chapter 32

218 40 9
                                    

Waktu yang sama mereka semua tiba di rumah sakit.
Menghampiri renjun yang sedang terduduk dengan tatapan kosong.

Dita berlari menghampirinya," Jun, yuqi kenapa? "

Renjun masih dengan tatapan kosong, bahkan pertanyaan dari temannya tidak ada yang di jawabnya.

Sampai dokter keluar dari ruang rawat,
" permisi, saudara dari pasien mana ya? "

Jeno mengangkat tangannya," saya pak, gimana keadaannya? "


Dokter menghela nafas, " tusukan di bagian perut pasien cukup dalam, Pasien mengeluarkan darah begitu banyak sehingga pasien memerlukan pendonor yang mau mendonorkan darahnya, untung pasien segera di bawa ke rumah sakit jadi pasien selamat namun keadaannya cukup kritis , kita harus mencari pendonor darah untuk pasien secepat mungkin "


Dita dan yang lainnya menggeluarkan nafas berat, semua nampak kacau terutama renjun.


" Golongan darah yang dicari apa ya dok, di rumah sakit ini apa tidak tersedia? " Ucap jeno

" Golongan darah pasien O, dan dirumah sakit ini stok golongan darah O sedang habis dan kita memerlukan 4 kantong darah. Apa di antara kalian ada yang bergolongan dari O?."

Dita, renjun berdiri dari kursi secara bersamaan," saya dok "

Dokter mengarahkan tatapan ke dua orang yang berdiri itu," apa kalian bersedia? Jika iya, ikut suster "

Dita mengambil tangan renjun dan megegamnya," Lo,gak sendirian kita semua di sini," mereka berdua mengikuti suster ke ruangan untuk mengambil darah.

Dan sisanya menunggu di ruangan yuqi. Mata Ten mengarah ke Taeyong. Ten mendekati dirinya ke Taeyong,
" bukannya golongan dari Lo O juga Yong," bisik Ten. Tangan Taeyong mengisyaratkan diam.


Setelah melakukan pemeriksaan terlebih dahulu, Renjun dan dita pun melakukan pendonoran darah untuk yuqi, tak butuh waktu lama renjun dan dita pun kembali lagi ke pada teman temannya.


Mereka datang dengan badan lemas, Jeno jaemin sigap membopong Dita dan renjun.

" Oh iya, ajak mereka berdua ke kantin. Badannya cukup lemas habis mendonorkan darahnya," Ucap suster.


Ten berdiri dari kursinya," biar gua sama Taeyong yang temenin, kalian disini aja nungguin yuqi."

Mereka pergi ke kantin rumah sakit, sepanjang jalan tidak ada pembicaraan sampai tiba di kantin.

" Ten, pesen Sono bilang sama mbaknya makanan yang bagus buat orang habis donor darah gitu. "

Renjun,Dita duduk Dengan tatapan kosong.

Setelah beberapa lama Ten datang membawa makanan," nih makanan " ujarnya.

Hampir 10 menit makanan di depannya tidak tersentuh sedikit pun. Ten yang melihat itu mencoba membujuk,
" makan dulu nanti sakit, gimana mau jagain yuqi kalo kalian berdua aja sakit." Bujur Ten.

" Mau di suapi? " Tanya Taeyong ke Dita.
Dita menatap Taeyong. Perlahan Taeyong mengambil sendok dan menyuapi Dita.

" Lo mau gua suapin Jun? "
Mata renjun mencari siapa yang berbicara lalu mendelik, " Najis."

dilain tempat,

Jaemin memandangi punggung Dita yang perlahan menghilang. Jeno yang dari tadi memperhatikan pun menghampiri jaemin. ia menepuk pundak jaemin sekilas," jangan di liatin terus, udah tau sakit masih aja di liatin." jaemin menengok lalu tertawa hambar "aish pengecut sekali" ucapnya dalam hati sambil mentertawakan dirinya sendiri.

MOONCHILD (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang