Lucian, yang biasanya tidak menunjukkan perasaan internal di wajahnya sama sekali, berdiri di depan ruang belajar ayahnya dengan ekspresi gugup.
Sampai beberapa saat yang lalu, dia makan malam dengan ayahnya, yang membuatnya merasa seperti sedang berjalan di udara.
Tentu saja, bukan hanya mereka berdua, Rachel ada bersama mereka, tapi itu tetap bagus.
Dia bahagia.
Dia mengira ayahnya akhirnya mengenali dia sebagai seorang putra.
Namun, setelah Rachel kembali ke kamarnya, ekspresi ayahnya langsung berubah drastis.
Bibirnya tertutup rapat dan senyumnya hilang, dan matanya yang lembut berubah menjadi tatapan yang tegas dan tidak ramah.
Dia meninggalkan ruang makan duluan dan meminta Lucian untuk datang ke ruang belajarnya.
Ruangan dimana dia selalu di'disiplin'kan oleh ayahnya.
Dia mencoba membuka pintu setenang biasanya.
Tapi dia tidak mau masuk hari ini.
Dia belum pernah merasa seperti ini sebelumnya.
Tidak heran dia ingin memberontak ...
Lucian menggelengkan kepalanya untuk mengusir pikiran-pikiran aneh yang selama ini dia alami.
Lalu dia buru-buru memutar kenop pintu.
Pintu besar dan megah terbuka tanpa suara.
Bayangan di dalam ruangan, yang dipantulkan oleh cahaya redup, menjalar di sekitar dinding seperti monster yang sedang menunggu untuk memakannya.
Lucian menatap kosong ke dalam ruang belajar dan melangkah masuk dengan wajah tanpa emosi.
Sudah sebulan sejak aku datang ke sini. Aku merasa jauh lebih nyaman di dalam kastil karena aku sekarang sudah menjadi lebih akrab dengan kastilnya.
Sambil memegang sekeranjang makanan ringan di pelukanku, aku memeriksa semua tempat di mana biasanya Lucian berada.
Duke tampaknya telah berubah sedikit demi sedikit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi Adik Pemeran Utama Obsesif Yang Menyesal [NOVEL]
Fantasy"Kenapa kamu malah terobsesi denganku?" @Lolygotcha [290421]