Semenjak peristiwa tempo hari itu, Jennie kini menjadi semakin menjaga jarak terhadap Namjoon. Ia bahkan menjadi sedikit menghindari pria itu, dan berbicara seadanya saja. Jennie lebih senang menghabiskan waktu di meja kerjanya dan berkomunikasi dengan Namjoon via interkom atau pesan singkat.
Namjoon sadar akan hal itu dan mulai merasa kesal. Ia sangat benci dihindari seperti ini. Memang sih apa yang ia perbuat terhadap Jennie itu keterlaluan, tapi dalam tanda kutip...dia kan mabuk.
"Hahahah."
Bobby yang sedang membaca sebuah koran terlonjak mendengar Namjoon yang tertawa tanpa sebab.
"Bang?"
"Eh iya ada apa?"
"Kamu sehat kan?"
"Iya sehat, kenapa?"
"Kok ketawa sendiri?"
Namjoon pura - pura berpikir, jadi barusan dia tertawa tanpa sebab? Tidak, itu ada sebabnya. Tentu saja karena membayangkan rencana selanjutnya untuk nona sekretaris tersayang.
"Kamu ngapain di sini? Kan udah punya ruangan sendiri, " gerutu Namjoon setelah mengirim email untuk beberapa pemegang saham.
"Oh iya lupa. Cuma mau ngasih tahu aja kalau para anak magangnya datang nanti. Temuin bentar ya?"
"Kan kamu tahu sendiri kalo abang sibuk Bob..."
Bobby berdecak dan meletakkan korannya di atas sofa.
"Yaudah aku minta Jennie aja buat ngurus mereka. "
Mendengar hal itu, spontan Namjoon berdiri dan menahan tangan Bobby untuk tidak keluar dari ruangan.
"Eehhh bentar - bentar! Enak aja kamu mau nyuruh - nyuruh sekretaris abang!!"
"Ya so what? Jennie kayaknya juga senggang kok. " Bobby melepas pegangan tangan Namjoon darinya karena risih.
"Gak! Jennie sibuk! Cari orang lain aja apa kamu sendiri yang turun tangan!"
"Gak bisa lah bang. Nanti aku ada penyeleksian kandidat, interview, asesmen, sama onboarding . Lagian kenapa abang sotoy kalo Jennie sibuk?"
Namjoon melipat tangan di depan dada.
"Ya karena dia mesti ngurus abang!" ucapan Namjoon membuat Bobby menatapnya horror.
"Lah ngurus abang gimana? Kan dia cuma sekretaris, harusnya tugas dia cuma-"
"Hussshhh iya - iya nanti abang temuin anak magangnya! Udah! Puas kamu?? Sekarang keluar cepat!!!"
Namjoon mendorong tubuh Bobby hingga keluar dari ruangannya. Sedang di luar Bobby masih belum bisa mencerna perubahan mood dari kakaknya itu.
"Lahh kok ngamok? Gue bener kan?"
Pria itu menggaruk tengkuknya yang tiba - tiba gatal. Mungkin karena Namjoon phobianya kambuh.
"Pak Bobby permisi! Saya mau masuk!"
Bobby terlonjak karena Jennie yang tiba - tiba ada di depannya.
"Oh iya Jen. Mau nemuin pak Namjoon ya?"
"Iya pak. Mau nyerahin hasil rapat kemarin sama catatan administrasi. "
Jennie tersenyum sambil menunjukan dokumen di tangannya dengan dagu. Bobby mengangguk dan memberi gadis itu jalan. Setelah kepergian Jennie, mendadak Bobby jadi teringat tentang perubahan sifat Namjoon akhir - akhir ini.
Bobby baru sadar, semenjak ada Jennie, Namjoon jadi lebih cerewet dan moodie. Kalau biasanya datar dan judes, sekarang jadi murah senyum. Memang bagus sih? Tapi banyak juga tingkahnya yang aneh. Seperti tadi contohnya. Namjoon sekarang suka senyum dan tertawa sendiri tanpa sebab. Dan dia juga overprotec terhadap Jennie. Pokoknya kemanapun ada keperluan, harus ada gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My SECRETary (Namjen) - (TAHAP REVISI)
FanfictieBerawal dari sosok bintang tamu pengisi di acara motivasi sekolah, dan berakhir menjadi atasannya. Sebagai sekretaris, Kim Jennie harus menjadi lemari untuk menyimpan seluruh rahasia dari CEO nya yang penuh dengan plot twist. Warning : - Bahasa non...