01

15 8 4
                                    

Kenalin nama aku Mai, yang aku tulis ini adalah cerita kehidupanku menurut pandanganku sendiri dimana dari kecil aku mendapat kekerasan, entah mengapa aku tidak dapat mengingat apa apa pun kenangan indah di waktu kecil hanya ingatan tentang hal buruk saja. Sulit untuk memberi tahu kalian kondisi ku seperti apa sementara kalian tidak pernah mengalaminya sendiri, diumur 5 tahun aku masuk TK menjalani hidup selayaknya anak kecil biasa.  Aku selalu bisa menarik perhatian semua orang di sekitar ku meskipun tidak melakukan banyak hal orang orang itu merasa bahwa diriku ini sungguh menarik padahal bagiku ini mah bukan apa apa.

Aku adalah perempuan yang dapat di sebut sebagai wanita brengsek ini sih bukan berlebihan tapi memang begitu lah diri ku adanya, aku hanya terlalu pandai menyembunyikan betapa brengseknya dan busuknya diri ini. Aku tumbuh dengan segala kekerasan baik lisan maupun langsung secara fisik, saat aku mendapatkan kekerasan yang dapat aku lakukan hanya menangis dan meraung dengan keras seakan aku sangat tersiksa padahal itu belum seberapa dari yang akan aku rasakan kedepannya nanti, menangis adalah cara ku oh...  Bukan tapi cara kami para anak anak untuk mendapatkan perhatian, yah awalnya aku mendapatkan perhatian dari mama dan ayah ku mereka memarahi saudara saudara ku karena telah usil padaku.

Aku merasa menang dan sangat senang karena mendapat perhatian yang harusnya didapatkan anak seumuran ku, aku selalu melakukan itu berulang kali hingga akhirnya saudara saudara ku mulai membenci dan tidak suka dengan keberadaan ku yang cengeng dan suka sekali mengadu dan dimulailah nasib buruk ku saat itu pula.

Aku tidak ingat umur ku saat ibu dan ayahku sering meninggalkan ku tapi yang jelas saat itu aku masih sangat kecil, pagi buta ibu sudah harus pergi kerja sementara ayahku akan pergi kerja setelah semua saudara ku berangkat sekolah. Karena aku sendirian jadinya aku di titipkan pada budeh  aku pun akhirnya sering sendirian karena selagi aku ditempat titipan aku hanya bisa duduk diam di rumah dan selalu di paksa untuk tidur siang "aku sangat benci tidur siang' itu lah isi pikiran anak kecil jika di pinta untuk tidur siang.

Aku akan kembali lagi ke rumah ku ketika kakak dan abang ku sudah pulang sekolah, mereka akan menjemput ku langsung kami semua tidak suka di titipkan pada orang lain tidak ada alasan yang kuat tapi bisa di jamin alasan kami tidak suka di titipkan karena kami tidak punya kebebasan sendiri selalu di perintah ini itu harus patuh dan jangan membantah namun semakin di larang semakin memberontak pula kami, tapi tetap saja pemberontakan ku tidak bisa sama seperti kakak dan abang ku yang bisa langsung memberontak dengan beraninya aku ingin menjadi seperti mereka tapi aku tidak punya keberanian sama sekali.

Terlalu sering di tinggal mau itu pagi siang atau malam aku jadi muak karena selalu dititipkan dan begitu terus sampai beberapa bulan dan aku mulai berani memberontak, keluar dari rumah dan bermain dengan anak tetangga lainnya itu sangat membuat ku bahagia.  Aku jadi sedikit nakal karena selalu sendiri hingga suatu hari aku mendengar budeh ku menceritakan betapa nakalnya semua anak mama, menjelekkannya di belakang kami sungguh membuat ku jengkel namun pada akhirnya aku memilih untuk menjadi anak yang patuh saja agar bisa mengurangi gosip buruk tentang keluarga kami.

PENANTIAN (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang