Chapter 11

45 9 0
                                    

Aku segera menuju ke tempat Lucian tanpa penundaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku segera menuju ke tempat Lucian tanpa penundaan.

Kemarin, aku mendengar dari Amber bahwa dia tidak mengalami cedera, tetapi aku masih belum lega.

Karena kemarin dia berlumuran darah, bahkan jika itu bukanlah darah manusia, itu tetap tidak hilang dari pikiranku.

Pada ending "Ada Boneka Lain Yang Tinggal di Rumah Boneka". Lucian menemukan Sue yang telah memilih untuk bunuh diri, dan itu menyebabkan Lucian menjadi gila.

Kebencian dan kemarahan yang terkubur di dalam dirinya dilepaskan ke orang-orang di sekitarnya.

Ada gelombang kecil darah di lantai setiap kali dia bergerak setelah menebas semua orang di mansion.

Lucian, yang berlumuran darah di sekujur tubuhnya karena pertumpahan darah, meninggal dengan memegang tubuh Sue.

“Ah, aku sangat takut. Itu mengerikan.”

Tidak akan ada masa depan seperti itu untuk favoritku.

Aku akan memastikannya. 

Sesampainya di depan kamar Lucian, aku menarik napas dalam-dalam. Aku tidak ingin menunjukkan padanya ekspresi canggungku tanpa alasan.

Aku ingin selalu tersenyum di hadapannya. Aku ingin dia tersenyum bebas sepertiku.

Tok, tok, tok, tok.

"Apakah kamu di dalam, Kakak?"

Aku tahu bahwa Duke memberinya hari libur khusus hari ini. Aku merasa seperti diberi hadiah karena aku diselamatkan olehnya.

Pintu terbuka begitu aku selesai berbicara. Berdiri dengan pakaian yang agak tidak teratur, dia menatapku.

Tidak, bukan hanya pakaiannya yang berbeda dari biasanya.

Dia tersenyum.

Dia memiliki senyum cerah yang cocok dengan wajahnya, bukan tampilan acuh tak acuh seperti biasanya.

"Rachel."

Aku segera menjawab seolah-olah aku dirasuki oleh panggilannya.

"Iya kakak."

"Aku sudah menunggu."

Kata-katanya yang mengatakan bahwa dia telah menungguku membuatku tersenyum. Aku memasuki kamarnya tanpa ragu dengan ucapannya.

Ekspresi yang tidak cocok dengan wajahnya tidak langsung terlihat di mataku.

Hanya senyumnya adalah satu-satunya hal yang terekam oleh mataku dan tercetak di dalamnya.

Hanya senyumnya adalah satu-satunya hal yang terekam oleh mataku dan tercetak di dalamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Menjadi Adik Pemeran Utama Obsesif Yang Menyesal [NOVEL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang