Part 2

6.4K 719 66
                                    

Alifa kini menginjakkan kakinya di sekolah.
Hari ini adalah hari ke duanya bersekolah. Ia menengok kanan kiri guna mencari para sepupunya.

"Mereka kemana yah". Gumam Alifa.

Lama Alifa mencari keberadaan mereka namun ia tak kunjung melihatnya.

Karena takut jika bell masuk akan berbunyi. Alifa memutuskan untuk berjalan ke arah kelasnya.

Sejak awal ia memasuki sekolah ini, ia selalu di tatap aneh oleh para siswa maupun siswi karena penampilan Alifa yang cukup berbeda di antara mereka, terlebih Alifa yang tidak pernah memperlihatkan wajahnya membuat sebagian orang penasaran dan menerka-nerka bagaimana bentuk wajahnya.

Bahkan ada yang terang-terangan menghina dirinya. Namun ia tetap diam karena ia sangat malas jika harus berdebat. Toh itu juga tidak akan mempengaruhi dirinya.

"Eh liat deh kok dia pake masker Mulu".

" Biasalah lah mukanya kan enggak good looking makanya di sembunyiin"

" Eh tapi kelihatan cantik loh, coba deh Lo liat lagi".

" Yaelah lu tau kan sekarang tuh kalo kita pake masker bisa nutupin muka kita yang enggak good looking ini".

" Mungkin".

Alifa mendengar itu semua namun ia tidak ingin membalasnya.

Kecantikan itu tidak harus di pamerkan pada dunia, namun ia harus di jaga dengan baik. Karena menurut Alifa kecantikan bisa saja mendatangkan Mala petaka jika hanya di jadikan sebuah kesombongan semata.

Pada hakikatnya Kecantikan itu juga merupakan ujian bagi seorang perempuan.
Apakah menurut kalian ini benar?.

•••••

Baru saja Alifa ingin masuk ke dalam kelas namun langsung terhenti saat mendengar suara gaduh dari samping kelasnya.

Alifa karena penasaran melangkah ke samping kelas.

Bugh.....

Bugh......

Suara pukulan terdengar di telinga Alifa.
Ia sangat kaget saat melihat laki-laki yang berpenampilan culun dengan kacamata bulat yang menghiasi wajahnya sedang di bully oleh 2 perempuan.

Ah aneh kenapa pula perempuan yang bully laki-laki?.

Alifa memandang sekelilingnya, ternyata banyak yang menonton namun tidak ada satu pun yang berniat untuk menghentikan nya.

Alifa yang geram pun mengambil ember yang berisi air bekas pel yang berada di sampingnya.

Byur.....

Alifa menyiram orang-orang yang membully siswa tadi.

" Heh, berani banget loh". Teriak salah satu perempuan yang tadi ia siram.

" Maaf, saya tidak sengaja". Alifa berucap dengan tenang sembari mengambil sapu tangan dan memberikannya pada lelaki tadi.

Laki-laki tersebut awalnya tidak ingin menerima sapu tangan dari Alifa.

"Ayo ambil, bersihin dulu yah darah yang keluar dari hidung kamu". Alifa kembali mengulurkan sapu tangannya.

" Ma... kasih". Ucapnya terbata-bata tubuhnya begitu bergetar, Alifa yang melihat hal tersebut merasa sangat kasihan.

Alifa kembali menatap 2 perempuan tadi.

" Boleh saya tau kenapa kamu bisa ngelakuin hal tadi ke dia?". Tanya Alifa sembari menatap laki-laki yang sedang terduduk lemas dan menangis.
Laki-laki itu terlihat begitu rapuh.

" Heh Lo itu cuman murid baru aja belagu nya minta ampun, kalian tuh sama-sama manusia rendahan yang beruntung bisa masuk ke sekolah ini karena beasiswa doang, serasi tuh Lo berdua yang satu culun yang satu sok alim banget". Ucap Tania salah satu perempuan yang melakukan pembullyan.

Alifa tersenyum mendengar ucapannya .

" Setidaknya kalo begitu kamu mengakui kalo saya berarti lebih pintar dong di bandingkan kamu?". Tanya Alifa sembari menaik turunkan alisnya.

" Maksud LO APA HAH, LO MAU BILANG GUE BODOH GITU!!!. Teriak Tania yang sudah sangat emosi.

Alifa tidak membalas perkataannya lagi, ia tidak ingin berdebat jika ujung-ujungnya hanya menimbulkan pertengkaran lagi.

Alifa memilih diam.

" Guys gue sekarang tuh tau kenapa dia pake masker". Ucap Tania dengan suara yang sengaja ia besarkan.

" Emangnya kenapa tuh tan?". Tanya Ratu salah satu temannya yang juga tadi turut melakukan pembullyan.

" Yah karena mukanya penuh jerawat lah, beda nih sama muka gue yang glowing nya minta sama ampun".

Alifa ingin menyudahi drama ini, karena i sudah terlambat masuk ke dalam kelas.

" Hanya karena kamu melihat kekurangan orang lain bukan berarti kamu lebih baik dari dia". Bisik Alifa di telinga Tania.

Kenapa Alifa berbisik? Karena ia tidak ingin mempermalukan Tania di depan umum.

Tania yang mendengar ucapan Alifa begitu geram dan ingin menampar Alifa. Namun ia urungkan dan berlalu pergi di ikuti Ratu di belakangnya.

Semua siswa dan siswi pun meninggalkan tempat kejadian perkara dan menyisahkan Alifa dan laki-laki tadi.

" Hikss....hikss..." Isak tangis yang keluar dari laki-laki tersebut membuat Alifa menatap nya namun hanya sebentar.

"Nama kamu siapa?". Tanya Alifa.

Laki-laki tersebut mendongakkan kepalanya dan menatap Alifa.

Alifa yang merasa di tatap langsung sedikit terbatuk agar bisa mengkodenya .

"Eh ....Nama aku..Kahfi Zainal Althafariz" ucap Kahfi yang masih sesenggukan akibat menangis.

" Kenalin nama aku Alifa". Ucap Alifa yang menjeda sebentar perkataan nya.

" Aku enggak tau kamu punya masalah apa sama perempuan tadi. Tapi kalo aku boleh saranin kalo kamu lagi dalam masalah dan kamu posisinya tidak bersalah. Maka kamu punya dua pilihan yaitu bangkit atau menangisinya semua tergantung pilihan mu .... Kalo gitu aku pamit dulu assalamualikum". Setelah mengatakan hal tersebut Alifa pergi meninggalkan Kahfi yang masih terduduk di lantai.

Setelah kepergian Alifa.
Kahfi yang awalnya menampakkan wajah sedih dan takutnya seketika berubah menjadi datar dan menyeramkan.
Kemudian ia mengusap kasar bekas darah yang ada di hidung nya menggunakan tangannya.
Kenapa tidak menggunakan sapu tangan Alifa? Jawabnya karena ia tidak ingin pemberian Alifa menjadi kotor.

" Aku tau itu Alifa". Batin Kahfi sembari mencium sapu tangan yang di berikan Alifa.

Terimakasih atas kesediannya membaca cerita ini 🤗.

Jangan lupa untuk vote dan komen yah ❣️❣️

_Hastina
30/4/21.

Story Alifa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang