Langit Nan Mendung, nama laki-laki yang kini menjadi rasa sakit jika mengingatnya.
Memori tentang Langit, akan sulit terlupakan. Karena semua kenangan manis bersama Langit, akan sangat membekas dihatiku.
Tapi, semua itu membuatku semakin sakit.
~~
Langit, adalah murid baru di SMAku. Ia murid pindahan dari Bandung, yang juga harus mengulang kelas 11 nya disini.
Padahal, memang seharusnya Langit sudah kelas 12, sama denganku. Tapi karena perpindahannya ke SMAN 18 ini, membuat Langit harus mengulang kelas 11 nya, dengan sistem nilai yang berbeda.
jika dilihat dari umur, kita memang seumuran.
Entah, pertemuan ini hanya kebetulan, atau bahkan takdir yang mengharuskan kita saling tatap dan kenal. Jika diberi kesempatan, Ingin rasanya aku memutar waktu, untuk tidak pernah bertemu dengan Langit.
***
Pagi itu, di pantai seberang sekolahku...
Saat itu aku jatuh, dan kamu datang menghampiriku tanpa ragu.
Aku benar-benar terluka. Saat goresan dengan sedikit darah di keningku, membuat semuanya perlahan memudar.
"hey, kamu anak SMAN 18 kan?" tanya seorang laki-laki yang memandang wajahku dengan khawatir.
Bagaimana tidak? jika digambarkan, penampilanku sangat urakan kali ini. Rambut yang biasa kuikat dengan rapi, kini kubiarkan terurai berantakan. Tak lupa juga, keningku terluka saat itu. Namun, aku tak peduli dengan semuanya.
Kemudian, laki-laki itupun duduk di sampingku.
Tanpa pikir panjang, aku langsung menjawab pertanyaan dari suara yang tidak pernah aku kenal sebelumnya.
"iyaa, aa-ku murid SMA ss-seberang p-pantai ini." dengan nada terbata-bata serta napas yang semakin sesak, aku menjawabnya. Menahan rasa sakit, membuatku sulit untuk bicara.
"Kayaknya kamu punya riwayat asma.. aku bantu yah, biar kamu bisa ke UKS sekolah."
Aku terdiam, karena tak kuat lagi untuk banyak bicara. saat itu, aku hanya memandang samar wajahnya, dengan tatapan yang kosong.
Kemudian tanpa menunggu jawaban dariku, laki-laki itupun langsung merangkul aku ke dalam dekapannya. Lalu dia membantuku berdiri, sambil mengusap pundakku dengan lembut.
Laki-laki itu, merangkul aku sangat dekat dengannya. Bahkan, aku sampai bisa mendengar detak jantungnya, yang berdetak semakin kencang.
Lalu sepanjang jalan menuju sekolah, dia meniup luka di keningku.
"Kalau luka gini, pertolongan pertamanya ditiup aja biar hilang perih nya." katanya.
Huufftt... huufftt... huufftt...
Dan tak lama dari itu, aku tak ingat lagi. Karena ternyata, aku pingsan sebelum sampai di sekolah.
***
Setelah kejadian itulah, aku mulai mengenalnya. Dia, Langitku.
Langit yang terkadang mendung, seperti namanya.
Tetapi saat itu, Langitku sedang cerah.
Langit, yang memberikan pelangi dan meneduhkan hariku.***
Haii semua!! Selamat menikmati karya aku yaa... Semoga kalian suka🤗❤
And than, jangan lupa meninggalkan jejak, untuk vote dan komen❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Nan Mendung
RomanceNamaku Gadis, anak tunggal yang selalu merasa kesepian. Temanku hanyalah angin yang berlalu lalang. Di sini, aku akan menceritakan tentang seseorang yang telah mengajarkanku cara menikmati hidup dan tersenyum berdamai dengan semesta. Aku sangat me...