"Alzam! Ih mau kemanaa?" Tatyana mengejar Alzam yang mulai mengayuh sepeda bututnya ke luar gerbang sekolah.
"Gue disuruh cepet pulang sama ibu. Duluan, ya."
"Eh! Tunggu! Kenapa disuruh cepet pulang?" Alzam mengerem sepedanya. "Ada tamu di rumah, gue ga tau siapa. Nanti malem gue telfon deh, janji."
Tatyana menatap Alzam dalam. "Bener, ya?"
"Iya, Tatyana."
"Ya udah, hati-hati, ya."
Alzam mengangguk. "Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
***
Alzam pun tiba di rumahnya pukul 14.30 wib. Ia sedikit deg-degan saat melihat sebuah mobil mewah terparkir di dekat rumahnya. Apakah itu mobil tamu yang dikatakan ibunya tadi?
Ia menaruh sepedanya asal di depan rumahnya. Segera ia masuk dan mengucapkan salam.
"Assalamualaikum, bu. Alzam pul-"
Ucapannya terhenti dan matanya membesar seketika. Di sana, di sofa lusuh rumah kecil itu, ada 2 orang yang duduk dengan manis sambil menatap Alzam dengan penuh kerinduan. 2 orang yang menemaninya sedari ia lahir sampai ia berumur 13 tahun.
Tangan Alzam mengepal seketika, air mata menetes dari matanya. 2 orang itu, adalah orangtua kandung Alzam Ibrahim.
"Alzam," lirih Maryam. Ia tak dapat menahan air matanya ketika akhirnya setelah 5 tahun, ia bisa melihat anak semata wayangnya dengan matanya sendiri.
Ibrahim, Papa Alzam, bangkit dari duduknya. "Alzam, papa kangen."
Alzam masih setia berdiri di depan pintu. Menatap dengan tajam kedua orang itu. "Apa-apaan ini?!"
"Alzam,"Ria menarik lengan Alzam. "Ayo nak, masuk dulu."
"Ada apa ini, bu?! Bukannya dua orang ini bangkrut terus menipu sampai ratusan juta sampe masuk penjara?!"
"Alzam," tegur Ria. "Ga boleh begitu, mereka orangtua kandungmu,"
"Orangtua mana yang tega ninggalin anaknya?" ucap Alzam dingin.
Maryam gemetar mendengar suara berat nan dingin itu. "Z-Zam, mama bakal jelasin."
Ria menarik tangan Alzam pelan. "Duduk dulu, nak."
Alzam akhirnya nurut. Ia duduk di single sofa dengan mata yang mengarah ke lantai. Tak ingin melihat kedua orangtuanya.
"Apa kabar, Nak?" tanya Maryam.
"Ga usah basa-basi, jelasin yang kalian mau jelasin sebelum saya muak."
"Alzam," tegur Ria untuk kesekian kalinya.
Maryam tersenyum pada Ria, lalu ia menatap lagi pada Alzam. "Iya, mama bakal jelasin."
Maryam menghela nafas pelan. "Maafin kami, selama ini kami berbohong sama kamu. Kami ga bangkrut, kami ga menipu, dan kami ga di penjara, nak. Kami terpaksa menitipkan kamu sama bu Ria."
Alzam menatap Maryam dengan terkejut. "Maksudnya apa?!"
"Mama sama papa cuma pengen kamu punya temen yang tulus sama kamu, Zam. Mama ga mau kamu dimanfaatin terus sama temen kamu."
Alzam diam, masih menatap Maryam dengan pandangan bertanya.
"Kami terpaksa berbohong, nak. Kami ingin kamu dapat teman yang tulus, bukan karna harta-"
"Dengan cara seperti ini?" tanya Alzam dengan suara tertahan.
Maryam mengangguk takut-takut.
Alzam mengusap wajahnya. "Apa kalian tau, gimana takutnya saya waktu itu, gimana bingungnya saya, gimana sedihnya saya?! Tau ga?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My rich girlfriend
Teen FictionShaima Tatyana, gadis yang bisa membeli apa saja dengan uangnya. Shaima Tatyana, gadis yang bisa mendapatkan semua yang ia inginkan dengan uangnya. Tetapi, hanya satu yang sulit ia dapatkan, seorang siswa di sekolahnya yang bernama Alzam Ibrahim. Ba...