# 13 . lembar baru

18 7 0
                                    

"Gimana si Haseul?"

Bangchan mengerjapkan mata. "Hah?"

"Alah, jujur aja. Lo naksir, kan?" Gila. Jaehyun kalau sudah bicara memang tidak berakhlak. Padahal orang itu tahu kalau Bangchan baru ditolak seminggu yang lalu. Masa iya langsung suka perempuan lain? Yang benar saja.

"Masuk divisi mana dia jadi?"

"Audio. Suaranya soft banget."

Jaehyun menggebrak meja penuh semangat. Dari matanya saja bahkan terlihat kalau pemud itu sudah sangat kesenangan. "Ajakin duet!"

"Hah?"

"Suara lo kan bagus juga, njir!"

Astaga, Bangchan sampai tak habis pikir dengan jalan pikir temannya satu ini. "Jae, gue bukan ketua klub vokal. Nggak ada nyanyi-nyanyian di klub gue."

"Huh, nggak seru," cebik Jaehyun.

Bangchan menggeleng-gelengkan kepala. Lantas ia kembali fokus dengan laptop dan segala laporan perihal projek yang hampir mendekati hari H-nya.

Selagi Jaehyun menikmati makan siangnya, tentu saja Bangchan tidak mau melewatkan 'waktu' yang mungkin hanya datang sekali. Tentu saja, Jaehyun itu terlihat cool dari luar. Tapi begitu ia jadi sahabat, keluar semua sifat aslinya.

Untung Bangchan penyabar.

"Chan!"

Seseorang memanggil. Haseul memeluk beberapa berkas sementara satu tangannya dipakai untuk menyapa. Sontan, Jaehyun dibuat terkejut.

Ia melirik temannya. "Langsung pergi?"

Bangchan mengangguk pelan. "Makan siang. Kalo nggak ada kelas kabarin gue, ya. Bye!"

Pemuda itu melenggang pergi. Benar-benar meninggalkan Jaehyun yang nyaris saja membalikkan meja kalau saja tidak sedang ada di tempat umum.

Jaehyun ikut bangkit, dan pergi membayar semua pesanannya. Bibirnya sudah maju--menggerutu kesal.

"Udah ya. Nggak lagi-lagi gue naksir cewek. Alah, sok iya juga. Giliran sekarang udah main makan siang aja. Huh, untung gue ganteng. Makasih ya bu esnya!"[]

---THE END---

[✓] By Your SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang