Chapter 8

103 9 1
                                    

Dikelilingi oleh semak mawar yang harum, aku menyesap secangkir teh mawar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dikelilingi oleh semak mawar yang harum, aku menyesap secangkir teh mawar.

Saat aku meminum teh mawar, jantungku berdebar kencang. Rasanya seolah-olah aku telah mengonsumsi kafein dalam jumlah besar.

Menyaksikan awan yang perlahan lewat dengan hampa, aku memikirkan cerita aslinya lagi dan mengepalkan tangan.

Itu karena awan halus yang lewat tampak seperti dia.

Pemeran sub-pria, Oscar!

Aku duduk dalam posisi santai di kursi dan dengan malas menatap awan yang melayang.

Itu tampak seperti pemeran sub-pria. Awan yang itu terlihat seperti dia, dan awan yang ini juga terlihat seperti dia.

Lucian-ku sangat baik padanya, tapi beraninya dia menculik Sue dari bawah hidungnya dan membuatnya menjadi gila!

Ayo, kita jadi gila bersama kalau begitu. Mari kita lihat siapa yang paling gila!

Ketika aku sedang memakan dessertku sedikit demi sedikit, sambil mengutuk pemeran sub-pria asli.

Tuk kitak kituk!

Suara derap kuda terdengar semakin dekat.

Aku segera bangkit dan melihat ke arah kereta. Tampak di sampingnya, Pola mawar hitam rumit di antara kedua pedang yang sangat megah tercetak, memperjelas siapa pemilik dari kereta itu.

“Amber, sepertinya Duke telah sampai. Ayo kita temui dia.”

Kami berjalan menuju pintu gerbang mansion.

Mengarahkan perhatiannya ke kereta di jalan, Amber memimpin lebih dulu.

Aku berjalan secepat yang aku bisa sambil memegang erat ujung gaun dengan tanganku. Aku ingin menunggu di depan kereta.

Aku tiba pada saat yang sama ketika kereta berhenti.

Pelayan membuka pintu kereta terlebih dahulu sebelum aku bisa membukanya. Di dalam kereta, Duke menyambutku tanpa menyembunyikan kegembiraannya.

“Apakah putriku sedang menunggu ayah?”

Aku tidak bisa menjawab karena aku sudah berada dalam pelukan Duke yang bergegas menghampiriku.

Duke melanjutkan seolah-olah dia agak senang dengan tanggapanku.

“Kamu pasti penasaran.”

Duke, yang telah mengulurkan tangannya, dengan lembut menepuk kepalaku sementara aku menatapnya dengan tatapan penuh harap.

“Ayo, ucapkan halo. Ini hewan peliharaan barumu yang akan menemanimu mulai sekarang."

Saat pertama kali melihatnya, aku mengetahui seberapa akurat kalimat favoritku untuk mendeskripsikannya.

Menjadi Adik Pemeran Utama Obsesif Yang Menyesal [NOVEL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang