Karya: Tasyayouth/Cut Tasya Nabila
"Melupakan PR-mu lagi, Han Chansoo?" tanyaku dengan tatapan sinis yang dibalas cengiran khas si jerapah bertelinga gajah itu.
"Oh, ayolah, Pacarku. Death Space-ku sangat disayangkan jika dilewatkan," bujuk Chansoo dengan mengedip-ngedipkan matanya. Aku bergidik ngeri melihat tingkah laku pria yang berstatus sebagai pacarku ini. Ia selalu bersikap manja tiap kali mataku memelototinya.
"Aku akan menyita HP-mu, Han Chansoo. Tidak ada bantahan!" tegasku sebelum Chansoo mengeluarkan suara dari mulutnya. Chansoo memanyunkan bibirnya. Namun, ia tidak membantah saat aku mengambil HP di tangannya. Pria itu memasang wajah pasrah.
"Ini terakhir kalinya aku membuat PR-mu, Chansoo."
Pria itu menyunggingkan senyuman manis yang mendebarkan jantungku. Ia mengulurkan kedua tangannya lalu mencubit kedua pipiku. Ia sangat suka melakukannya. Katanya pipiku persis seperti kue mochi.
"Chansoo."
Aku menahan senyumanku saat Chansoo membisikkan kalimat itu. Usapan lembut di kepalaku juga tidak lupa ia lakukan sebelum akhirnya tubuh jangkungnya pergi meninggalkanku yang duduk di kursiku. Dugaanku, ia pasti akan kembali memainkan game-nya. Seperti itulah setiap harinya, Chansoo mampu membuatku lengah hingga tidak menyadari bahwa ia sudah mengambil HP-nya secara diam-diam.
***
Seperti biasa, Chansoo akan mencoret-coreti bukunya tatkala belajar. Katanya, ia tidak suka belajar. Ia lebih suka memainkan game. Padahal aku tahu, otaknya itu pintar. Sayang, ia tidak menggunakannya dengan baik.
Kutarik buku yang berisi coretan itu darinya. Chansoo terlihat sedikit kaget saat melihat kehadiranku. Lagi, cengiran khasnya yang ia tujukan padaku.
Aku menarik kursi di sebelahnya lalu duduk di sana. Chansoo sengaja menarik kursiku agar dekat dengannya. Aku hanya bisa menghela napas pasrah.
"Aku lebih semangat belajar denganmu," ucapnya lalu mengambil buku tebal yang kubawa tadi.
Aku mengernyitkan keningku. Sejak kapan seorang Chansoo semangat belajar? Dan itu karenaku? Lucu sekali.
"Kau terjedot dengan pintu, ya?" tanyaku heran. Chansoo memincingkan matanya seolah tidak setuju dengan ucapanku.
"Aku hanya ingin belajar. Salahkah?" tanyanya dengan ketus. Lagi, aku menjadi bingung. Ada apa dengan pacarku ini?
Sikap aneh Chansoo membuatku diam selama kami belajar. Chansoo terlihat fokus dengan buku bacaannya. Sekarang, giliranku yang tidak fokus. Ada apa dengan Chansoo? Dia marah karena ucapanku?
Handphone-ku bergetar. Ternyata sebuah pesan dari Baek Yoon. Tanpa kusadari, sebuah senyuman tipis tercetak di bibirku. Baek Yoon mengajakku bertemu kakak sepupunya sore ini.
"Senang sekali, huh?" sinis Chansoo membuatku menoleh padanya.
Aku baru saja akan mengatakan sesuatu, tetapi Chansoo lebih dahulu beranjak dari kursinya dengan agak kasar hingga menimbulkan suara deritan kursi. Beberapa siswa memandang kami sehingga aku tidak jadi untuk memarahi Chansoo.
Chansoo marah padaku dan aku tidak tahu apa alasannya. Lelaki itu menghilang dari balik pintu perpustakaan. Inginku mengejarnya, tetapi Baek Yoon lebih dahulu muncul di depanku. Mau tak mau, aku harus meladeninya terlebih dahulu.
Kim Baek Yoon sebenarnya adalah cinta pertamaku. Sikapnya yang ramah dan otak encernya membuatku jatuh cinta. Tak heran jika lelaki itu populer di sekolah. Pintar dan tampan. Paket yang sempurna.
KAMU SEDANG MEMBACA
HALU MODE ON (Kumpulan cerpen) ✅
Acak[DISARANKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠] Jika aku berhalusinasi, maka maklumilah. --- If you are reading this story on any other platform OTHER THAN WATTPAD, you are very likely to be at risk of MALWARE attack. If you wish to read this story in it'...