O : Badboyfriend

76 7 97
                                    

Series : When One School with a Boyfriend
Title : Badboyfriend
Publish Date : 1 Juni 2021

---

'Panggilan ditujukan untuk siswa bernama Nugra Febrian kelas 11 IPS 3, mohon segera menemui Ibu Endang di ruang BK.'

Jam istirahat baru saja dimulai 10 menit yang lalu, tapi sudah terdengar pengumuman seperti ini lagi.

'Sekali lagi, Panggilan ditujukan untuk siswa bernama Nugra Febrian kelas--'

"Langganan banget tuh cowok lo, kenapa lagi?" tanya Aileen menyenggol bahu Olivia yang sedang makan.

Sasa terbahak sesaat, sebelum menyedot minuman dari gelas kertas sekali pakai. "Itu langganan, apa ngekos di ruang BK? Tiap gue mau rapat, pasti tuh orang ada di ruang introgasi."

"Loh? BK ada ruang introgasinya?" tanya Nadin kaget.

Selaku ketua konseling remaja, Sasa cukup sering memasuki ruang BK. Bukan karena terlibat masalah, tapi membantu menyelesaikannya.

"Ciri-ciri anak baik. Nggak pernah masuk BK," ucap Sasa bertepuk tangan pelan.

"Enggia mana? Kita cuma enam per tujuh nih," tanya Selvina menghitung jumlah mereka.

Padahal siang ini mereka janjian makan bareng di kantin lantai 1. Tapi cewek yang memiliki rambut pendek itu tak terlihat batang hidungnya.

"Biasalah."

"Apa?" Selvina kembali bertanya, saat Nadin merespon.

Aileen berdecak, "Mari pindahkan tahta ketidakpekaan kepada Pipi."

"Lah emang pacar lo udah peka?" sahut Nadin dengan tawa ejekan. Mereka memang memberikan tahta itu pada pacar Aileen. The king of silenced.

Aileen mendengus, ingin membela tapi tak bisa.

"Gue dikacangin astaga," keluh Selvina menggelang tak percaya. Rambut gelombang gadis itu terlihat bergoyang cantik, jatuh di kedua pundaknya.

"Ya tuhan, lo kebanyakan famous, sampai nggak tahu apa-apa." Sasa mulai gas mode on.

"Dia ngapel, kayaknya makan bareng Reihan sama anak-anak basket. Nih biasanya Aileen juga join." Venara menjelaskan perlahan.

Selvina membulatkan mulutnya. "Lah lo kok nggak bareng pacar Leen?" lanjutnya beralih bertanya pada gadis berambut coklat alami itu.

Sasa tertawa misterius. "Kayak nggak tahu aja."

"Berisik ah!" Aileen cukup peka, kalau kali ini gilirannya menjadi bahan roasting-an mereka semua. Ah! Khususnya Nadin, Sasa dan Selvina.

Aileen beralih menatap Olivia yang selalu diam, padahal sahabatnya yang lain sudah koar sana-sini.

"Lip! Mikirin Nugra ya lo. Ketahuan dah, kalau udah diam kayak gini."

Kini atensi semuanya jatuh pada keberadaan gadis yang sedang melakukan aktivitas makan dengan benar. Buktinya tak ada suara sama sekali.

"Nggak usah khawatir Lip. Belum tentu juga dia ke BK karena bikin masalah," hibur Sasa, jujur ia ragu mengatakannya.

"Positive vibes yang sangat diragukan," gumam Nadin pelan.

"Gue hitung-hitung, semingguan ini nama Nugra udah dipanggil tiga kali," gumam Venara menjentikan jarinya.

Selvina berdecak pelan saat mendengarnya. "Dihitung dong! Saudara-saudara. Sampai segitunya! Jangan-jangan lo ada something sama Nugra ya?"

Venara menoleh ke arah Olivia, gadis itu sedari tadi adem ayem, tak merespon apapun. "Sembarangan! Nggak ada! Lip gue nggak ada apa-apa loh ya sama pacar lo."

When We had BoyfriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang