9

2K 100 0
                                    

tanpa rengganis sadari azan zuhur sudah berkumandang, ia segera menunaikan ibadah, usai itu rengganis baru ingat jika hari ini dirinya menjanjikan membawa makan siang ke kantor deon, dengan tergesa perempuan yang memiliki hidung mancung tersebut bergegas pergi ke dapur mini di butiknya dan segera membuat nasi goreng.

"rin, saya pergi dulu, jagain butik, bilang kalo ada apa-apa" ucap rengganis setelah ia siap pergi ke kantor deon.

"siap bu" ucap sang asisten, kemudian rengganis keluar dari butik sembari membawa rantang.

"ke kantor suami saya pak" ucap rengganis pada supir yang deon berikan padanya.

pria yang sudah 1 tahun menjadi salah satu supir pribadi keluarga deon hanya mengangguk, mobil pun segera pergi dari tempat tersebut.

35 menit kemudian mobil berwarna putih itu pun sampai di loby perusahaan deon, rengganis keluar dan langsung melangkah ke dalam gedung.

"selamat siang bu" ucap satpam yang menjaga pintu.

"siang" balas rengganis tanpa senyum.

di dalam rengganis di arahkan penjaga loby untuk segera menuju ruangan deon.

sampai di depan pintu berwarna coklat rengganis langsung di persilahkan masuk.

"assalamu'alaikum" ucap rengganis sembari masuk ruangan deon.

"walaikum'salam" ucap deon.

"maaf baru dateng" ucap rengganis tak enak hati.

"gw kira lo lupa" balas deon, pria itu berjalan ke arah rengganis.

sedangkan rengganis menyiapkan makan siang seperti layaknya seorang istri, deon yang duduk di soffa tersenyum melihatnya.

"gw kira bukan lo yang kesini" ucap deon lagi.

rengganis tidak menanggapi.

setelah siap rengganis pamit pergi.

"saya langsung pergi ya" ucap rengganis setelah makanan deon siap.

"gak mau nemenin gw makan?" tanya deon sembari menatap sang istri.

ingin rengganis menolak namun ia masih tahu rasa terima kasih.

rengganis yang sudah berdiri pun duduk kembali.

"makasih" ucap deon.

lagi-lagi rengganis tidak menanggapi.

"tapi kalo lo keberatan ya gw gak maksa" ucap deon.

"saya gak sibuk" balas deon.

"udah makan?" tanya deon.

"belum laper" jawab rengganis.

"enggak, lo harus makan, nanti sakit lagi" ucap deon.

deon mengambil nasi di sendok miliknya kemudian memberikan nya pada rengganis.

"saya gak laper" tolak indira.

"buka mulut" ucap deon tidak bisa di bantah.

dengan terpaksa rengganis membuka mulut dan makanan tersebut pun masuk ke dalam kerongkongan nya dengan lancar.

deon tersenyum tipis.

"temenin gw sampe sore ya" ucap deon.

rengganis mengangguk, deon kembali memberikan suapan kepada istrinya, dan pada akhirnya mereka makan di tempat yang sama.






°°°°°°°°°°°
beberapa bulan belakangan ini hubungan deon dan rengganis sedikit lebih baik,  walau rengganis tetap bersikap dingin pada suaminya.

dan kini mereka sedang berada di rumah orang tua deon, tadi pagi alvina mengubungi deon untuk datang ke rumah bersama rengganis

"kapan kalian progam buat punya anak?" tanya alvina membuka obrolan pada sepasang suami-istri tersebut, saat mereka baru sampai.

"sedikasih nya aja mah" jawab deon sekenanya.

"tapi pernikahan kalian udah 1 tahun lebih" ucap alvina.

"tapi aku gak bisa ngatur kehendak tuhan" ucap deon.

alvina menghembuskan napas, ia paham namun jauh dalam lubuk hatinya, alvina ingin sekali cepat menggendong cucu.

"mama cuma pengen banget ngurus cucu" ucap alvina pelan.

"sabar mah, semua butuh proses" hanya itu yang bisa deon ucapkan.

sedangkan rengganis hanya jadi pendengar setia, mata dan tangan nya fokus menggambar, jika memungkinkan rengganis memang selalu menggambar dimana pun ia berada.

alvina melirik rengganis yang hanya diam, asik dengan dunianya sendiri.

"rengganis" panggil alvina.

rengganis pun menoleh.

"kamu mau ngasih cucu buat mama kan?" tanya alvina.

rengganis mengangguk sembari tersenyum tipis.

"kasih mama cucu secepetnya ya" ucap alvina.

"insyaallah" balas rengganis kemudian perempuan itu lanjut menggambar di atas kertas putih yang ia genggam.

alvina memaklumi sikap rengganis yang tidak banyak bicara, orang tua rengganis sudah bercerita banyak tentang rengganis, wanita itu memang sangat pendiam dan irit bicara pada siapapun.

alvina mengelus kepala rengganis, menantunya itu duduk tepat di sebelah kirinya sementara deon duduk di soffa single.

"kalian mau makan siang disini?" tanya alvina.

"boleh" jawab deon.

alvina pun menatap rengganis dari samping.

"ganis, bantuin mama di dapur ya" ucap alvina lalu berdiri dan pergi ke dapur.

mendengar itu rengganis pun berhenti menggambar, ia memasukkan kertas itu ke dalam tas yang dirinya bawa kemudian segera menyusul sang mertua.

sementara deon lebih memilih sibuk dengan ponsel.

 foreign marriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang