Pada jam istirahat kedua, Feni berjalan terburu-buru menuju gedung H. Tangannya memegang air mineral yang sudah ia kasih ramuan jatuh cinta. Feni tidak sabar membuat Gema menjadi tergila-gila kepadanya. Meskipun cara ini sedikit melenceng, tapi Feni tidak menghiraukannya.
Feni harus melewati lapangan futsal untuk sampai di gedung H. Dengan ceria, Feni menyusuri pinggir lapangan sembari bersenandung kecil. Kakinya sedikit meloncat-loncat dan menikmati setiap langkahnya.
"Hei!"
Feni berhenti saat merasa dipanggil oleh salah satu pemain futsal di lapangan. Di dahinya terdapat ikat kepala berwarna hitam dan lesung pipi yang begitu dalam.
Laki-laki itu setengah berlari mendekati Feni yang berdiri tak jauh darinya.
"Kamu manggil aku?" Tanya Feni polos.
"Iya, gue mau minta air lo itu, gak kuat haus nih. Entar gue ganti deh," pinta si lelaki yang bernama Alex. Nafasnya terengah-engah dengan keringat yang mengucur deras.
Pemain lain terus melanjutkan bermain futsal dan tidak menghiraukan Alex dan Feni.
"Gak mau! Ini minuman buat kak Gema!"
Feni memeluk botol aqua dengan erat. Jangan sampai ramuan jatuh cinta yang siapkan tidak sampai di gedung H.
"Si Gema mah temen gue. Tenang aja, nanti gue bilang sama dia kalo minumannya gue minta. Lagian lo bisa beli lagi kan, kantin sama fakultas kedokteran gak jauh," jelas Alex yang terus meminta agar minumannya mau diberikan kepadanya.
"Ini itu minuman spesial buat kak Gema, gak boleh ada yang minum selain kak Gema. Kalo kakak mau, beli aja sendiri."
"Air aqua apa sih yang spesial? Entar gue ganti deh 10 kali lipat. Haus banget ini gue,"
"Jangan paksa aku! Aku gak akan kasih aqua ini ke siapapun. Aqua ini aku beli dengan sepenuh hati untuk kak Gema, jadi yang minum harus kak Gema." Ucap Feni menyembunyikan botol Aqua dibalik tubuhnya.
Dengan tidak sabar, Alex merebut paksa botol aqua dari tangan Feni lalu membuka tutup botolnya.
"Ah kelamaan. Gue dehidrasi ini,"
Alex meminum air milik Feni dengan cepat dan hanya menyisakan setengahnya lagi. Lalu dengan tidak berdosa Alex mengembalikan botol itu kepada Feni dan melanjutkan bermain futsal ditengah lapangan.
Feni hanya bisa mematung dengan wajah cengo dan mulut yang terbuka. Ia menatap botol ditangannya yang tinggal setengah lagi.
"Feni, kamu dalam masalah besar sekarang." Ucapnya pada diri sendiri.
Feni menatap Alex yang sedang menggiring bola lalu mengoper kepada temannya. Feni meneguk ludah karena sebentar lagi akan tercipta masalah besar.
Benar saja, tak lama kemudian Alex tiba-tiba terjatuh dan tidak sadarkan diri. Para pemain futsal langsung mengerubunginya dan melihat apa yang terjadi.
"Lima belas menit Feni, lima belas menit. Dia akan bangun dan jatuh cinta kepada orang yang dia lihat pertama kali. Kalau yang dilihat itu cowok, berarti dia bakal jadi gay dong." Feni menutup mulut dengan tangannya merasa bersalah atas kejadian ini.
"Ini bukan salah kamu Feni. Siapa suruh dia ngerebut minuman yang aku siapkan buat kak Gema. Salah dia sendiri," ujar Feni berbicara sendiri.
Feni berusaha bersikap biasa-biasa saja dan tidak menunjukkan ekspresi tegang. Dia tidak mau dituduh menjadi pelaku kejahatan dan akhirnya harus mempertanggung jawabkan.
Kerumunan semakin banyak untuk melihat Alex yang tidak sadarkan diri. Teman-temannya mencoba untuk membangunkan Alex dengan berbagai cara namun tidak berhasil.

KAMU SEDANG MEMBACA
Gema
Teen FictionArian Gema Gumilar, Mahasiswa semester 5 yang terkenal dengan sikapnya yang dingin, harus berurusan dengan Maba yang memiliki sejuta kepribadian. Gema yang berantakan, bisakah kembali tertata, atau justru semakin berserakan? "Kak Gema udah cinta sam...