Past, Trauma and Youngtae

2.6K 302 50
                                    


Para penghuni kampus YG International sedang disibukkan dengan festival rutin tiap tahun yang biasa diadakan disana, tak terkecuali dengan kelas Doyoung. Mereka tengah sibuk berdiskusi mengenai tema stand mereka nanti.

"Kelasnya Taeyoung anak fakultas Bisnis katanya sih temanya negeri dongeng, kalau kelasnya Haruto dari fakultas teknik katanya temanya pahlawan super, terus kelasnya Mashiho anak seni katanya temanya jejepangan loli loli gitu, kalau kelasnya Seongmin anak HI sih katanya temanya Frozen. Kelas kita temanya apa ya?" Tanya Yujin bingung.

"Disney princess aja gimana? Kan bagus tuh nanti ada yang jadi pangeran ada yang jadi princess." Usul Jiheon.

"Oh boleh tuh nanti yang jadi pangerannya Huijun, Intak, Sungwon sama Woojin terus princessnya Yujin, Yuna, Seeun sama Doyoung." Jelas Woyeon.

"Hah? Apaan? Kok gua princess?" Kaget Doyoung.

"Lo kan primadona kampus Doy, jadi ya lo princess udah titik ngga pakai koma pokoknya harus mau." Paksa Jiheon.

Sementara Yujin dan Yuna hanya terkikik melihat wajah kesal Doyoung.

Doyoung dan Seongmin tengah duduk bersama di kantin umum, menunggu teman temannya yang lain menyelesaikan jadwal kelas mereka. Doyoung asyik meminum milkshake strawberrynya sementara Seongmin sibuk mengunyah kentang gorengnya.

"Kita boleh duduk disini kan?" Tanya Yoonbin.

"Ngga, cari tempat lain sana!" Ketus Seongmin.

"Bodo ah gua maksa." Ucap Jihoon sambil mendudukkan dirinya disisi kanan Doyoung, kemudian disusul oleh Yoshi, Yoonbin dan Junghwan yang ikut duduk.

"Ngapain sih kalian? Kursi banyak juga!" Sewot Seongmin.

"Kursi banyak tapi yang ada Doyoungnya kan cuma disini." Goda Junghwan.

Doyoung memutar bola matanya malas, dia sedang tidak mood meladeni pria pria genit ini. Kepalanya agak pusing karena sulit tidur akhir akhir ini, mimpi buruk mengenai pembullyan 5 tahun lalu terus datang bagai kaset rusak. Doyoung hanya tak mengerti, ia merasa sudah sembuh dan tak lagi takut untuk melawan tetapi kenapa gejala gejala traumanya kian hari kian menguat. Apalagi sejak intensitas pertemuannya dengan teman teman kakaknya sekaligus si para pembully itu semakin sering, mimpi buruk itu kerap kali datang menghantui Doyoung. Mengusik tidur tenang Doyoung dan membuatnya kepayahan dalam mengontrol perasaan serta fikirannya.

Kantin umum yang lenggang seketika ribut, kala seorang perempuan yang tampaknya senior merundung junior lemah berkacamata. Gadis jahat itu dengan tak berperikemanusiaan menumpahkan jus tomat pada pria mungil nan lemah yang hanya bisa menahan tangis. Segala kejadian itu tak luput dari penglihatan Yoonbin, Yoshi, Jihoon, Junghwan, Seongmin dan Doyoung. Doyoung mengepalkan tangannya, merasa marah dengan ketidakberdayaan pria mungil itu. Ia seperti melihat dirinya dahulu, yang diam saja saat kehormatannya diinjak injak. Doyoung buru buru bangkit dari duduknya, berjalan tergesa gesa dan merangsek maju menghalangi si gadis jahat yang kini tampaknya hendak menampar si pria mungil. Tangan Doyoung meremat tangan si gadis kemudian menghempaskannya, menghasilkan pekikan terkejut dari seluruh pengunjung kantin.

Siapa yang tak akan terkejut jika melihat seseorang berani melawan Jeon Somi si anak ketua yayasan.

"Yakkk! Siapa lo? Beraninya lo nyentak tangan gua!" Marah gadis berwajah bule itu.

"Ngga penting siapa gua yang penting stop kelakuan bar bar lo itu!" Kesal Doyoung.

"Lo berani sama gua? Lo nggatau siapa gua? Gua Jeon Somi anak ketua yayasan kampus ini!" Bentaknya.

"Oh kalau gitu kenalin gua Kim Doyoung, bokap gua Wakil Perdana Menteri." Ucap Doyoung dengan wajah yang tetap datar.

Doyoung berhasil membungkam Somi, gadis itu pergi dengan wajah tertekuk kesal setelah tahu ia takkan menang melihat kasta Doyoung yang jauh diatasnya. Sementara para mahasiswa/i disana semakin menatap kagum Doyoung setelah tahu ia anak wakil perdana menteri.

Doyoung memegangi kepalanya, tubuhnya limbung dan hampir saja terjatuh jika Taeyoung tak berada disana untuk meraih tubuh mungil itu dalam dekapannya.

"Dob, lo kenapa?" Tanya Taeyoung khawatir melihat tubuh Doyoung yang tampak bergetar.

"Y-youngtae D-dobby huks takut." Doyoung buru buru membalik tubuhnya, memeluk Taeyoung erat kemudian menyembunyikan wajah sembabnya pada perpotongan leher Taeyoung.

Taeyoung terkejut, Doyoung yang memanggil namanya dengan panggilan sayang bukanlah hal yang baik. Doyoungnya tengah tak baik baik saja sekarang.

"Jangan takut, Youngtae disini. Youngtae ngga akan ninggalin Dobby." Bisik Taeyoung, tangannya tak henti mengusap punggung sempit Doyoung menenangkan. Sementara bibirnya tak henti mengecupi pucuk kepala Doyoung dengan sayang.

"Youngtae huks Dobby mau sama Youngtae, D-dobby takut." Ucap Doyoung bergetar, untuk kali ini saja Doyoung ingin egois. Doyoung hanya butuh Taeyoungnya, dan tak ingin membagi pria itu dengan siapapun termasuk Seongmin sekalipun.

"Iya Youngtae temenin Dobby, kita pulang ya." Ucap Taeyoung yang langsung buru buru menggendong Doyoung ala bridal dan membawanya pergi jauh dari kerumunan.

Sementara teman teman Doyoung yang sudah datang dan melihat setiap adegan tadi hanya termenung bingung, Doyoung mereka sepertinya tengah tak baik baik saja. Baik Seongmin, Jake, Jay maupun Sunghoon berusaha menahan rasa cemburu yang membuncah dalam hati mereka. Menenangkan diri masing masing walau tak dapat dipungkiri ada gelenyar menyakitkan melihat Taeyoung dan Doyoung seperti memiliki dunia mereka sendiri, dunia yang tak bisa siapapun bahkan mereka sekalipun tembus.

Haruto, Jeongwoo dan Jaehyuk yang baru saja tiba juga melihat semuanya. Melihat bagaimana Doyoung yang tadi tampak begitu berani tiba tiba menjadi sosok yang rapuh dan lemah dalam pelukan Taeyoung.

"Lo bisa jelasin ngga apa yang terjadi barusan? Gua ngga ngerti." Ucap Jihoon pada Seongmin.

"Ngapain? Lo siapa emang? Lagian ngga ada untungnya buat gua." Sewot Seongmin.

"Seengganya gua sama temen temen gua perlu tau ada apa sama Doyoung karena kita berniat minta maaf dan perbaikin hubungan sama dia." Ucap Jeongwoo kali ini.

"Please Seongmin, kita bener bener mau nebus kesalahan kita." Mohon Jaehyuk.

"Okay gua ceritain." Final Seongmin, matanya menerawang keatas.

"Gua sama anak Envity lain ketemu Doyoung 3 tahun lalu. Waktu kita ketemu, Doyoung udah baik baik aja. Dia keliatan normal dan bahagia, juga ada sosok Taeyoung disana yang selalu ada buat Doyoung. Mereka ngga pernah kepisah walaupun beda fakultas, mereka kayak belahan jiwa. Yang gua tau, Taeyoung itu teman pertamanya Doyoung di Amerika. Sekaligus matahari buat Doyoung, dia yang bawa kehidupan baru buat Doyoung. Nemenin Doyoung dimasa masa tersulit dalam hidupnya, siapa yang sangka kan cowok sesempurna Doyoung ternyata punya trauma mendalam? Dan itu semua gara gara kalian, gara gara pembullyan kalian 5 tahun lalu. Doyoung emang dinyatain sembuh, dia bisa beraktifitas normal lagi tapi kalau tertekan, banyak fikiran atau mungkin berdekatan sama pembullynya dia jadi kambuh. Traumanya dateng lagi, dan kalau traumanya dateng. Cuma Taeyoung yang bisa nenangin Doyoung, gua atau yang lain ngga bisa karena cuma Taeyoung yang selalu Doyoung sebut dalam tangisannya." Jelas Seongmin panjang lebar.

"J-jadi tadi traumanya kambuh?" Tanya Haruto.

"Dari gejalanya iya gua rasa, apalagi dia keliatan ngga fokus dan ketakutan kayak tadi." Ucap Seongmin.

"Udah cukup kan? Itu aja yang bisa gua kasih tau, selebihnya tergantung gimana usaha kalian." Ucap Seongmin lagi kemudian bergegas pergi dari sana, menyusul teman temannya yang sudah beranjak pergi sedari tadi.

Selepas kepergian Seongmin tadi hanya ada keheningan. Rasa bersalah hinggap di hati Haruto, Jeongwoo, Junghwan, Jihoon, Jaehyuk, Yoonbin maupun Yoshi. Bagaimana bisa mereka merusak hati malaikat seperti Doyoung?


















ToBeContinue

Beautiful LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang