"Halo? Cil? Gimana? Itu si bangsat ngomong apa aja?"
Terdengar decakan Cecil di ujung telepon.
"Dia itu pacar gue, Ta. Dia juga punya nama,"
"Bodo amat, deh. Mau dia pacar lo, supir lo, tukang kebun lo, gue gak peduli."
"Hm, dia ga ngomong apa-apa."
Tatyana menyipitkan matanya. "Beneran lo? Awas aja kalo sampe lo boongin gue."
"Ck. Lo nelfon gue cuma buat nanya itu?"
Tatyana termenung. "Gak, sih. Gue nanya itu sama mau minta jawaban pr matematika, otak gue mumet banget daritadi gak tau jawabannya."
"Semprul! Gue pikir lo kangen sama gue,"
"Najis!"
***
Bel istirahat berbunyi. Seluruh siswa berbondong-bondong menuju kantin. Tak terkecuali Tatyana dan Cecil.
"Lo mau apa? Gue pesenin deh,"
"Baiknya mbak Cecil, tumben. Ada maunya gak nih?"
"Lo kapan si berenti su'udzon sama gue, Ta?" Cecil menunjukkan wajah tersakiti.
Tatyana terbahak. "Bercanda, sayang. Gue mau sate ayam, pake lontong 2, cabe pisah, pakein cabe rawit iris. Sama minumnya lemon tea aja, esnya dikit."
Cecil memaksakan senyum. "Untung lo sahabat gue, Ta." Lalu ia pun pergi memesan makanan.
Tatyana mengedarkan pandangan. Kantin sangat ramai. Malah di depan stand burger ada yang berebut tempat duduk sampai cubit-cubitan. Tatyana geleng-geleng kepala.
Ia bersyukur dapat tempat duduk persis di depan stand jus. Tempatnya sangat nyaman.
Lagipula jika ia tak dapat tempat, pasti semua orang dengan senang hati memberikan tempat duduk mereka untuk dirinya. Ya iyalah, anak pemilik sekolah gitu loh.
Oke, dia mulai sombong.
Tatyana terdiam, ia belum mencari Alzam. Dimana pacarnya itu?
Ah, pasti di taman, sedang asyik membaca buku tebal yang hanya terdapat tulisan-tulisan membosankan.
Tatyana pun pergi mencari Cecil untuk meminta izin agar dirinya bisa nememui Alzam.
***
Tatyana tersenyum menatap Alzam yang sedang duduk di salah satu kursi di taman. Sebelum kesini, ia menyempatkan diri membeli beberapa roti dan air mineral untuk Alzam. Ia tahu pasti Alzam belum makan.
"Alzam?"
Alzam mengangkat kepalanya. Tersenyum kecil melihat wajah Tatyana muncul.
"Ga istirahat?" tanya Alzam.
Tatyana menggeleng. "Mau istirahat sama lo aja, di sini."
Alzam terkekeh. Ia berdeham untuk menyembunyikan kegugupannya.
Gugup? Sejak kapan ia gugup kepada cewek bernama Tatyana?
"Gue bawa roti, makan dulu."
Alzam menggeleng. "Lo aja,"
"Lah, ini gue bawa 2. Kita makan sama-sama. Perut lo harus diisi."
Alzam melirik roti yang Tatyana sodori. Nampak begitu lezat, akhirnya ia pun mengambilnya.
Tatyana terdiam ketika tangannya bersentuhan dengan tangan Alzam. "Tangan lo kok panas?"
Alzam mengangkat kedua alisnya. "Ha?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My rich girlfriend
Teen FictionShaima Tatyana, gadis yang bisa membeli apa saja dengan uangnya. Shaima Tatyana, gadis yang bisa mendapatkan semua yang ia inginkan dengan uangnya. Tetapi, hanya satu yang sulit ia dapatkan, seorang siswa di sekolahnya yang bernama Alzam Ibrahim. Ba...