Aku adalah anak tunggal, dari keluarga yang lumayan berkecukupan. Mamah dan papahku, bekerja sebagai pebisnis. Kadang juga, kedua orang tuaku sering pergi keluar kota karena pekerjaan.
Di rumah hanya ada tiga orang saja, yaitu aku dan kedua orang tuaku. Itu artinya, rumahku tidak ada asisten rumah tangga. Jadi semua pekerjaan rumah, dikerjakan oleh masing masing.
Rumahku berlantai dua, dan kebetulan kamarku ada dilantai atas. Karena rumahku sering sepi dan hanya ada aku, itulah menjadi alasan kedua orang tuaku untuk tidak menggunakan jasa ART.
Aku, bukan anak tunggal yang berbahagia. Tidak seperti anak tunggal pada umumnya, yang selalu disayang oleh kedua orang tuanya.
Mungkin, aku ini jiwa kesedihan yang masih hidup.
Mamah, yang dari awal menikah ingin punya anak laki-laki. Tetapi, kehendak Tuhan jauh lebih kuat dari keinginan mamahku.
Ketika aku dilahirkan ke dunia, mamah sangat kecewa atas kelahiranku. Karena selama proses kehamilan, mamah didiagnosa anaknya itu laki-laki, seperti yang diinginkannya.
Namun, mau bagaimanapun aku sudah lahir, dan takdir mempertemukan aku dengan orang tuaku.
Aku pun tidak bisa memilih untuk dilahirkan oleh siapa, semuanya memang sudah takdir dari yang maha kuasa.
Saat aku berumur 5 tahun, mamah didiagnosa tidak bisa punya anak lagi. Karena ternyata, mamahku itu lemah kandungan. Jadi sangat sulit untuk memiliki anak kembali.
Mulai dari situlah, mamah merasa sangat terpukul. Karena aku adalah anak yang tidak diharapkan, jadi mamah selalu berkata menyakitkan tentang diriku.
Kepintaran aku di sekolah, tak pernah membuat mamah bangga atas pencapaianku.
Bahkan jika mamah sedang marah, ucapan yang keluar dari mulutnya sangat membuatku sedih dan kecewa.
"Gadis, mamah nyesel harus melahirkan kamu!
"Karena ngelahirin kamu, sekarang kandungan mamah jadi lemah!
"Dan keinginan mamah untuk punya anak laki-laki, udah ga ada harapan."Ingin rasanya aku hilang saja, agar tidak mendengar mamah mengatakan hal itu.
Tapi walau bagaimanapun, aku tetap sayang sama kedua orang tuaku. Karena mereka, aku bisa ada di dunia ini.
Mamahku juga sangat selektif dalam pemberian nama. Walaupun aku bukan anak yang diinginkan. Tapi didalam namaku, tetap terselip do'a dari orang tua kepada anaknya.
Gadis Sekala Mentari.
Aku diharapkan, menjadi wanita yang selalu bersinar terang, selalu tersenyum seperti mentari pagi, dan dapat memberi kehangatan bagi orang di sekitarnya.
Aku mengetahui semua cerita tentang mamah, dari papahku. Papah, selalu menceritakan tentang apa yang aku tanyakan padanya.
Termasuk arti dari namaku, papah juga yang menjelaskan.
Sedari kecil, aku sudah mempunyai riwayat asma. Jika banyak pikiran, asmaku bisa kambuh dimana saja. Jadi, aku harus membawa inhaler kemanapun aku pergi. Tetapi, kebiasaan burukku yaitu pelupa. Dan alhasil, aku sering lupa membawa inhaler.
Takdir, yang membawaku ada disini. Semoga aku kuat menjalaninya, sampai akhir cerita.
Tertanda,
Gadis Sekala Mentari.~~~
Alarm ponselku berbunyi sangat kencang, tepat ditelingaku. Lalu ku ambil handphone itu, dan ingin mematikan alarmnya. Namun, ketika aku lihat jam di handphone, aku pun langsung terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Nan Mendung
RomanceNamaku Gadis, anak tunggal yang selalu merasa kesepian. Temanku hanyalah angin yang berlalu lalang. Di sini, aku akan menceritakan tentang seseorang yang telah mengajarkanku cara menikmati hidup dan tersenyum berdamai dengan semesta. Aku sangat me...