Chapter 01

419 54 7
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Welcome to my new story "Abifa"
Semoga suka ya dengan cerita ini🤗
Jangan lupa vote dan tinggalkan komentar😉

Terima kasih 🧡

~o0o~

Kring...Kring...Kring..

Bunyi alarm mengagetkan seorang gadis yang tertidur pulas. Gadis itu membuka matanya,ia melirik ke arah jam weker di sampingnya. Gadis itu menguap dan menutup mulutnya dengan tangan kiri.

"Jika salah seorang di antara kalian menguap, hendaklah menutup mulut dengan telapak tangannya, karena sesungguhnya setan akan memasukinya."(HR. Muslim).

Jam menunjukkan pukul 03.00 wib. Dengan cepat,gadis itu beranjak dari kasurnya. Mengambil air wudhu,untuk shalat tahajud.

Gadis itu bernama Hanifa Arsya Salsabila Hadid.

Setelah melaksanakan shalat tahajud,Hanifa membaca Al-qur'an sebentar. Hari ini,hari pertama Hanifa ke seolah barunya. Sekarang,Hanifa menjadi siswa baru  di SMA Favorite. Lebih tepatnya,baru masuk SMA.

"Hua gak sabar ke sekolah. Yes akhirnya,gak sekelas lagi sama si tengil!" ucap Hanifa setelah menutup mushaf Al-qur'an.

Si tengil yang Hanifa maksud adalah Abil Shidqi Arsalaan. Musuh bebuyutan Hanifa,sekaligus tetangganya. Dari dulu mereka selalu bersama. Baik zaman Tk,SD dan SMP. Dan sekarang,Hanifa bahagia karena tidak satu sekolah dan tidak satu kelas dengan musuhnya.

Karena sedari dulu,Abil selalu mengganggu hidupnya. Bukan mengganggu saja, lebih tepatnya pengadu,apa yang di lakukan Hanifa,dan itu salah baginya,pasti di laporkan ke orang tua Hanifa.

Seiring berjalannya waktu,jam sudah menunjukkan pukul 6.00 wib. Hanifa bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah.

Hanifa menghampiri keluarga yang sedang duduk di meja makan. Sedari tadi,Hanifa tidak henti²nya tersenyum. Entah apa yang membuat dirinya selalu tersenyum. Mungkin,karena tidak sekelas lagi dengan Abil.

Abang Hanifa yang bernama Rafa Rafisqy Hadid itu mengernyit bingung.

"Tumben amat muka lo cerah banget dek," ucapnya membuat Hanifa menoleh.

"Oh,harus!" balas Hanifa semangat.

"Wah,tumben² nan loh,btw,kenapa tuh?" tanya Rafa penasaran.

Abifa || HiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang