Part 11

985 66 19
                                    

Hai guys,part ini kita akan fokus dulu ke Jihan yah.

Dentuman musik memenuhi pendengaran,asap rokok yang menyambut Jihan saat pertama kali memasuki tempat yang tak asing lagi bagi nya. Manik hazel milik Jihan memindai segala sisi ruangan, menerka-nerka apakah ia akan menemui Xander di tempat ini karena sebelumnya mereka sudah mengatur janji untuk bertemu.

Jihan berjalan santai ke arah meja bar tak jarang beberapa kali laki-laki menggoda Jihan karena aura yang ia miliki sangat dominan siapapun akan tertarik masuk dalam permainan Jihan jika ia ingin.

" Ini Xander kemana sih lama banget". Geram Jihan menatap sekeliling nya mencari keberadaan pacar nya itu.

Aliran darah Jihan seolah terhenti ketika manik hazelnya menemukan sosok yang ia cari sibuk bercumbu dengan perempuan lain begitu panas dan bergairah.

Mata Jihan terpaku, sejenak ia merasakan pandangannya mengabur karena tertutup liquid bening yang berusaha keluar dari pelupuk matanya, bahkan meski hanya untuk menyebut nama laki-laki yang namanya terukir indah pada kalung yang bertengger di leher nya.

Tak ada isakan yang lolos dari bibir ranum Jihan, namun tatapan dan jejak air mata di pipi nya cukup untuk menunjukkan seberapa terlukanya Jihan kini.

" Xander Lo jahat banget". Jihan berlari keluar tanpa bertemu Xander, hati nya hancur lebur bahkan ia tidak tau apakah setelah ini ia masih ada di dunia ini atau pergi meninggalkan dunia yang kejam bagi nya.

*****

Jihan saat ini berada di taman pikirannya sangat kacau, bingung harus melakukan apa.
Jujur ia ingin tuhan mengambil nyawanya hari ini jika bisa, tapi ia masih memikirkan kehidupan kedepannya ia tidak ingin mencelakai janin mungil yang sedang berkembang dalam perut nya saat ini.

" gue bodoh banget bisa ngelakuin hal gila itu sama Xander". Jihan mengacak rambutnya frustasi menangis juga tidak akan menyelesaikan masalah begitu saja.

coba saja kalian bayangkan bagaimana perasaan Jihan sekarang, dia bahkan belum berumur 17 tahun tpi harus mengandung, Jihan sangat tau konsekuensi apa yang akan ia dapatkan.

"Sayang". Suara itu suara yang candu bagi Jihan namun itu berlaku beberapa waktu yang lalu sebelum berganti menjadi suara yang bahkan ia tidak ingin lagi mendengar nya.

Xander bagaikan fatamorgana bagi Jihan, ia ada namun tidak nyata

Jihan berdiri dari duduk nya ditatapnya kembali wajah bak dewa Yunani itu dengan manik hazel yang meredup. Binar cerah di manik hazel Jihan seolah pudar saat ini, tak ada lagi keliatan bahagia disana.

"Kamu mencintai dua perempuan dalam satu hati,right?"

Jihan menunduk, terpaku pada sepatu hitam yang beradu diatas rumput malam.

"Maksud kamu apa sayang". Xander mengerutkan keningnya tanda ia tidak mengerti apa maksud ucapan kekasihnya ini.

" Xander kenapa harus kamu yang jadi penyebab hancur nya hidup aku?". Jihan memeluk Xander erat ingin meluapkan kemarahannya namun ia sangat sayang dengan Xander.

" Tadi aku lihat kamu sama Anita mesra banget yah". raut wajah Xander memucat mendengar ucapan Jihan, ia tidak menyangka ternyata Jihan melihat kelaukan bejat nya

Xander kelu, diamnya membuat Jihan semakin mengerti. Dilihatnya manik mata Xander dalam Jihan mengerti ia memang tak akan pernah bisa menyandingkan diri bersama Alexander Alderic

"Aku nyerah Xander, aku capek. Genggam Anita, kamu sekarang bebas dari hubungan ini. Biar aku yang jadi penjahat dalam cerita ini, kamu berhak bahagia Xander". Ujar Jihan sambil mengusap rahang kokoh Xander

" Karena sekeras apapun aku berusaha ubah alur, kamu tetap nggak akan pernah jadi takdir aku". Aurora menjauhkan tangannya dan mulai meninggalkan area taman, mengabaikan tatapan Xander yang menyorotnya sendu.

Dari kejauhan Anita melihat semua itu, ia merasa bersalah namun ia juga tidak bisa mengorbankan perasaan nya, mencintai Xander adalah salah satu anugerah untuknya.

Sedangkan Xander terdiam ia tidak tau harus bereaksi bagaimana,ia mencintai Jihan melebihi dirinya namun saat ini ia juga sedang jatuh cinta dengan Anita walau ia tidak tau apakah cinta nya ke Anita itu nyata.

Anita mengetahui perasaan Xander pun mendekat dan memeluk Xander erat.
"Aku ada disini untuk kamu".

Xander menatap kepergian Jihan namun tangannya melingkar indah di pinggang Anita dan merengkuh nya erat seolah enggan kehilangan untuk kedua kalinya

******

Malam ini seolah berbanding terbalik dengan gemerlap nya ribuan bintang di langit, hati Alifa mendung bak tanpa bintang di langit. Sejak tadi tangisnya tak pernah lolos dari mata indahnya, bahkan tatapannya kosong tanpa binar, bibir ranum yang biasanya melengkung menebar senyuman kini pucat tanpa rona sedikitpun.

Jihan menangis terisak" bunda sama Abah kenapa harus pergi secepat ini disaat semuanya baru akan dimulai?". Tangis nya pecah.

Hai teman-teman IM back setelah 2 tahun
Cerita ini aku tulis waktu awal banget masuk SMA eh sekarang udah lulus aja nih cepat banget yah, maaf yah buat kalian nunggu tanpa kepastian.

cerita Alifa kembali hadir dan dengan alur cerita yang aku rombak dari tujuan awal aku buat story'ini, enjoy yah...

Jangan lupa untuk vote dan komen yang banyak guys biar aku semangat buat up part nya lebih banyak lagi.

#Hastina
5/7/23

Story Alifa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang