When in Awkward Situations

90 6 261
                                    

3 Agustus 2021

---

Ada yang nunggu?  Nunggu couple mana? Adegan apa? Coba mana suaranya?

Selamat membaca!

Typo tandain ya uy!

---

.

.

Rozan-Nadin

"Kamu seriusan nggak tahu ini hari apa?" tanya Nadin pada akhirnya. Ia cukup lelah menunggu seharian ini, banyak ucapan selamat yang ia terima, tapi tak ada ucapan dari sang pacar.

Apakah ini prank?

"Hari Selasa kan? Hari apa sih?" Rozan menggaruk tengkuknya.

Nadin sudah menolak ajakan makan bersama, dari sahabat-sahabatnya karena berharap Rozan menyiapkan sesuatu.

Tapi apa ini? Ingat pun tidak!

Di sisi lain Rozan benar-benar tidak tahu apa yang Nadin maksud, dari tadi siang sampai sekarang sepulang sekolah, Nadin terus menanyakan hal yang sama.

"Hari Selasa!" jawab Nadin kesal, cewek itu berjalan ke halte duluan.

Rozan mulai berpikir. Biasanya dia selalu tahu apa yang Nadin pikirkan, tapi kenapa tidak untuk kali ini.

Mungkin otaknya lelah berpikir karena 100 soal uji kimia yang setiap hari harus ia try out.

Bus datang, bersamaan dengan pencerahan yang muncul di pikiran Rozan tiba-tiba.

"Wah sial!" Cowok itu menepuk jidatnya sendiri. Baru saja ingin mengatakan sesuatu pada Nadin, sang pacar sudah naik ke bus lebih dulu.

"Ck! Jelas ngambek ini mah!" Rozan akhirnya buru-buru ikut naik ke dalam bus.

Nadin menatap sekeliling. Tidak ada kursi kosong. Berarti dia harus berdiri selama perjalanan pulang kali ini.

Bus cukup sesak, padahal belum jam pulang kerja. Rozan sudah berdiri anteng dengan tangan bergantung pada pegangan bus.

Nadin ingin meraih besi pegangan, tapi tak sampai, masa iya harus berjinjit?

Rozan yang melihat hal itu, segera mengulurkan tangannya, mengajak Nadin untuk bergandengan.

Tapi Nadin menolak, karena rasa kesal yang masih menguasai.

"Nanti jatoh loh Din."

"Biarin."

Bus mulai melaju. Nadin harus merelakan tubuhnya terombang-ambing kesana-kemari. Kakinya terus waspada, berusaha seimbang agar tidak jatuh.

Tapi naas, bus yang mengerem tiba-tiba membuat Nadin terhuyung ke depan.

Jika saja lengannya tidak ditahan oleh Rozan, sudah dipastikan ia akan tersungkur di lantai bus.

When We had BoyfriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang