Chapter 11

466 51 3
                                    

Pagi hari di tempat kerja. Ia masih sendirian, karena dua rekan dan satu anak magang belum datang.

Jennie menghela nafas lega setelah berhasil menutup bekas merah di leher yang Jungkook tinggalkan padanya semalam.

"Hmmm ada yang habis enak-enak nih? " kata Nayeon yang kehadirannya tak Jennie sadari.

"Ihh apaan sih? "

Nayeon terkekeh kecil. "Kenapa nggak ditutup pakai foundation aja? " tanya Nayeon pada Jennie yang kini sibuk menekan-nekan plester berwarna kulit itu pada lehernya.

"Nggak keburu, tadi bangun kesiangan. Badan gue capek banget! " gadis itu mengeluh. Sesekali Jennie nampak merenggangkan badannya yang terasa begitu pegal. Bagaimana tidak pegal? Ia harus menahan berat tubuh Jungkook semalaman. Pergelangan tangan dan bahunya terasa seperti mau copot. Apalagi lehernya. Rasanya seperti tak sanggup menahan beban kepalanya.

"Ya iya donk capek, kan habis diajak gulat hahaha. Gimana-gimana? Udah sejauh apa? " Nayeon yang selesai membuatkan Jennie teh hangat kini berjalan mendekat, duduk di kursi kerjanya sembari menatap Jennie begitu antusias.

Jennie menyesal sejenak teh hangatnya. "Nggak sejauh itu, cuma cuddling aja semalaman. "

Tentu saja Nayeon heboh, hingga membuat telinga Jennie berdengung. Gadis itu terlampau senang, seakan-akan ia lah yang melakukan.

"Terus-terus? " Nayeon masih kurang dengan asupan cerita dari Jennie.  Melihat raut wajah Jennie yang sendu menimbulkan pertanyaan di kepalanya.

"Lo kenapa? Kaya nggak seneng gitu Jen? "

Menghela nafas. "Gue bingung. Sejujurnya gue udah capek sama pacar gue. Tapi gue cinta sama dia. "

Raut wajah sumringah Nayeon seketika berubah. "Apa yang bikin lo capek sama dia Jen? Soal nggak ada waktu sama lo? Wajar donk, kan dia anak CEO yang otomatis sibuk juga kaya bapaknya. Lo juga gak mungkin gate keeping dia. Toh lo juga udah dewasa? " celotehan Nayeon panjang lebar dibalas celengan oleh Jennie.

"He's cheating on me... "

Kedua manik Nayeon membulat sempurna. Sebelum gadis itu mengeluarkan sepatah kata, Jennie sudah terlebih dahulu memotong. "Semua itu terjadi karena gue yang nggak mau diajak berhubungan badan sama dia. Salah gue juga sih? "

"Jennie? "

Jennie menoleh. Ia heran kenapa Nayeon yang biasanya bicara dengan meledak-ledak kini jadi berubah memelan.

"Kepala lo normal kan? "

"Normal, kenapa? "

Nayeon bangkit berdiri dan mendekat padanya. Menyentuh kedua bahu Jennie, ia kemudian berkata. "Bukan salah lo kalau emang keputusan lo untuk menjaga kegadisan lo sampai menikah nanti. Dan seharusnya pacar lo bisa ngertiin donk? "

"Masalahnya dia udah berani ngejamin kehidupan gue, seandainya kemungkinan terburuk itu kejadian. "

"Kemungkinan apa? "

Jennie tertunduk. "Hamil... "

Ia mendengar Nayeon menepuk jidat.

My SECRETary (Namjen) -  (TAHAP REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang