Part 2

9.7K 554 35
                                    

"Mba, ada yang mau konsultasi. Gimana? Di terima nggak?" Ujar salah satu pegawai Lea di klinik yang ia miliki. Huh...apa dia tidak mendengar perkataan Lea? Lea ingin libur! Ingin menata hidup dan mencari jodoh! Masih aja ditanya mau nerima konsultasi apa enggak. Lea itu konsisten lho, sekali ia berucap A ya A bukannya Z.

"Bilang aja full!"

"Mas yang nelfon bilang mau bayar berapa aja."

"Nggak mau! Aku lagi mau menata hidup!"

"Masnya maksa mbak."

"Bilang aja full! Suruh aja kapan-kapan! Ih, bawel banget itu mas-mas!"

Pegawai Lea seketika cembetut dan kembali berbicara melalui telpon kepada mas-mas yang memaksa ingin konsultasi. Padahal bayaran yang mas itu tawarkan fantastis. Sepertinya mas itu hanya percaya kepada Lea. Secara Lea memang sudah terkenal handal. Tetapi sayang, bos handalnya itu lagi galau karena tak kunjung mendapatkan jodoh.

Hari ini jadwalnya Lea bertemu dengan salah satu kandidatnya lagi. Dosen kece yang akan menjadi calon pacarnya jika cocok. Dilihat dari foto-fotonya, sepertinya ia suka berdandan dengan elegant. Maka dari itulah Lea memakai gaun yang juga sangat elegant saat ini. Gaun off-shoulder dengan potongan slim-fit panjang berwarna hitam. Mengingat mereka akan janji temu di resto yang cukup mewah, sepertinya dandannannya tidak berlebihan. Secara bakalan banyak orang-orang hedon disana.

Dan benar saja, ketika ia baru saja sampai di tempat tersebut banyak sekali wanita yang memakai gaun-gaun dari designer ternama. Padahal mereka hanya akan dinner. Untuk apa memakai gaun semewah itu? beda cerita jika ada acara besar. Itulah kenapa Lea lebih suka makan pecel lele di pinggir jalan. Makan di tempat mewah itu ribet, sedikit, mahal pula.

"Hei..." Seorang pria berjas biru dongker melambai-lambai ke arah Lea. Pria yang ingin ia temui. Sangat tampan dan gagah. Bodynya mirip-mirip Thor, wajahnya juga...Chris Hemswort banget. Entah sikapnya bakalan seasyik Chris atau enggak. Karena biasanya film yang dibintangi Chris itu bagus, asyik, favorite Lea semua.

"Hei." Balas Lea ketika ia sampai di hadapan pria itu. Si mas Chris lokal itu langsung menarik kursi dan mempersilahkan dirinya duduk. Membuat Lea merinding. Inilah pria yang menjadi tipenya selama ini. Ganteng, romantis, gentle.... untuk tahap awal mas ini sempurna. Mari kita ajak ngobrol. Poin utama adalah rasa nyaman. Ingat, rasa nyaman itu penting untuk Lea.

"Kamu cantik banget." Ujar pria itu.

"Kamu bisa aja."

"Ayo pesan makanan." Ujar pria itu mempersilahkannya. Pria itu memanggil pelayan lalu memesankan apa yang Lea inginkan. Pokoknya dia selalu mendahulukan wanita.

Uhhh Lea suka. Mereka mengobrol dan tertawa di sepanjang acara makan malam itu berlangsung. Pokoknya si mas Chris lokal ini oke. Dia bisa mencairkan segala suasana agar menjadi lebih hidup. Pintar mencari topik pembicaraan agar tak bosan. Ya pokoknya nggak garing! Humoris banget.

"Kamu beneran single?" Tanya Pria itu dan Lea menjawabnya dengan anggukan manja.

Pria itu meraih jemari Lea lalu mengenggamnya. Membuat Lea tersenyum dengan malu-malu. Sudah lama sekali tangan itu tak di sentuh pria. Jika tangan itu alumunium, mungkin udah karatan.

"Aku merasa cocok meski kita baru bertemu. Kamu cantik dan asyik. Kamu bikin aku nyaman." That's point!  Nyaman itu penting! Lea sangat menantikan kalimat berikutnya. apa yang akan dia katakan, Lea sudah menebak-nebak. Nembak maybe? Ngelamar?

"Maukah kamu menjadi istri keduaku?"

What..??? Are you kidding me?

Lea geleng-geleng sambil memakan ice cream begitu ia telah sampai kembali di apartemennya. Istri kedua? Gila! Jadi selama 3 jam ia tertawa dan bercanda dengan suami orang? dasar brengsek! Lea benci..!!! Kenapa semua pria di apilikasi itu tidak ada yang benar?

Kalau begini, mana bisa ia mendapatkan pria sebelum hari ulangtahunya?

"Mbak..." Ujar asisten pribadinya terputus karena tatapan mata Lea menajam.

"Apa?"

"Konsultasi."

"LIBURRRRRRR.....!!!!" Teriak Lea frustasi.  Tidak pegawainya, asisten pribadinya, semua sama! Konsultasi terus. Segitu takutnya mereka nggak di gaji?

Mendapat teriakan dari bosnya, asistennya itupun segera mengacir pergi, dan bepamitan pulang karena tugas-tugasnya telah selesai. Ternyata seorang psikiater bisa stress juga karena masalah jodoh.

Dan di tengah kalutnya Lea, tiba-tiba suara pesan terdengar nyaring di ponselnya. Itu dering yang berbeda. Itu dering pesan dari apilikasi kencan online yang ia miliki. Siapa lagi yang mengiriminya pesan kali ini?

"Ethan Pradipta, seorang pengusaha." Lea membaca profil dari pria yang mengiriminya pesan. Melihat-lihat fotonya, dan dia cute banget menurut Lea! Dia gagah, mirip banget sama Massimo di film 365 days. Awww panas banget! Disana juga ada salah satu fotonya bersama seorang anak, yang Lea tebak adalah keponakannya. Udah ganteng,hot,sayang anak-anak lagi! Fix! Idaman!

"Ingin mengenalmu lebih dekat." Tulis pria itu dalam pesannya.

"Ohh.." Balas Lea sok cuek. Sok jual mahal! Dia trauma menerima pria begitu saja. Lea takut setelah bertemu akan gagal lagi seperti dua pria sebelumnya. Dua pria freak yang menyebalkan.

"Maukah bertemu denganku? Aku akan menjemputmu jika kau bersedia. Kita bisa menghabiskan waktu untuk saling mengenal. Siapa tahu cocok."

Lea berjingkrak kesenangan. Ia berharap akan berjodoh dengan mas Michelle Morronne lokal. Haruskah Lea mengiyakan untuk di jemput?

"Aku akan sangat tersanjung, jika kamu memberiku kesempatan untuk mengenalmu lebih dekat." Ujar Ethan lagi dalam pesan yang dikirimnya.

.

.

.

You're matched with Ethan Pradipta


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







Leanna ( The Perfect Date With Duda Ganteng)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang