diakhiri dengan tepuk tangan yang meriah.

30 menit kemudian, acara berjalan dengan lancar. Sekarang waktunya acara untuk murid-murid, para orang tua murid sebagian ada yang sudah pulang ada juga yang masih berdiam.

"Kalian lanjutkan saja acaranya, momy sama papa mau pulang. Ingat! Jangan pulang malam, harus ingat waktu. Terutama kamu Devan, jangan tawuran lagi," peringat Alika.

"Darren mau pulang aja," ujar Darren. Alika menghela nafas kasar, beginilah Darren dua tidak suka dengan kebisingan dan juga keramaian.

"Kamu disini aja, senang-senang sama teman-teman yang lain, masa iya langsung pulang," bujuk Alika, Darren menggelengkan kepalanya yang membuat Alika pasrah, Darren tidak mau yah masa iya dirinya harus memaksa.

"Revan juga mau pulang aja, disini gak seru. Mending dirumah bisa meluk momy," imbuh Revan ikut-ikutan.

"Dev---

"Iya, Devan juga mending pulang. Ayok, momy udah capek, mau istirahat," timpal Alika yang menyela ucapan Devan. Tentu saja dia tahu bahwa Devan juga bakalan ikut pulang karena mendengar Revan yang niatnya pengen dipeluk Alika terus. Devan memang paling pencemburu terhadap Revan, tapi beda dengan Darren.

____

Sepulangnya dari acara kelulusan, Revan dan Devan
langsung masuk ke kamar mereka. Alika tahu bahwa anak-anaknya juga sepertinya kelelahan.

"Sebenarnya momy ada berita, gak tau ini bakalan jadi berita baik apa enggak. mau dengar sekarang atau nanti aja?" tanya alika yang membuat Kelvin kebingungan. Darren dan yang lainnya juga ikut menghentikan langkahnya saat mendengar penuturan sang ibu.

"Berita apa, mom?" tanya Devan dan langsung duduk untuk duduk mendengar penjelasan Alika, dan diikuti oleh yang lain.

"Sebenarnya---- sebentar lagi kalian akan punya adik baru," ujar Alika yang membuat keadaan hening sesaat. Sebentar! Maksudnya apa?

Darren yang sudah mengerti apa maksud perkataan Alika hanya bisa tersenyum. Kenapa papa dan juga abang-abangnya lemot sekali sih otaknya.

"Adik?"

"Maksudnya, mommy lagi hamil. Jadi kita bakalan kedatangan Anggota keluarga baru," jawab Darren yang membuat Revan melotot terkejut.

Kelvin masih saja menganga tidak percaya, maksudnya dia akan punya anak lagi. Sejak kapan Alika hamil, kenapa tidak memberitahu dirinya.

"Kok bisa?" tanya Devan.

"Pertanyaan yang sungguh tidak berguna, leee! Yah bisalah, orang momy masih muda," jawab Revan.

"Syerius SyumPahh, siapa pelaku utamanya, Leee?" tanya Balik Devan.

"Siapa lagi kalau bukan dia pelaku utamanya," tunjuk Revan kepada Kelvin. Sang empu hanya bisa tersenyum bangga sembari menatap ketiga anaknya.

"Papa hebat bukan?"

Three BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang