1. Pertemuan kedua

146 11 0
                                    

Cecil tertawa terbahak-bahak.

"Siapa suruh jadi orang gaptek? Rasain lo," kata Cecil masih saja tertawa.

Tatyana cemberut melihat sahabatnya itu hanya tertawa saat ia menceritakan kejadian memalukan kemarin malam.

"Tapi, dia ganteng, sih. Arab - arab gitu.."

"Halah, semua aja lo bilang ganteng," cibir Cecil. Tatyana hanya melirik sinis Cecil.

"Kita jamkos nih, Na. Kantin yuk?" ajak Cecil.

"Gak, ah. Ntar dateng lagi, pak Amar," ujar Tatyana, takut akan guru Bahasa Inggris nya yang amat killer itu.

"Cupu, bokap elo yang punya sekolah, nih. Bukan pak Amar," kata Cecil enteng.

Tatyana berfikir sejenak. Benar juga, ayahnya yang mempunyai sekolah ini.

"Hmm, yaudah yuk,"

●●●

"Gue mau burger sama cola aja," kata Tatyana. Cecil hanya mengacungkan jempol dan pergi memesan.

Tatyana mengeluarkan ponsel dan earphone dari sakunya, ia ingin mendengarkan lagu. Nah, salah satu hobi Tatyana adalah mendengarkan lagu.

Ia menggerakkan kepalanya ke arah kanan dan kiri, mengikuti alunan musik.

"Nih," tiba tiba saja, Cecil datang dan membawa makanannya dan makanan pesanan Tatyana.

"Makasih," kata Tatyana singkat. Lalu mereka mulai makan dengan tenang.

Setelah selesai makan, mereka memutuskan untuk ke taman karena keadaan kantin mulai ramai, karena sudah memasuki jam istirahat.

Keadaan taman SMA Pertiwi sangat sepi, karena kebanyakan siswa dan siswinya lebih memilih bermain ponsel di dalam kelas masing-masing. Memang, SMA Pertiwi membebaskan siswa-siswinya untuk bermain ponsel ketika istirahat tiba.

"Gimana sih, rasanya elo jadi anak pemilik sekolah ini?" kata Cecil tiba-tiba.

"Biasa aja. Ada sih, orang yang deketin gue cuma buat manfaatin, tapi gue bisa kendaliin diri lah buat ga di perdayain gitu," Cecil manggut-manggut.

"Kasian deh, bunda sama ayah lo." Tatyana mengangkat alisnya.

"Maksudnya?"

"Ya, kasian. Punya anak cantik, tapi ga berguna kayak elo. Udah gaptek, ga punya keahlian, prihatin gue," Cecil terbahak.

Tatyana langsung menjambak rambut Cecil, "Untung lo sahabat gue ya, Cil. Kalo bukan udah gue keluarin dari sekolah lo,"

"Mentang-mentang anak pemilik sekolah," Tatyana mengangkat bahu.

Lalu mereka terdiam beberapa menit.

"Gue punya keahlian tau, Cil." kata Tatyana tiba-tiba.

"Apa?"

"Gue jago gambar," seru Tatyana.

"Ha? Masa sih?" tanya Cecil.

"Iya! Gue jago gambar alis," ucap Tatyana bangga. Cecil memutar bola mata malas.

"Udah lah, kalo ga punya keahlian tuh, diem aja. Jangan banyak bacotnya," ujar Cecil. Tatyana hanya bisa cemberut.

My rich girlfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang