10

2.2K 109 0
                                    

"kenapa liatin gw begitu?" tanya deon pada istrinya.

"mukanya kelihatan pucet" jawab rengganis.

"gw gak papa" balas deon.

rengganis mengangguk.

mereka kembali melanjutkan sarapan, setelah nya deon melangkah keluar rumah namun saat ia ingin masuk mobil, tiba-tiba deon merasa pusing, sang supir yang membukakan pintu pun sadar dengan keanehan sang boss.

"anda baik-baik aja sir?" tanya sang supir.

"gapapa" jawab deon.

"tapi pak, anda kelihatan pucat" ucap sang supir.

rengganis melangkah keluar rumah untuk memberikan ponsel deon yang tertinggal di meja makan.

"ini hp nya ketinggalan" ucap rengganis. seraya menyerahkan ponsel tersebut pada pemiliknya

"makasih" ucap deon sembari menerima gawai pipih itu.

rengganis melihat wajah deon yang semakin pucat.

"yakin mau ke kantor?" tanya rengganis.

deon mengangguk lemah.

"kalo saya gak ngizinin gimana?" tanya rengganis lagi.

"lo khawatir sama gw?" tanya deon balik.

rengganis tidak menanggapi, ia berbalik dan berjalan masuk ke dalam rumah.

"gw gak jadi ke kantor" ucap deon pada sang supir kemudian melangkah pelan masuk rumah.

rengganis mendengar langkah kaki mengikutinya, dirinya pun menuju dapur.

rengganis menyeduh teh hangat dan memberikan nya kepada deon yang sudah duduk di kursi meja makan, pria itu sudah melepas jas nya.

rengganis menyetuh kening deon, dan benar, suhu tubuh suaminya itu terasa hangat.

"ayo ke kamar" ucap rengganis, dengan telaten wanita itu menuntun deon ke kamar deon.

"makasih" ucap deon pelan, saat ia sudah berbaring di tempat tidur.

"mau saya buatin apa?" tanya rengganis.

deon menggeleng.

"saya panggil dokter ya" ucap rengganis.

"jangan, nanti nyokap gw tau, gw gak mau dia khawatir" ucap deon lemah.

rengganis tidak merespon, ia memilih untuk keluar dari kamar deon.

"ganis" panggil deon pelan.

"saya gak akan panggil dokter" ucap rengganis tanpa berhenti.

beberapa menit kemudian rengganis kembali sambari membawa makanan ringan dan beberapa obat warung milik asisten rumah tangga nya.

"pusing" keluh deon.

tanpa berkata rengganis memijat kepala deon dengan lembut, ia memang pendiam namun bukan berarti dirinya tidak memiliki rasa peduli.

sembari memijat rengganis menghubungi asisten nya untuk mengabarkan kalau hari ini dirinya tidak bisa datang ke butik.

"gak ke butik?" tanya deon sembari menatap rengganis.

rengganis menggeleng.

"gw gapapa, lo pergi aja" ucap deon.

"saya mau jagain aa, biar kita impas" ucap rengganis.

"kalo lo ngerasa terpaksa mending gak usah, gw cuma butuh istirahat" ucap deon.

"bukan begitu maksud saya" ucap rengganis.

"terserah" balas deon, dirinya membelakangi rengganis lalu memejamkan mata.





°°°°°°°°°°°°
pagi ini rengganis masuk ke kamar deon untuk memeriksa suhu tubuh pria itu.

"bangun dulu, minum obat" ucap rengganis lembut sembari menyentuh pundak deon.

deon membuka mata dan berbalik menatap rengganis.

"kenapa?" tanya deon pelan.

"minum obat dulu" jawab rengganis.

perempuan itu membantu deon duduk dan menyerahkan obat tersebut.

"udah saya masakin sop, di makan ya" ucap rengganis sembari menaruh nasi bercampur sup tersebut di meja dekat tempat tidur.

"gak laper" balas deon.

"harus makan" ucap rengganis.

"gak laper ganis" balas deon.

"ya udah saya panggil mama" ucap rengganis.

"jangan" ucap deon cepat.

"mangkanya makan" ucap rengganis.

"tapi suapin" ucap deon.

tanpa merespon rengganis mengambil makanan itu dan menyuapi deon dengan telaten.

"lo ke butik aja" ucap deon setelah ia menelan makanan nya.

"gak ada yang mendesak di butik" balas rengganis.

"ya udah thanks" ucap deon.

rengganis mengangguk.

usia makanan habis, rengganis berdiri namun deon mencegahnya.

"kesini lagi kan?" tanya deon.

rengganis mengangguk, setelah itu rengganis keluar kamar, beberapa menit kemudian rengganis kembali sembari membawa makanan ringan.

"tolong pijetin" ucap deon sembari memegang kepalanya.

tanpa merespon rengganis menyentuh kepala deon untuk ia pijat.

"lo samping gw sini" ucap deon seraya menepuk sisi tempat tidur yang kosong.

lagi, rengganis tidak menanggapi namun dirinya langsung berpindah ke tempat yang deon maksud lalu kembali memijat kepala deon.

"thanks" ucap deon sembari tersenyum.

rengganis mengangguk.

"soal omongan mama waktu itu, menurut lo gimana?" tanya deon tiba-tiba.

"yang mana?" tanya rengganis balik.

"minta cucu" jawab deon.

"terserah" balas rengganis.

"lo mau?" tanya deon lagi.

"apa saya bisa nolak?" tanya rengganis balik sembari menatap deon yang juga sedang menatap dirinya.

deon tidak menjawab, ia malah menghadap rengganis kemudian memejamkan mata.

rengganis pun tak berniat membuka suara, ia hanya terus memijat kepala deon.

 foreign marriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang