Dunia Hantu

12.7K 953 52
                                    

Ruha membawa Almara ke tempat tinggalnya. Tempat yang tidak ada di dunia manusia. Mereka pergi menggunakan sebuah mobil yang memiliki sayap untuk terbang. Bisa dikatakan jika mobil ini bisa berjalan di darat dan terbang di udara.

"Lo harus bersikap baik nanti." Ucap Ruha sambil menatap Almara yang diam sambil menyandarkan kepalanya ke kaca mobil.

"Gak." Jawab Almara singkat tanpa menoleh ke arah Ruha.

Almara tidak punya pilihan lain selain mengikuti kemauan Ruha. Dia masih tidak mengerti kenapa rohnya bisa keluar dari tubuhnya dan kenapa saat ini dia memakai gaun pengantin. Almara awalnya tidak percaya jika dirinya dijadikan pengantin hantu agar adiknya bisa sembuh. Tapi perlahan dia mulai percaya saat melihat Damar yang bangun dalam kondisi baik-baik saja. Bahkan Damar sudah bisa berjalan dan berbicara. Jika benar seperti itu, kedua orang tuanya memang sangat jahat padanya.

"Emang lo mau gue bunuh?" Tanya Ruha yang membuat Almara langsung menatapnya.

"Bunuh aja! Lagian gue udah mati!" Bentak Almara.

"Siapa bilang lo udah mati?" Ruha mengerutkan dahinya heran.

"Meskipun roh lo disini, tapi raga lo masih ada disana. Kalau raga lo berhenti bernapas, lo akan lenyap dari dunia manusia atau pun dunia hantu. Lebih jelasnya, lo seperti di musnahin." Lanjut Ruha menjelaskan kepada Almara.

"Lo pikir gue percaya?" Tanya Almara sinis.

Jelas saja dia tidak percaya dengan ucapan hantu di sampingnya. Kondisinya sekarang tidak memungkinkan untuk percaya kepada siapa pun kecuali dirinya.

"Orang yang bisa lo percaya cuma gue. Bahkan kedua orang tua lo udah gak bisa di percaya lagi, kan?" Tanya Ruha.

"Lo hantu, bukan orang!"

"Iya gue hantu! Tapi perlu lo ingat kalau nyawa adik lo lebih penting daripada nyawa lo. Karena itu orang tua lo menjual dan jadiin lo pengantin hantu tanpa mikirin konsekuensinya." Ucap Ruha yang membuat Almara terdiam.

"Tapi lo beruntung karena gue yang milih lo langsung untuk jadi pengantin gue. Jadi sekarang lo harus percaya dan nurutin semua perkataan gue."

"Lo pikir gue setuju buat jadi pengantin lo?" Tanya Almara sambil menatap kesal Ruha.

"Emang gue perlu persetujuan lo?" Kali ini Ruha yang bertanya pada Almara sambil mengernyitkan dahinya.

"Lagian lo hantu, kenapa lo jadiin gue pengantin?"

"Karena hantu juga merasa kesepian." Ucap Ruha sambil mengalihkan pandangannya.

"Gue masih 20 tahun, terlalu muda buat jadi istri. Gue juga gak bisa apa-apa selain makan, main hp, dan rebahan. Kuliah gue juga belum selesai karena gue malas." Ucap Almara berharap Ruha mengembalikannya ke dunia manusia.

"Lo pikir gue nyari istri buat apa? Tugas lo nantinya cuma nemenin gue kerja. Sambil nemenin gue, lo mau makan, main hp, atau rebahan juga terserah lo." Ucap Ruha.

"Kalau gitu mending lo nyari kucing buat nemenin lo." Ucap Almara sambil membuang muka.

"Kucing gak bisa dijadiin umpan."

"Maksud lo?"

"Nanti lo juga tahu." Ucap Ruha yang membuat Almara penasaran.

"Inget ya, lo harus bersikap baik. Jangan malu-maluin gue di depan hantu lain."

"Gue gak bisa bersikap baik. Bisanya cuma malu-maluin." Jawab Almara malas.

Ruha hanya mengangkat bahunya pertanda dia tidak peduli. Dia yakin jika Almara jauh lebih baik dari ekspetasinya. Dia memilih Almara juga bukan tanpa alasan.

Tidak lama kemudian, mereka sampai di dunia hantu. Almara turun dari mobil dan menatap ke sekelilingnya. Dia melongo menatap apa yang berdiri gagah di sekelilingnya. Banyak bangunan yang menjulang tinggi sampai ke langit. Banyak mobil yang terbang di langit dan hanya ada beberapa di jalanan.

Almara terkejut saat melihat papan iklan yang menampilkan tulisan "Selamat datang pengantin Ruha."

"Gue udah bilang gak usah ngucapin selamat datang, tapi mereka masih ngucapin." Ucap Ruha saat dia melihat arah pandang Almara.

"Ini dimana? Kok semuanya aneh?" Tanya Almara sambil menatap Ruha.

"Bukan aneh, tapi semua yang ada disini lebih maju dari pada dunia manusia."

"Jadi ini gak ada di dunia manusia?"

"Enggaklah!"

Ruha menarik tangan Almara dan membawanya ke rumahnya. Lagi-lagi Almara dibuat melongo saat melihat rumah Ruha. Tidak, dia tidak bisa menyebutnya rumah. Bagaimana mungkin rumah seperti sebuah perusahaan besar?

Mereka masuk kedalam rumah Ruha menggunakan lift yang ada di luar. Mereka tiba di lantai 25. Tapi itu belum setengah dari tinggi perusahaan. Bayangkan ada berapa banyak lantai di rumah Ruha!

Saat mereka keluar dari lift, banyak orang yang berbaris rapi. Almara menatap ke sekeliling. Hanya ada orang-orang tanpa perabotan rumah. Dia juga sedikit terkejut saat melihat ruangan tersebut yang sangat luas seperti lapangan bola.

Seorang wanita berjalan ke arah Almara dan langsung memasangkan mahkota bunga mawar merah di kepalanya. Almara sangat benci saat mencium bau bunga tersebut dan membuatnya ingin muntah. Tapi dia berusaha mati-matian menahannya demi keselamatannya. Almara tidak pernah tahu seperti apa orang di sekitarnya dan dia harus berhati-hati.

"Selamat datang pengantin Ruha!" Ucap semua orang dan kelopak bunga mawar merah langsung menghujani Ruha dan Almara.

"Kalian gak perlu ngelakuin ini semua." Ucap Ruha yang membuat orang-orang di depannya hanya tersenyum.

"Kami harus melakukan penyambutan untuk pengantinmu. Selama ini kamu tidak pernah ter..."

"Kalian harus kembali bekerja sekarang, kan?" Tanya Ruha memotong ucapan wanita tua di depannya.

"Kami akan bekerja!" Orang-orang tersebut langsung berlarian masuk ke dalam lift yang ada di ujung.

Setelah semua orang masuk kedalam lift, Almara langsung melepaskan mahkota bunga di kepalanya dan melemparkannya asal. Dia berlari menuju jendela kaca yang ada di samping lift dan langsung membukanya.

"Sumpah baunya gak enak banget!" Teriak Almara setelah menghirup udara segar.

"Enak kok." Ucap Ruha sambil menghirup aroma bunga mawar merah di tangannya.

Almara tidak membalas perkataan Ruha dan dia langsung menjauh dari Ruha.

"Wah.." Almara kagum melihat apa yang terhampar di hadapannya.

Pemandangan kota saat malam jauh lebih indah dari pada di dunia manusia. Lampu mobil yang beterbangan di udara seakan seperti bintang. Saat menatap ke bawah, banyak pohon warna warni yang bercahaya. Jalanan juga sangat bersih karena tidak banyak manusia yang berlalu lalang. Almara merasa seperti berada di dunia dongeng dengan pangeran tampan di sampingnya. Ya, Almara akui wajah Ruha memang tampan.

Wajah Ruha adalah tipe idamannya. Alisnya tidak terlalu tebal, bulu mata lentik, mata yang indah, hidung mancung, dan mulutnya yang terlihat seksi. Tubuh Ruha juga sangat bagus dengan tangannya yang kekar. Meskipun Almara pernah melihat wajah menyeramkan Ruha, tapi tidak menghilangkan rasa kagumnya pada ketampanan Ruha.

Dimana lagi Almara bisa menemukan pria tampan? Di dunia manusia tidak ada pria tampan yang mau dengannya karena kepribadian Almara yang aneh menurut mereka. Setidaknya hanya ada satu orang yang mau menjadikannya pengantin. Tidak, bukan orang. Tapi hantu yang tampan dan juga kaya.

Pengantin Untuk Hantu ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang