Doyoung kesal, bibir mungilnya terus terusan menyumpah serapahi Jihoon. Matanya tampak melihat keadaan sekitar yang sudah tampak sepi, tentu saja sepi. Festival tahunan sudah berakhir satu jam yang lalu, teman temannya mungkin sudah pulang ke apartemen Doyoung dan berkumpul disana. Doyoung buru buru mengotak atik ponselnya untuk memesan taxi online, tetapi baterai ponselnya keburu habis dan berakhir mati bahkan sebelum ia sempat memesan.
"Aishhh sial banget sih lo Doyoung." Bibirnya tampak mengerucut dan matanya berkaca kaca, tampaknya sebentar lagi ia akan menangis.
Sepasang kaki mungil tanpa alas itu berjalan terpaksa dan ogah ogahan ke arah halte kampus, ia memutuskan akan menunggu bus saja. Bokong berisinya ia dudukan di kursi halte, kakinya ia ayun ayunkan kecil. Dalam hati merapalkan doa semoga ia tak sampai dikira orang tak waras karena penampilannya saat ini. Bibirnya melantunkan lagu milik boygroup asal negeri gingseng yang bernama harta karun.
"Geokjeong ma, han beon deo tteugeobge useojweo tteugeobge." Nyanyinya dengan lembut.
"Useul ttae deo yeppeo neon." Sambar seseorang tiba tiba.
Doyoung terkejut, mendongakkan kepalanya kemudian. Menemukan Jaehyuk dengan senyum tulusnya disana. Tengah berdiri dihadapannya.
"Ngapain lo?" Ketus Doyoung.
Jaehyuk membungkuk, berlutut ditengah kaki Doyoung yang terbuka.
"Nungguin tuan putri, takut ada yang gangguin." Ucapnya.
"Justru lo yang ganggu gua yang ada tuh."
"Gua anter pulang aja ya? Udah mau gelap." Bujuk Jaehyuk.
"Ngga! Nanti lo culik gua!"
"Gua janji bawa lo pulang ke rumah lo dengan selamat." Ucap Jaehyuk, matanya memandang Doyoung tanpa kebohongan.
"Hhh yaudah ayo, gua juga udah capek banget." Ucap Doyoung.
Jaehyuk tersenyum, kemudian matanya tanpa sengaja melihat kearah kaki Doyoung yang telanjang tanpa alas kaki. Telapak kaki cantik itu terlihat mulai memerah. Jaehyuk buru buru melepas sepatunya, kemudian memasangkan sepatunya pada kaki mungil Doyoung.
"L-lo ngapain?" Gugup Doyoung.
"Pangeran yang baik ngga akan biarin tuan putrinya terluka, walau cuma sedikit. Dan kalaupun tuan putri terluka karena pangeran, maka pangeran sendiri yang bakal nyembuhin luka tuan putri. Pangeran bakal mastiin luka itu bener bener sembuh, walau butuh waktu lama sekalipun pangeran ngga akan peduli. Dia cuma bakalan tetap ada disana, mastiin setelah lukanya sembuh. Tuan putri ngga akan kembali terluka lagi, dan walaupun tuan putri udah ngga utuh sekalipun pangeran juga ngga akan pergi. Pangeran bakal melengkapi tuan putri supaya dia utuh kembali kayak semula." Ucap Jaehyuk sambil mendongak, menatap dalam sepasang manik indah milik Doyoung.
Pipi Doyoung memanas, jantungnya berdebar debar keras dan perutnya seperti dipenuhi ribuan kupu kupu. Ia merasa tersentuh dengan ketulusan Jaehyuk, Jaehyuk yang ada di hadapannya bukan Jaehyuk si pria slengean dan playboy yang kasar melainkan Jaehyuk yang tulus dan lembut.
"Yuk pulang." Ajak Jaehyuk sambil mengulurkan tangannya pada Doyoung.
Doyoung menyambut uluran tangan Jaehyuk, untuk kali ini saja Doyoung akan mengikuti hatinya. Bukan rasa dendam dan perasaan bencinya.
Mereka berjalan bergandengan ke arah motor Jaehyuk, Doyoung berjalan agak lambat karena sepatu Jaehyuk yang kebesaran di kakinya. Jaehyuk buru buru melepas Jaketnya, mengenakannya pada tubuh mungil Doyoung kemudian. Tak lupa memakaikan helm bogo ke kepala Doyoung. Jaehyuk bahkan membantu Doyoung menaiki motor besarnya, juga menggengam erat tangan Doyoung yang melingkar dipinggang Jaehyuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Liar
FanfictionSejak kecil hidup dalam bayang bayang sang kakak Doyoung merasa begitu lelah, selalu dikucilkan, dibully, dihina dan dibandingkan membuatnya menjadi sosok yang lain. BxB (Yaoi) Hars Words