Chapter 2

133 17 0
                                    

Itu tidak mungkin benar…

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Itu tidak mungkin benar…

Tunggu

Kenapa aku meninggalkan komentar buruk?

“Itu karena endingnya yang buruk! Aku hanya mengkritiknya karena itu terlalu menyedihkan! Aku yakin semua pembaca setuju denganku. Apakah tidak cukup hanya dengan membunuh satu orang? Kenapa mereka membunuh Duke dan Sue? Kamu pikir aku telah membaca novel ini selama tiga tahun hanya untuk menerima ending seperti itu?"

Aku memikirkannya dengan keras dan menjadi sangat marah.

Setiap kali diperbarui, aku akan membaca bab itu berulang kali tanpa melewatkan sedikit pun. Aku juga selalu menulis komentar bagus yang diisi dengan dorongan positif setiap saat.

"Sampai ceritanya menuju ending aku telah menulis lebih dari 100 komentar positif! Tetapi jika memang karena satu komentar buruk itulah yang membuatku…. ”

Tidak buruk juga.

Ini adalah transmigrasi yang mendadak, tetapi aku tidak merasa gugup. Masalahnya adalah webtoon ini memiliki akhir yang menyedihkan.

Dan aku juga tahu akhir cerita dari sang Duke.

Kehidupan orang yang bertransmigrasi dengan semangat bebas, yang tindakannya tidak terlalu penting, sekarang telah berakhir. Aku akan berhati-hati karena aku belum ingin mati.

Aku hanya ingin hidup bahagia dan tanpa beban.

Selain itu, aku sekarang hidup dengan karakter favoritku.

Ketika aku menenangkan pikiran bercabangku untuk sementara waktu, aku merasa seperti aku bisa melihat jalan keluar dari situasi yang suram ini.

Tok, Tok

Aku dengan tenang menenangkan diri dan memperbaiki postur tubuhku pada saat aku mendengar ketukan kedua.

"Masuklah, Amber."

Kupikir Amber-lah yang akan masuk, namun saat pintu terbuka aku secara otomatis segera memejamkan mataku erat-erat.

Sesosok yang tangguh dan bersinar memasuki ruangan.

'Wow, berkilaunya'

“Apa kita bisa berbicara sebentar…”

Ya, aku akan berbicara denganmu selama yang kamu mau!

“Ya, Silahkan.”

Lucian-lah yang datang tiba-tiba, tapi daripada merasa terkejut aku lebih merasa bahagia. Aku menawarinya tempat duduk dengan senyum cerah tanpa menyadarinya.

Terkejut dengan sambutan yang hangat, Lucian menyipitkan matanya sedikit dengan wajah tanpa ekspresi.

Lucian duduk di depanku.

Itu saja sudah membuatku terkesan.

Aku tidak menyangka akan melihat favoritku secara langsung begitu cepat.

Menjadi Adik Pemeran Utama Obsesif Yang Menyesal [NOVEL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang