RE-BORN
Karya: Tasyayouth
Relasi tidak tahu apa yang ada di pikiran Relano, kembarannya. Dengan seenak jidat, lelaki itu mendaftarkannya menjadi manajer dari seorang model tanpa sepengetahuannya. Yang menyebalkannya lagi adalah ketika ia sudah resmi diterima menjadi manajer model itu, barulah Relano memberitahukannya.
Jika saja bukan terlahir dari rahim yang sama, ia benar-benar ingin menjedotkan kepala Relano ke tembok Great Wall di China agar lelaki itu sadar dengan apa yang dilakukannya. Namun, ia tidak setega itu pada kembarannya. Jadi, sebagai ganti dari menjedotkan kepala kembarannya di tembok, ia memilih cara yang lebih manusiawi. Ia menghibahkan seluruh koleksi robot Relano ke panti asuhan. Ia juga menjual gitar kesayangan kembarannya. Lebih menguntungkan, bermanfaat dan menyenangkan, tentunya. Saat itulah Relano menyesali perbuatannya. Lelaki itu bahkan merengek dan menangis seperti anak kecil dengan mengucapkan janji bahwa ia tidak akan mengulanginya. Nasi telah menjadi bubur, ia berhasil menyiksa Relano.
"Kemarin nanya-nanya lowongan kerja, sekali dikasih akunya rugi," gerutu Relano bersikap seperti anak kecil. Ia tidak peduli dengan umurnya yang telah mencapai 25 tahun. Relasi mendengus kesal. Ia hanya bertanya mengenai lowongan pekerjaan, bukan seenaknya dimasukkan ke lingkup pekerjaan yang sama sekali tidak diminatinya.
Relasi menyesal telah meminta bantuan pada kembarannya. Setelah di-PHK beberapa waktu yang lalu, ia memang menginginkan pekerjaan yang baru. Bukan karena kinerjanya yang tidak bagus, tetapi perusahaan yang menampung Relasi telah bangkrut. Ia tidak sebodoh itu untuk mengetahui alasannya di-PHK.
Manajer seorang model? Itu adalah pekerjaan yang paling menyebalkan menurutnya. Ia tidak suka dengan apa pun yang berkenaan dengan dunia keartisan atau permodelan. Ia rasa lebih baik jika menjadi pengangguran dari pada menjadi seorang manajer. Lagipula masih ada Relano yang bekerja sebagai fotografer di sebuah majalah. Ia tidak akan kelaparan.
Di antara beberapa alasannya membenci pekerjaan barunya, ada satu alasan terbesar yang membuat Relasi benci sebenci-bencinya. Itu berkenaan dengan model yang akan dia tangani. Model itu adalah Amilly. Tidak ada yang salah sebenarnya dari model itu. Ia yakin pundi-pundi uang akan masuk dengan lancar ke rekeningnya mengingat betapa populernya Amilly. Hanya saja ia benci pada sosok seperti Amilly. Menjijikkan, baginya. Amilly, seorang model terkenal dan tercantik se-Asia itu merupakan seorang transgender. Seorang lelaki tulen mengubah bagian-bagian tubuhnya agar menjadi seorang wanita.
Relasi tidak bisa berbuat apa-apa kecuali berpura-pura menerima pekerjaan barunya dengan sepenuh hati. Senyuman manis terpatri di bibirnya. Memalsukan segalanya. Ia berharap Amilly akan segera memecatnya. Tak apa, dari pada terikat kontrak kerja yang tidak diinginkan. Dan yang harus ia lakukan adalah dengan bersikap menyebalkan dengan Amilly. Itu menyenangkan. Percayalah.
"Relasi! Apa yang kamu lakuin dengan sampo saya?" Suara teriakan itu membuat Relasi terkekeh. Sangat menarik.
Semenjak resmi menjadi manajer Amilly, Relasi pun diharuskan untuk tinggal seatap dengan tuan putri yang satu itu. Ia tidak takut pada wanita jadi-jadian itu, mengingat orientasi seksual Amilly yang menyimpang. Hanya saja hanya tidak suka jika harus berhadapan dengan wanita itu setiap hari. Memuakkan.
Namun, Relasi mulai menemukan ide agar ia bisa menikmati pekerjaannya. Sedikit bermain-main dengan barang Amilly adalah cara awal untuk membuat Amilly kesal. Pagi tadi, ia sengaja membuang isi sampo mahal Amilly. Padahal ia tahu Amilly akan keramas pagi ini. Mendengar teriakan maskulin Amilly membuat Relasi terkikik geli. Hormon testosterone masih belum sepenuhnya hilang dari diri Amilly.
Amilly menggebrak meja makan sehingga Relasi sedikit kaget. Namun, ia tidak peduli dan memilih menikmati serealnya seolah tak ada yang terjadi. Kilatan marah di mata Amilly tidak sedikit pun membuatnya takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
HALU MODE ON (Kumpulan cerpen) ✅
De Todo[DISARANKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠] Jika aku berhalusinasi, maka maklumilah. --- If you are reading this story on any other platform OTHER THAN WATTPAD, you are very likely to be at risk of MALWARE attack. If you wish to read this story in it'...