Aku tidak tahu sejak kapan rasa ini dimulai. Setiap mata kami bertemu, semburat merah di pipiku menjadi bukti bahwa dia adalah seseorang yang istimewa. Jatuh cinta, itu namanya. Katanya, perasaan murni itu begitu indah. Nyatanya, begitu mengerikan.
Mungkin awalnya kami canggung, lebih tepatnya diriku sendiri. Sejak perasaan menggebu itu menganggu, aku tidak bisa menahan diri. Mempermalukan diri hingga kenangan memalukan itu tersimpan di memori. Tidak masalah diejek oleh orang lain, asal bukan dia. Sebegitu kerasnya usahaku membuatnya jatuh cinta dengan menyembunyikan seluruh kelemahanku. Akan tetapi, aku terlalu buta.
Pada akhirnya aku dibunuh oleh perasaanku sendiri. Dia tidak pernah melirikku. Dia memiliki orang lain. Dia jatuh cinta. Bukan padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
HALU MODE ON (Kumpulan cerpen) ✅
Casuale[DISARANKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠] Jika aku berhalusinasi, maka maklumilah. --- If you are reading this story on any other platform OTHER THAN WATTPAD, you are very likely to be at risk of MALWARE attack. If you wish to read this story in it'...