Kini Alifa sedang berdiam diri di dalam kelasnya. Sedari tadi banyak tatapan yang mengarah kepadanya. Namun ia berusaha untuk tidak menghiraukan mereka.
Saat-saat seperti ini Seharusnya Alifa berada di kantin. Tetapi Alifa lebih memilih berada di kelas hingga bel masuk berbunyi.
" Buat Lo". Alifa menatap roti yang disodorkan ke arahnya.
Ia mengangkat kepalanya dan melihat sosok perempuan cantik dengan penampilan nya yang sedikit tomboy.
"Buat aku?". Tanya Alifa sembari menunjuk dirinya sendiri.
" iyalah....Terus kalo bukan Lo buat siapa lagi?, Di kelas ini cuman ada kita berdua".
" Eh...kalo gitu makasih". Ucap Alifa sembari tersenyum namun perempuan tersebut tentu tidak dapat melihat senyumannya yang tertutup oleh masker.
"Jihan". Perempuan yang bernama Jihan tersebut mengulurkan tangannya ke arah Alifa.
"Alifa".
Setelah acara perkenalan tersebut. Keduanya kembali terdiam.
" Kenapa enggak dimakan rotinya?, Tenang aja kali gue enggak naro racun kok di sana".
Alifa menatap sekeliling kelasnya untuk melihat apakah tidak ada orang lain di kelasnya.
Setelah di rasa cukup aman Alifa pun membuka maskernya dan memakan roti yang diberikan Jihan.
Jihan sangat kaget saat melihat wajah Alifa yang begitu cantik.
"Eh...mukanya Alifa kok mirip banget yah sama foto perempuan yang di jadiin wallpaper hp Abang gue, jangan-jangan ...." Batin Jihan yang sangat kaget setelah melihat wajah Alifa
"Alifa?". Panggil Jihan
"Apa?". Balas Alifa yang kini kembali memakai maskernya.
" Apa kita pernah ketemu sebelumnya?". Jihan menatap manik mata Alifa dengan intens.
" Kayanya enggak pernah, ini pertama kali kita ketemu kok". Ucap Alifa.
Jihan yang mendengar ucapan Alifa, membuat dirinya menggaruk kepalanya yang tidak gatal
" Tetap aja gue tuh yakin banget kalo Alifa ini orang yang Abang gue cintai". Batin Jihan.
Setelahnya mereka berdua terdiam dan larut dalam pikiran masing-masing, hingga suara langkah kaki seseorang yang membuat perhatian keduanya mengarah ke pintu masuk.
Di sana terlihat Kahfi yang sedang berdiri sembari menunduk dengan tubuh yang bergetar. Di tangannya sedang menentang kantung kresek.
Alifa berdiri dari duduknya dan menghampiri Kahfi begitupun dengan Jihan.
" Kamu kenapa?". Tanya Alifa setelah berada di depan Kahfi .
"Ini buat kamu, sebagai tanda terimakasih aku". Cicit Kahfi dengan sembari menyodorkan kantung kresek yang berisi nasi goreng.
Alifa mengambil nasi goreng tersebut dan kembali menatap Kahfi.
" Astagfirullah.... Itu pelipis kamu kenapa berdarah". Pekik Alifa yang melihat wajah Kahfi .
Kahfi kembali menunduk dan menangis. Tubuhnya kembali bergetar .
Jihan yang melihat Kahfi hanya memutar bola matanya malas.
" Luka di pelipis kamu harus di obatin dulu". Ucap Alifa .
" Enggak papa kok, nanti aku obatin. Kamu sekarang makan dulu aja, nanti waktu istirahat nya keburu habis". Ucap Kahfi dengan lembut dan mengercapkan matanya dengan tatapan polos.
" Wah... Akting yang bagus sekali nak". Batin Jihan yang sangat ingin tertawa melihat wajah Kahfi.
" Kamu udah makan?". Tanya Alifa.
Alifa sangat yakin jika Kahfi mungkin belum makan." Belum, uang aku enggak cukup". Kahfi menggelengkan kepalanya.
Alifa kembali menyodorkan nasi goreng yang tadi Kahfi berikan untuknya.
" Kenapa di kembaliin kamu enggak suka yah". Ucap Kahfi dengan suara yang terdengar ingin menangis.
Alifa berpikir jika Kahfi ini mungkin saja memiliki sifat Childish
" Bukan gitu Kahfi, kamu kan belum makan jadi nasi goreng ini buat kamu aja yah. Tadi aku udah makan kok". Suara lembut Alifa membuat Kahfi tersenyum.
" Tapi ..."
" Udah yah sekarang kamu makan aja, keburu bel nya masuk".
Kahfi akhirnya menerima nasi goreng yang awalnya ingin ia berikan kepada Alifa.
" Makasih Alifa...kalo gitu aku ke kelas dulu yah". Pamit Kahfi dan berjalan keluar kelas.
Alifa yang melihat Kahfi yang sudah pergi dari kelasnya, kembali membalikkan badannya untuk berjalan ke arah tempat duduknya.
Sedangkan Jihan sedari tadi ingin tertawa namun ia tahan.
" Apa tadi di bilang? Uang nya enggak cukup? Gila banget aktingnya". Batin Jihan .
Alifa yang melihat Jihan pun merasa aneh.
" Ada apa Jihan?". Suara Alifa membuat Jihan kembali merubah raut wajahnya menjadi tersenyum dan menggelengkan kepalanya.
" Biasalah gue lagi mikirin hal yang lucu aja".
Alifa hanya merespon ucapan Jihan dengan anggukkan kepala dan kembali fokus pada buku novel nya. Begitupun dengan Jihan yang fokus pada handphone miliknya.
•••••
Sedangkan Kahfi setelah keluar dari kelas Alifa, ia menghapus Air matanya, lebih tepatnya air mata palsu.Kahfi tersenyum melihat kantung kresek yang berisi nasi goreng.
" Kamu tetap sama Alifa". Batin Kahfi yang kemudian mengambil sapu tangan milik Alifa dari kantongnya.
Kahfi menghirup aroma sapu tangan yang diberikan Alifa dengan senyum yang sedikit menyeramkan.
•••••
" Bagaimana?". Tanya seorang laki-laki yang sedang duduk sembari membaca majalah di depannya.
" Sepertinya mereka sudah bergerak untuk menyakiti nona tuan". Ucap orang yang mengenakan pakaian serba hitam miliknya.
" Benarkah?".
" Iya tuan".
Setelah mendengar ucapan bawahannya laki-laki tersebut menyimpan majalahnya dan memandang lurus ke depan .
" Tetap jaga dia dari jauh, jangan biarkan mereka menyakitinya".
" Baik tuan".
" Bagaimana dengan bunda Nasya?".
" Hmm... Sekarang beliau sedang berada di Malaysia dengan suaminya untuk mengurus suatu pekerjaan tuan".
" Tetap jaga bunda Nasya".
Setelah mendengar ucapan atasannya tersebut ia pun langsung pamit dan meninggalkan atasannya sendiri.
Ceklek...
" Bagaimana boy?, Apa kamu masih mengawasinya". Tanya seorang laki-laki paru baya yang masih terlihat tampan dengan postur tubuhnya yang atletis berbeda dengan beberapa tahun lalu di saat tubuhnya tidak terurus.
"Hmmm, tentu ayah".
" Ayah harap kau menjaga nya dengan baik dan tidak menyakitinya".
Mendengar ucapan ayahnya laki-laki tersebut menatap ayahnya dengan datar.
" Itu pasti ayah... Kau belum tau perasaan apa yang ku punya untuknya". Ucapnya lalu kembali fokus membaca majalah yang tadi sempat terhenti.
Terimakasih atas kesediannya membaca cerita ini 🤗.
Jangan lupa untuk vote dan komen ❣️❣️❣️
_Hastina
1/5/21.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Alifa
Fiksi Remaja(sequel Transmigrasi Aisyah) Alifa Zea Amanda anak kedua dari Fadlan dan Nasya. Alifa seorang perempuan yang memiliki paras cantik yang mungkin akan di kagumi oleh para kaum adam. Takdirnya seolah-olah sedang mempermainkannya. Namun Alifa selalu s...