***
Hanifa berhenti di depan pagar rumahnya. Nafasnya terengah-engah karena berlari. Ia menoleh ke belakang,tidak ada abangnya.
"Alhamdulillah,serigalanya gak ngejar lagi. Capek juga nih gue lari²," gumam Hanifa.
"Rasain lo bang,besok² lo jahilin gue lagi,lihat aja apa yang terjadi." lirih Hanifa.
"Ifa,kamu ngapain di situ nak?" ucap seseorang mengagetkan Hanifa yang sedang menggerutu.
Hanifa berbalik,mencari asal suara. Ternyata,maminya si tengil Abil. " Eh ada tante," cengir Hanifa.
"Kamu lagi ngapain?"
"Eh,ini tan,lagi sembunyi dari serigala ," sahut Hanifa.
"Rafa?"
"Nah iya tan,lagi kumat dia. Soalnya nanti malam,malam purnama," ucap Hanifa tersenyum.
"Kamu ini,ada² saja. Ke rumah tante yuk," ucap Mami Abil menarik tangan Hanifa.
"Eh,t-tapi tan,"
"Udah,buruan!" ucap Mami Abil memaksa. Hanifa hanya pasrah. Ia merasa,anak yang tertukar dengan Abil. Saat ini,Abil berada di rumahnya,dan dirinya berada di rumah Abil.
Mereka sudah terbiasa sedari dulu. Wong,orang tua mereka sahabatan. Jadi sudah biasa.
"Tadi Abil di rumah kamu kan?" tanya Mami Abil yang bernama Farha Ramadhani.
"Tadi sih ada tan,gak tau sekarang." ucap Hanifa nyengir.
"Kue yang di bawa Abil sudah kamu coba kah?" tanya tante Farha.
"Kue?" tanya Hanifa bingung.
"Iya,tadi tante nyuruh dia ngantar kue. Udah di makan?" tanya tante Farha lagi.
Gimana mau nyoba. Lihat muka anak tante aja udah ngajak war duluan. Nyebelin banget sih soalnya. Batin Hanifa.
"Nanti Ifa coba tan," ucap Hanifa menyengir.
***
Rafa sedang duduk bersama keluarganya,dan di tambah dengan kedatangan Abil.
"Bang,kok bisa sih ngejar Ifa segitunya?" tanya Abil penasaran.
"Jodoh lo tuh! Ngeselin banget," ucap Rafa yang masih emosi.
"Kalau kamu gak cari gara²,gak mungkin Ifa buat kayak gitu. Kamu sih,hobi banget buat dia emosi." ucap Bunda.
"Masa cuma di tinggalin tadi pagi,sampai segitunya? Hebat banget dia,bisa buat abang nangis," ucap Rafa membayangkan kartu keluarga palsu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abifa || Hiatus
Teen FictionBagaimana sih rasanya punya tetangga,sekaligus musuh kalian? Tiada hari tanpa ulah. Itulah yang di rasakan oleh Hanifa,gadis yang mudah sekali emosi. Dari dulu,ia sangat memusuhi Abil yang tak lain tetangganya sendiri. Dari TK,SD,SMP dan sekarang SM...