Chapter 10

146 37 7
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Hanifa terbangun dari tidurnya pukul  01.00 malam. Karena tenggorokannya kering. Hanifa berjalan keluar kamar mengambil minum di dapur. Biasanya,Hanifa membawa segelas air ke kamarnya. Tetapi,semalam ia lupa,karena capek seharian di sekolah.

Hanifa menuruni anak tangga. Keadaan rumah masih gelap,hanya cahaya lampu dari luar yang menerangi. Sesampainya di meja makan,Hanifa mendengar suara aneh di dapur. Hanifa merinding mendengar suara orang yang sedang berbicara. Di rumah hanya ada abangnya,Bunda dan Ayahnya pergi,karena ada urusan dengan usaha Ayahnya.

Hanifa berjalan sangat pelan ke arah dapur. Suara itu mendadak hilang. Hanifa menelan ludahnya,seraya menekan tombol saklar. Lampu menyala,saat itu juga,Hanifa berteriak melihat apa yang ia lihat saat ini.

"Aaaaaaaa,setannn!" teriak Hanifa kencang seraya menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Membuat orang itu berbalik menatap Hanifa.

Orang itu berdehem. "Gue manusia," ucap orang itu membuat Hanifa terhenti berteriak. Hanifa menatap orang itu,Hanifa kaget bukan main.

"Abilll!!! Ngapain lo di sini malam-malam? Mau nyuri lo ya?" tuduh Hanifa dengan teriak.

"Sembarangan! Gue di suruh Bang Rafa!" ucap Abil membuat Hanifa melotot.

Abil terkejut melihat Hanifa yang tidak memakai jilbab. Buru-buru Abil menunduk. Terakhir kali ia melihat Hanifa tanpa jilbab itu saat Sd,kelas 4.

Melihat Abil yang aneh,Hanifa baru sadar,ia meraba kepalanya. Dengan cepat,Hanifa berlari mencari kain,apapun jenisnya,yang penting bisa menutup kepala dan rambutnya.

Karena terburu-buru,Hanifa tersandung kakinya sendiri. Untung saja tidak tersungkur. Hanifa langsung masuk ke kamar Bundanya di ruangan tengah. Sesampinya di kamar,Hanifa mengambil dan memakai mukenah berwarna putih milik bundanya. Setelah itu,Hanifa berjalan keluar dengan perasaan legah.

Rafa yang tidur di sofa,di depan televisi terusik, karena mendengar suara teriakan langsung terduduk. Kepalanya langsung pusing. Rafa mendongak,melihat sekelilingnya. Ia terkejut melihat warna putih-putih yang sedang lewat.

"Hantu!!" pekik Rafa berdiri di atas sofa. Hanifa yang sedang memikirkan,kenapa Abil bisa disini,tersentak kaget mendengar teriakan Rafa. Buru-buru Hanifa menghidupkan lampu. Terpampang lah wajah sang abang yang ketakutan menutup mata ,berdiri di atas sofa. Tanpa dosa,Hanifa mendekati abangnya.

"Lo kenapa sih bang?" tanya Hanifa setelah sampai di depan Rafa.

"Astagfirullah Hanifa!!! Gue kira tadi hantu. Kenapa sih pakai mukenah warna putih? Cahayanya gelap pula,horor tau gak!" ucap Rafa seraya duduk.

Abifa || HiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang